DUA PULUH TIGA

11 2 1
                                    

Gue tertidur di  sepanjang jalan,  sesekali gue  denger pertengkaran kedua orang yang memperebutkan kepala. 
hah? kepala?  apa maksudnya itu?
tapi munggin gue hanya mimpi  Zila membatin.

Gue bersandar di bahu seseorang, entah siapa karna gue setengah sadar. 
Tapi perasaan hangat dan nyaman gue rasain ketika berada di bahunya.

Bus pun sampai dan Zila masih tertidur. 
Ketika dia terbangun sudah tak ada lagi orang di bus kecuali supir dan kondekrurnya. 
Miris. dia di tinggal teman- teman nya dan tak ada satupun yang membangunkannya. Zila terlihat kesal.

Dia keluar dari bus dan mengambil koper miliknya lalu melangkah ke vila yang di sewa pihak universitas nya.

Setibanya di vila dia sudah melihat orang-orang sedang beristirt, ada yang nonton tv, meminum teh dan sebagain yang hanya bertukar obrolan.

"ko kalian ngga bangunib gue sih? "kesal Zila ke arah Siska dan teman teman nya yang lain.

" abisan lu tidur kaya kebo" kata siska sambil terkekeh.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan teh ke arah Zila. 
Zila berharap itu Zean.  tetapi ternyata bukan. 
Itu Rio.  ada swmburat kekecewaan di wajahnya. 
Zila mengambil teh dari tangan Rio dan meneguknya.
Di lihatnya sekarang Zean sedang fokus menatap layar laptop,tampa melirik ke arahnya.

Karna kesal Zila sengaja mendekati Rio dan mencoba akrab dan mengobrol dengannya. 

Sesekali dia kencangkan kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya supaya Zean mendengar nya. 
Berharap cowok itu bisa kesal dan merasakan cemburu. 

Tapi nihil, zean hanya terus terfokus kelayar laptop  nya. 
Zila mendengus sebal.

Zean yang menyadari itu hanya tersenyum simpul yang hanya sedetik. 
"bocah " dia berbicara pelan sekali,  sampai tak ada yang bisa mendengarnya.

Malam itu mereka semua langsung beristirahat. mempersiapkan diri untuk acara besok. 

Pagi-pagi sekali sekitar jam 7 mereka sudah sarapan dan setengah jam kemudian akan langsung meluncur menuju seminar.

Kita semua sudah sampai di acara seminar. 
setelah beberapa orang telah selesai berbicara di depan. Sampai lah dimana setiap mahasiswa dari perwakilan kampus nya masing-masing memebrikan sambutan dan juga sekilas info tentang kampus nya masing-masing. 

Dan Zean lah yang mengemban perintah tersebut dari kampus kami.

Ketika dia berbicara,  semua orang khususnya wanita saling berbisik kepada teman nya tentang ketampanan dan cool nya seorang Zean dimata mereka.
Sampai ada yang memuji ya langsung dengan meneriaki nya dan adapula yang menanyakan dia sudah punya pacar atau belum. 
Dan Zean hanya tersenyum dan menjawab "belum"
Sehingga wanita-wanita tadi berteriak histeris.

Kesal?  tentu saja gue kesel melihat kelakuan yang so cool nya itu, menebar pesona ke setiap orang, dia pikir dia setampan apa. 

Refleks Zila Langsung berdiri dan berjalan keluar.meninggalkan orang-orang yang hanya bisa membuat nya kesal.

Zila duduk di bangku pinggir Aula.  Dia hanya mendengarkan musik dari headset nya. sampai akhirnya ada seseorang yang mencabutnya dengan paksa dari telinganya.

Zila hanya bisa mendengus kesal ketika  Rio lab yang berada di sebelahnya .  lalu duduk menghadap ke arah nya.

"abis lu gue panggil kagak nyaut-nyaut  jangan keseringan pake headset nanti lu bisa budek "

Dia berbicara santai yang tak ayal membuat gue makin kesel.

"udah, cowok kaya dia ngapain dipikirin"  ucap Rio.

Zila langsung mendongak dan menatap tajam ke arah Rio dan seakan bertanya "lu tau dari mana?" 

Rio yang mengerti itu hanya tersenyum. 

"Gue temenan sama Si Zean dari SMA, tapi pas kuliah gue pindah "

" oh" hanya itu yang bisa keluar dari mulut zila.

pantas saja mereka tidak sungkan saling bersitegang, tapi apa itu bisa di katakan sebagai pertemanan. ah entahlan. zila membatin.

Setelah acara selesai, mereka semua kembali ke villa.

Sekitar jam 7 malam Zila melihat zean yang sudah rapi.
Zila pun refleks menghampirinya.

"mau kemana? " tanya Zila cuek.

" mm ada Janji " jawab zean tak kalah cuek.
" ketemu cewek? " tanya Zila lagi.

Tak ada jawaban dari Zean. karna memang dia akan menemui cewek yang tadi mengajaknya kenalan.  karna dia merasa bosan di vila. dia meng iyakan ajakan cewek tersebut untuk makan mlm bersama. 

" kayaknya bner " Zila tersenyum miris. 

" kenapa? " tanya Zean so cuek. 

" kalo gue minta lu batalin,  apa lu bisa?  "
Tanya Zila sambil memandang lekat manik mata Zean. 

Mereka saling pandang sesaat. 

Zean sebenarnya tak tega melihat gadis yang dicintai nya menjadi murung seperti itu.

Sebenernya apa yang terjadj dua antara gue dan Zila.  sebenarnya salahnya dimana?
Gue merasa kita berdua saling sayang,  tapi kenapa seperti ada tembok pembatas? 

kesal Zean frustasi. 

GIVE ME YOUR LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang