Fatimah Putri Khairunnisa, nama indah pilihan ibu untukku. Sering teman-temanku meledek karena aku memang seperti kisah Fatimah Az Zahra dan Ali yang mencintai dalam diam. Tapi kalian perlu tau bahwa sangat tak mungkin bila aku disamakan dengan putri Rasulullah itu bukan.
______________________________________________
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fatimah. Karib kecilnya, putri tersayang dari Sang Nabi - sepupunya itu -, sungguh mempesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan lepala yang dilumuri isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh kasih. Ia bakarkan kain perca dan ditempelkan pada luka untuk menghentikan darah ayahnya.
______________________________________________
Aku pengagum putri Rasulullah tersebut memang. Tau bagaimana kisahnya, sifat penyayangnya, dan cinta yang dipendam oleh Ali untuknya. Yah sepertinya aku lebih cocok berperan menjadi Ali. Aku tau cinta adalah salah satu anugerah yang diberikan Allah pada setiap hambanya. Tapi bukan berarti aku tak percaya cinta, lebih tepatnya belum percaya laki-laki.
Laki laki pertama yang kucintai itu mungkin hanya kurang bersyukur memiliki putri kecil seperti aku. Pendidikan otoriter yang beliau terapkan di rumah tiba tiba menjadi luntur tersiram kabar kelahiran putra keduanya. Aku tidak merasa iri, karena aku sudah harus mengerti tidak mungkin ada orang tua yang membenci anaknya. Tapi bayangan kekerasan dan masa lalu kelam tak dapat terhapus permanen dalam ingatanku. Aku tetap menjadi Nisa si penakut dan rendah diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Subuh
Teen FictionFathan bukan lelaki sempurna, hanya seseorang yang menjadi impian Nisa. Sederhana dan bagus agamanya. Bersahabat sejak lama, dan dengan sadar menaruh rasa. Nisa paham rasa itu tidak pantas disampaikan, dengan diam ia berharap Fathan mengerti dan men...