Lelaki Subuh

Mawar

Rahmawati Mawar. Perempuan cantik, yang tidak sengaja kuketahui namanya dari instagram Bang Fathan. Dari sebuah foto mereka berdua yang menurutku, tidak biasa.

Jadi ini perempuan yang Fathan ceritakan padaku? Cantik. Dan menyenangkan.

Itulah yang terpikir olehku ketika pertama kali melihat history postingannya. Stalking? Nggak sih aku hanya ingin tau saja. Cemburu? Salah besar. Hatiku bukan naif, mungkin seikhlas ini hingga aku tak meletakkan nama Bang Fathan dihatiku, namun menitipkannya pada setiap doa di penghujung sujudku pada Allah.
Aku tak tau dan sebenernya tidak berminat untuk mencari tahu lebih banyak, tapi kalimat Fathan kala itu yang membuatku sedikit terusik.

"Diatau kamu kok, Nis. Katanya dari temennya dia yang juga sahabat kamu" jelas Fathan tanpa memberi tahu bahwa perempuan itu bernama Mawar.

Suatu hari ada dm untuk pertama kalinya dari, Mawar. Alhamdulillah itu adalah awal perkenalan kami. Tak ada benci, bahkan aku senang berkomunikasi dengannya. Aku adalah perempuan, sebaik apapun dia menyembunyikannya aku tau dia ingin mengetahui diriku seperti apa.
Banyak hal yang kami bahas. Titik jengahku adalah ketika dia membahas Bang Fathan. Bukan aku menutupi, akupun tau bagaimana perasaan perempuan. Ada gurat cemburu dalam bahasa tulisannya, dan sebaik mungkin aku mencoba menghindari pembahasan itu.
Kujelaskan apa yg dia tanyakan. Dan aku menyatakan Fathan hanya sebatas teman yg memang faktanya seperti itu kan. Tapi dia tak percaya semudah itu. Ya, itulah kenapa aku menghindari makhluk istimewa. Perempuan.
Aku tak mengatakan padamu aku punya mata ketiga haha. Tapi aku tau banyak hal yg sudah Mawar lakukan. Mencari tau tentang hubungan ku dengan Fathan lewat teman-temanku, bahkan bertanya langsung pada Fathan. Astaghfirullah kujamin jawabannya bakal sama.
Ada satu hal yg aku tidak suka, ketika Mawar berusaha memberi tahu bahwa aku mempunyai perasaan pada Fathan, bahkan aku berambisi padanya? Punya hak apa dia? Aku saja berharap Allah menutup rapat rahasiaku agar aku tetap bersama Fathan, lantas? Diakah pengubah takdirku? Diakah pembuka rahasiaku?