Happy Reading
.
.
.
Wonwoo baru saja selesai membersihkan diri. Rambutnya terlihat masih basah dengan handuk yang tersampir di lehernya. Malam ini ia menggunakan piyama polos warna biru---kesukaannya. Memang sebelum masuk kedalam kamar Minwoo, ia menyempatkan diri untuk menyapa kamarnya yang beberapa hari tak pernah dipakainya. Dan ia beruntung saat membuka lemari Minwoo ada satu piyama yang menarik perhatiannya, hingga---ia tak perlu memakai piyama miliknya. Lagipula ia takut rahasia yang telah berjalan dengan baik ini kacau balau.
Masih mengenai Wonwoo. Terlihat anak manis itu berjalan menuju lemari pakaian sang kembaran. Sekarang ini ia membutuhkan pengering rambut yang selalu digunakannya setiap saat sehabis keramas. Anehnya rambutnya masih terlihat baik dan bahkan sebagian orang mengeluh akan rambut mereka yang rusak akibat terlalu sering menggunakan pengering rambut. Mungkin---ia sangat sering menggunakan vitamin dan merawat rambutnya dengan baik.
Beberapa menit telah berlalu. Ia mendengus kesal karena benda yang dicarinya tak kunjung ketemu. Bahkan dirinya sudah tak sabar ingin cepat mengeringkan rambut dan istirahat. Jujur saja tubuhnya sangat lelah sekali dan menjerit minta diistirahatkan. Tunggu. Ia menghentikan pekerjaannya dan memikirkan kembali Minwoo. Jika dipikir lagi selama ini Minwoo tak pernah membeli barang-barang seperti itu. Ah sepertinya memang ia dan Minwoo bukanlah anak kembar yang kompak. Mereka berdua lebih banyak ketidaksamaan daripada kesamaannya.
Tok
Tok
Tok
Dan Wonwoo bertambah kesal saat seseorang mengetuk pintu kamarnya yang bahkan ia tidak terlihat baik. Ia melupakan kacamata yang selalu Minwoo gunakan setiap harinya dan ia lupa menyimpannya. Lalu rambutnya masih basah dan sekarang ia harus berhadapan dengan seseorang yang tengah mengetuk pintu kamarnya.
"Minwoo hyung ini aku membawa jus pesananmu." dan kali ini Minwoo langsung menepuk keningnya lupa akan pesannnya pada Seungkwan sebelum ia masuk kedalam kamarnya.
Entah kenapa hari ini Wonwoo begitu kacau. Ia jadi seseorang yang pelupa. Dan mudah sekali emosi. Mungkinkah ia mengalami stress karena keadaan yang telah membuatnya seperti ini ? Jika memang benar. Sampai kapan ? Sampai kapan ia akan seperti ini dan bisa jadi lebih parah.
"Masuklah Seungkwan-ah.." jawab Wonwoo masih didalam kamar Minwoo. Ia enggan untuk beranjak dari posisi duduknya dekat lemari pakaian. Ia menginginkan benda yang dicarinya, tetapi---Seungkwan malah lebih dulu memanggilnya. Padahal tadi ia akan mengambilnya di kamar miliknya.
Mungkin hari ini bukanlah hari keberuntungan Jeon Wonwoo. Lebih tepatnya kesialan Jeon Wonwoo. Bukankah itu jauh lebih baik ?
Seungkwan perlahan membuka pintu kamar bercat cokelat ini dengan perlahan saat ia mendapat ijin dari sang pemilik kamar. Dengan segelas jus yang berada disebelah tangannya. Sejujurnya hatinya begitu ragu untuk masuk, selama ini bekerja tidak pernah masuk kedalam kamar sang majikan. Bahkan ia selalu menolaknya dengan cepat. Tetapi---sekarang entah kenapa ia tak bisa menolak dan mencoba untuk masuk kedalam kamar sang majikan.
Mata Seungkwan tak hentinya menatap takjub kamar yang begitu megah dan rapih ini. Ia tak menyangka jika majikannya meskipun seorang pria terlihat begitu mementingkan kebersihan yang biasanya terlihat tak seperti sebuah kamar. Pria berpipi gembil itu menghentikan langkah kakinya saat kedua onix matanya menangkap seseorang yang terduduk dilantai tepat didekat lemari pakaian. Seungkwan tak mengerti kenapa majikannya terlihat begitu murung dan bahkan beberapa benda berserakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him [SVT / END]
Fanfic"Aku bukanlah dirinya yang bisa membahagiakanmu dan menjadi seseorang yang selalu berada disisimu. Aku Jeon Wonwoo, bukan Jeon Minwoo." - Jeon Wonwoo.