Chapter 12

1.7K 195 8
                                    

Happy reading

.

.

.

Kedua kaki itu terus berlari tergesa menimbulkan suara berisik diantara lantai Rumah sakit yang nampak terlihat sepi. Ia terus mempercepat langkah kakinya tak peduli jika peluh telah membasahi wajah pucatnya. Bahkan pria manis itu tak mempedulikan penampilannya yang hanya mengenakan pakaian tipis tanpa hoodie atau pakaian hangat lainnya. Padahal ini sudah hampir larut malam saat ia mendapat telepon dari pihak Rumah sakit mengenai sang kembaran, Jeon Minwoo.

Napasnya begitu berat setelah dirinya berhasil sampai didepan pintu kamar rawat sang kembaran. Dengan cepat ia membuka pintu itu perlahan dan nampak sang kembaran masih tetap tidur seperti sebelumnya. Dalam hati kecilnya Wonwoo berharap jika saat dirinya membuka pintu kamar tersebut sang kembaran nampak menatapnya dengan senyum hangatnya. Namun apalah daya, semua itu hanya angan-angan untuknya saja. Mungkin kata mustahil yang sekarang ada dibenaknya. Seandainya Dokter tadi tak menghubunginya jika Minwoo kembali dalam kondisi buruk, maka ia tidak akan berpikir mustahil.

Dokter yang merawat Minwoo menatapnya dengan intens, baik dari atas sampai bawah. Sungguh ia merasa sangat tidak nyaman ditatap seperti itu, seolah ia melakukan kesalahan yang membuat orang itu tak menyukainya. Tak mau kalah Wonwoo terus mencoba menatap sang Dokter manis itu, namun ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya tercengang. Yoon Jeonghan, nama Dokter yang merawat sang kembaran. Dan lagi wajahnya yang tak asing baginya, siapa lagi jika bukan selingkuhannya Choi Seungcheol yang dulu sempat bertemu dengannya.

Hatinya menjadi gelisah. Hatinya begitu gundah saat teringat siapa orang yang berdiri dihadapannya dengan pakaian casualnya. Masih ingat dibenaknya perlakuan mereka berdua tepat dihadapannya. Wonwoo merasa hatinya begitu sakit dan takut jika Seungcheol masih berhubungan dengan pria manis dihadapannya ini. Sungguh ia tidak ingin merasakan cemburu seperti itu dan ditusuk dari belakang. Jika boleh egois ia tidak ingin kehilangan Seungcheol.

"Apakah anda adalah saudara, Jeon Wonwoo ?" lamunannya buyar saat suara yang begitu lembut itu menyapa gendang telinganya. Sungguh suara yang menyejukkan seperti wajah manisnya.

Wonwoo mengangguk dengan kaku. Entah sejak kapan ia merasa kikuk dan canggung saat berhadapan dengan Dokter tersebut. Padahal sebelumnya kepada Dokter yang lain tak seperti sekarang ini. Ah mungkinkah karena ia memang pernah memergoki mereka berdua saat sedang bercumbu mesra ?

"___anda tak apa, Jeon Minwoo-ssi ?" kembali Jeonghan bertanya dengan raut khawatir. Tentu saja karena Wonwoo hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dan lagi Wonwoo terus diam dengan wajah pucatnya.

"Bagaimana keadaan kembaran saya, Uissanim ?"

Jeonghan tersenyum dengan penuh ketulusan sembari ia mengelus pundak Wonwoo pelan. Mungkin mencoba untuk menenangkannya, "Tak apa. Kondisinya sudah kembali normal, memang tadi sempat drop tapi sekarang sudah kembali seperti sebelumnya. Semuanya baik-baik saja dan tidak perlu khawatir. Yang harus dikhawatirkan adalah dirimu, Jeon Minwoo-ssi."

Aku ? Kenapa harus aku ?

"___istirahatkan dirimu. Lihat wajahmu sangat pucat." tambahnya lagi sebelum Jeonghan benar-benar pergi bersama dengan asistennya yang lain. Benarkah Jeonghan memang seperti itu ? Sangat baik dan juga perhatian kepada orang lain. Tunggu ! Ataukah pria itu hanya akting semata agar ia bisa dihormati dengan baik oleh karyawan disini terutama perawat dan Dokter yang lain ? Tidak mungkin jika Seungcheol dan Jeonghan masih menjalin hubungan dibelakangnya ?

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang