Sepulang dari kampus rasanya tubuh ini begitu lelah. Hati pun serasa sangat amat tidak terkondisikan. Aku teringat email masuk yang sempat kuabaikan tadi. Kuraih handphoneku dan ku cek kembali isi email tersebut.
"Selamat, anda dinyatakan lolos dalam penerimaan beasiswa kategori Universitas Luar Negeri. Silahkan kirimkan berkas dan kami tunggu 3x24 jam untuk konfirmasinya. Terima kasih. Tertanda panitia penyeleksi beasiswa"
Masyaallah, terselip rasa syukur namun aku tau ada hal lain yang kuharapkan. Allah tapi tidak akan mungkin seseorang akan menahanku untuk tidak pergi. Sepi. Sendirian. Iya beginilah aku. Jika ada rasa bangga mungkin orang orang berucap hanya di bibir saja. Orang tuaku? Jangan harap mereka akan antusias dan senang seperti yang diceritakan di film film. Teman-teman? Kau tau aku bukan orang yang punya banyak teman yang akan menangis karena nanti jauh denganku. Haha lucu sekali bukan. Di zaman sekarang ini masih ada orang seperti aku. Kau pasti berpikir bahwa aku menyedihkan sekali. Bagaimana bisa aku hidup di masyarakat. Kau sudah tau aku tak kesulitan dan bersosialisasi, tapi mungkin aku terlalu menutup diri daripada menangis karena pengkhianatan di kemudian hari.
Aku mendaftarkan diri untuk S2 di Jepang. Awalnya ini hanya cita cita belaka, hmm bagus juga kalo aku bisa pergi sih, mungkin ini jalanku untuk melupakan Fathan. Ya, aku akan mengurus segalanya. Ya aku yakin keputusanku benar.Mawar
Nis, bisa bantuin aku nggak?Aku
Iya ada apa? Ada yang bisa aku bantu kah?Mawar
Hehe aku g bisa ngerjain tugasku nahAku
Ok, kirim aja Kak, aku juga g lg sibuk kok tenang ajaDan aku pun membantunya tanpa mengkaitkan Mawar dan Fathan. Ah, aku tidak peduli pada Fathan, meski aku masih tidak habis pikir apasih yang dia tidak percaya tentang diriku? Sepenting itukah perasaanku harus diekspos oleh Mawar? Apa aku harus mengambil beasiswaku agar aku bisa menghindar dari Fathan?
![](https://img.wattpad.com/cover/146912359-288-k295947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Subuh
Novela JuvenilFathan bukan lelaki sempurna, hanya seseorang yang menjadi impian Nisa. Sederhana dan bagus agamanya. Bersahabat sejak lama, dan dengan sadar menaruh rasa. Nisa paham rasa itu tidak pantas disampaikan, dengan diam ia berharap Fathan mengerti dan men...