Chapter 10

2.3K 229 24
                                    

Happy Reading

.

.

.

Mentari telah menyinari muka bumi dengan sinar hangatnya. Disalah satu apartement nampak seorang pria tampan tengah sibuk menyiapkan sesuatu didapur miliknya. Beberapa sayuran dipotongnya hingga kecil dan memasukkannya kedalam panci yang telah berisi air. Pagi ini memang ia tengah membuatkan bubur dan sup untuk pujaan hatinya yang semalaman terus mengigau karena---demam yang cukup tinggi. Bahkan sekarang ia masih tak bisa menghilangkan rasa khawatirnya. Semalaman ia tak bisa tidur dan terus mengecek suhu sang kekasih. Beruntung subuh tadi suhu tubuhnya menurun dan tak begitu demam.

Tubuhnya menegang tatkala sebuah tangan melingkar tepat diperutnya. Tidak perlu menebak siapa sang pelaku. Karena ia sudah cukup mengenal pelaku tersebut. Siapa lagi jika bukan Xu Minghao---sekertarisnya yang telah lama bersahabat dengannya. Sudah tak asing lagi jika Minghao selalu bersikap seperti ini. Mingyu tentu saja tak merasa terganggu karena ia dan Minghao hanya sebatas teman kerja maupun sahabat. Tak lebih.

Namun---sadarkah Mingyu jika ia secara tidak sengaja telah membuat seseorang begitu membenci atau lebih tepatnya cemburu akan sikap romansa yang selalu mereka lakukan dibelakangnya. Dapatkah pria tampan itu menghentikan kebiasaan sang sahabat yang bisa saja menyakiti sang pujaan hatinya ? Atau mungkinkah Mingyu terlalu nyaman dan enggan untuk menghentikannya ? Lalu kemana janji yang selalu dikatakannya saat ia selalu mengutarakan jika Minwoo adalah segalanya baginya.

Lengan putih tanpa cacat itu berhenti memeluk sang atasan dengan mata yang fokus menatap pekerjaannya, "Siapa yang sakit ? Apa kau baik-baik saja ?" tanyanya dengan meraih kedua pipi Mingyu membuat sang empunya hanya mengulum sebuah senyuman yang tak bisa ditebak maksud senyuman tersebut.

"Aku baik-baik saja. Ini untuk Minwoo. Semalam ia demam dan bahkan subuh tadi dia baru bisa tidur dengan nyaman." jelas Mingyu dan entah kenapa ia menangkap ekspresi wajah sahabatnya berubah seketika. Mungkin ini hanya perasaannya saja, Minghao tidak mungkin senang dengan Minwoo bukan ? Bahkan dulu Minghao sangatlah mendukung hubungannya bersama Minwoo.

Minghao masih pada aktifitasnya menangkup kedua tangannya pada pipi sang sahabat seolah tak ada niatan untuk melepasnya sedikitpun. Entah ia sengaja melakukannya atau karena memang ia sangat mengkhawatirkannya. Tetapi---sadarkah Minghao jika apa yang tengah dilakukannya membuat seseorang diambang pintu kamar tersebut seketika itu mengepalkan kedua tangannya dan juga mengeraskan rahangnya.

Disana Jeon Minwoo atau Jeon Wonwoo menatap pemandangan tersebut dengan hati yang begitu hancur. Ia tidak menyangka jika selama ini Mingyu seperti ini dibelakang sang kakak. Ia kira jika Mingyu adalah pria baik-baik dan tidak pernah mengecewakan sang kakak. Namun---seketika itu kepercayaannya sirna setelah apa yang mereka lakukan disana. Minghao dengan tanpa ragunya menyentuh kedua pipi Mingyu dan lagi Mingyu yang sama sekali tidak terganggu olehnya.

Wonwoo tahu jika Minghao adalah sekertaris sekaligus sahabat kekasih sang kakak. Tapi---apakah hal itu harus selalu dilakukan dan tidak ada sebuah batasan ? Haruskah mereka berdua seperti ini dan bisa saja melukai perasaan seseorang yang tulus mencintainya ? Sungguh Wonwoo tak bisa membayangkan bagaimana perasaan sang kakak jika tahu jika kekasihnya seperti ini dengan sahabatnya sendiri.

Aku percaya jika Mingyu tak mungkin menyakitiku sedikitpun.

Wonwoo begitu benci jika Minwoo seolah melindungi Mingyu dan mencoba membuang jauh-jauh pikiran negatif tentang kekasihnya. Tak bisa dipungkiri jika Mingyu memang sangat tampan juga kaya, tidak menutup kemungkinan jika diluar sana banyak sekali yang mengincarnya dan berbondong untuk menjadi kekasihnya atau calon istrinya. Tapi---tak perlu berpikiran yang jauh, lihatlah bahkan didepan matanya sendiri ia telah menyaksikan adegan romansa yang begitu dibencinya.

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang