Happy Reading
.
.
.
Pagi hari dikediaman Jeon terlihat mereka tengah melakukan rutinitas sarapan pagi. Nyonya Jeon menatap kedua anak kembarnya saling berganti dan merasa ada sesuatu diantara kedua anaknya itu. Ayolah semenjak kedua anaknya sampai dikursi meja makan tidak ada kata sapaan diantara keduanya, biasanya mereka kadang bertengkar memperebutkan sesuatu yang berada dimeja makan. Tapi sekarang ah sudahlah yang ada pagi ini suasana dimeja makan hening dengan diselimuti rasa canggung.
Jeon Wonwoo anak bungsunya itu hanya melahap sepotong roti tanpa selai dan memakannya dalam diam. Begitupula dengan Jeon Minwoo yang lebih memilih memakan nasi goreng kimchi sebagai sarapan paginya. Nyonya Jeon menghembuskan napasnya pelan dengan tingkah kedua anaknya yang seperti ini.
"Wonu-ya kenapa kau hanya memakan roti saja hem ? Makan nasimu agar kau tidak sakit. Jika sakit siapa yang repot ?" inilah yang Wonwoo tidak suka dari ibunya. Ia tidak mengerti dengan sikap ibunya yang seperti ini, ibunya merasa terus menekan dirinya dengan apa yang dilakukannya. Berbanding terbalik dengan Minwoo yang tidak pernah diprotes oleh ibunya, meskipun terkadang Minwoo bersikap seenaknya. Mungkin karena ibunya itu terlalu menyayangi kakak kembarnya dibandingkan dirinya.
"Memang kapan saat aku sakit eomma merawatku ? Tidak pernah bukan ? Bahkan aku mengurus diriku sendiri. Eomma tidak seperti pada Minwoo hyung yang selalu mengurusnya saat sakit." entah ini keajaiban atau apa, baru pertama kali ini Wonwoo berkata cukup panjang. Namun tetap saja Nyonya Jeon menggeram marah tidak terima dengan perkataan anak bungsunya yang terbilang tidak sopan.
"Apa kau iri ?" tanya Nyonya Jeon mencoba bersikap tenang, walau kenyataannya ia sudah tidak bisa lagi menahan emosinya dan ingin sekali memarahi anaknya ini.
Wonwoo segera bangkit dari duduknya setelah meminum air putih. Ia meringis seharusnya segelas susu yang menemani sarapan paginya. Tapi ya mau bagaimana lagi karena menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng kimchi, sudah pasti tidak akan segelas susu dimeja makannya. Jika saja ia meminta terlebih dahulu kepada Kim ahjumma yang bertanggung jawab menyiapkan makan dirumahnya ini.
Wonwoo menatap Nyonya Jeon tak suka. Kenapa harus pertanyaan itu yang diucapkan ibunya. Apakah tidak ada kalimat lain selain kalimat itu ? Bahkan ia berharap sarapan pagi ini tidak berantakan dan dalam keheningan. Ternyata keberuntungan sedang tak berpihak padanya, "Tentu saja aku iri. Memang anakmu itu hanya Minwoo hyung saja ? Ah seharusnya aku ikut saja dengan appa."
Tidak ingin mendengar kemarahan Nyonya Jeon dipagi hari seperti ini, Wonwoo langsung pergi meninggalkan meja makan meninggalkan ibunya yang emosinya telah sampai keubun-ubun. Ia tak peduli, toh disana masih ada Minwoo yang menemani ibunya dan mungkin menenangkannya. Ia sudah memiliki janji dengan seseorang yang dirindukannya selama seminggu ini.
"Kalian bertengkar ?" tanyanya dengan menatap Minwoo penuh intimidasi. Menurut Nyonya Jeon anak sulungnya ini sangat penurut dan tidak pandai berbohong pada dirinya.
Minwoo menatap ibunya dengan takut saat kedua iris mata ibunya menancarkan kekesalan. Dalam hati ia merutuki kebodohan yang seharusnya ia tadi langsung pergi seperti yang dilakukan Wonwoo. Mungkin sekarang ia tidak akan menerima pertanyaan seperti itu, "Kami tidak bertengkar eomma. Mungkin Wonu kesal karena semalam aku menjahilinya." bohong jika Minwoo berkata seperti itu. Jika Minwoo menjahili Wonwoo mana mungkin adiknya itu marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him [SVT / END]
Fanfiction"Aku bukanlah dirinya yang bisa membahagiakanmu dan menjadi seseorang yang selalu berada disisimu. Aku Jeon Wonwoo, bukan Jeon Minwoo." - Jeon Wonwoo.