Chapter 19 (B)

2.1K 185 7
                                    

Happy Reading

.

.

.

Sudah dua minggu sejak kejadian dimana Mingyu kepergok tengah berduaan bersama kekasihnya---Minwoo ditaman kampusnya. Nayeong. Wanita cantik yang sudah menjadi sahabatnya tak lagi terlihat dikampusnya atau lebih tepatnya tidak pernah datang ke kampusnya seperti biasanya. Mingyu tak selalu diam, ia bahkan sering bertanya kepada setiap orang yang mengenal Nayeong dengan baik. Tetapi jawabannya selalu sama. Mereka semua tak mengetahui kemana sosok cantik itu yang tak pernah terlihat lagi batang hidungnya.

Disanalah Mingyu merasa sangat bersalah karena telah membohongi sahabatnya yang bahkan menyukainya. Ya. Mingyu memang sudah mengetahui bahwa Nayeong menyukai dirinya. Tetapi sayangnya ia tidak sempat berterus terang kepadanya jika dirinya sudah memiliki seorang kekasih sebelum kenal dengan Nayeong. Ia pengecut dan sudah menyakiti sahabat yang selalu membantunya. Tapi sekarang ? Mungkinkah dirinya sudah sangat terlambat untuk menjelaskannya ? Jikapun masih sempat, bagaimana ia harus menjelaskannya jika saja wanita itu tak pernah menampakkan dirinya dihadapannya ? Kemana ia harus mencarinya ?

Sekarang Mingyu begitu kehilangan sosoknya dan selama menjalin persahabatan dengannya, ia tidak pernah berkunjung ke rumahnya. Atau lebih tepatnya ia tidak tahu dimana tempat tinggal sang wanita yang tengah dicarinya itu. Menyesal dan frustasi yang sekarang Mingyu rasakan. Ia menyesal karena tidak bisa menjadi sahabat yang baik untuknya. Padahal Nayeong selalu saja membantunya. Dan lagi ia malah menghancurkan persahabatannya sendiri hanya karena dirinya tak bisa berterus terang.

Hari ini sekitar pukul empat lebih lima belas menit, Mingyu berjalan seorang diri dikoridor kampusnya. Jam kuliahnya baru saja selesai dan ia baru keluar dari kelasnya. Seperti biasa ia selalu bertanya kepada teman-teman Nayeong tentang wanita cantik itu, dan Mingyu hanya tersenyum saat mereka hanya menjawab dengan gelengan kepala atau tidak tahu seperti biasanya. Ini sangat aneh dan menjengkelkan untuknya. Bagaimana bisa mereka tidak ada yang tahu keberadaan wanita itu ? Bukankah mereka adalah teman satu kelas ? Tidak mungkin jika mereka tidak mengenalnya, sungguh tidak masuk akal sekali.

"Aku tidak menyangka jika selama ini Nayeong sudah meninggal. Pantas saja dia tidak pernah menampakkan dirinya. Dan bahkan seisi kampus tidak tahu dengan berita ini. Sangat disayangkan sekali, padahal dia anak yang sangat baik."

Suara samar itu membuat Mingyu menghentikan langkah kedua kakinya. Perkataan itu membuat hatinya berdebar takut. Pikirannya hanya tertuju pada satu orang yaitu Nayeong. Ia menggeleng kuat dan meyakinkan diri jika yang mereka bicarakan bukanlah Nayeong yang dikenalnya. Dan lagi saat itu Nayeong terlihat baik-baik saja. Bahkan saat bersamanya Nayeong tidak pernah membicarakan jika dirinya sakit dan tidak mungkin jika Nayeong kecelakaan ?

Mingyu segera berlari menuju seseorang yang tak jauh darinya untuk menanyakan yang sebenarnya. Ia tidak bisa terus seperti ini, "Tunggu..." teriaknya membuat kedua orang laki-laki itu menghentikan langkah kakinya.

"___apa kalian mengenal Nayeong ?" tambahnya membuat kedua orang itu menganggukkan kepalanya dengan cepat. Seketika itu Mingyu sedikit senang karena mereka berdua mengenal seseorang yang tengah dicarinya.

"Dia adalah temanku saat dibangku sekolah menengah. Dan aku sangat sedih karena dia sudah meninggal." jawab salah satunya dan membuat Mingyu terdiam kaku. Nayeong meninggal ? Nayeong yang dikenalnya meninggal ? Bagaimana bisa ?

"Bisakah aku meminta alamat rumahnya ? Aku yakin kalian pasti tahu dimana rumahnya, bukan ?" tanya Mingyu lagi dengan menahan tangisnya. Yang sebenarnya ia tidak bisa lagi menahan tangisnya.

Mereka berdua kembali menggeleng. Mengapa ?

"Kemarin aku berkunjung kerumahnya dan rumah itu telah di jual. Bahkan aku tidak tahu kemana ibunya pergi. Maaf bukannya aku tidak ingin memberitahumu, tapi percuma karena sudah terlambat."

Terlambat ? Ya benar. Semuanya sudah sangat terlambat. Nayeong sudah pergi dan ia tak bisa lagi bertemu dengan sosoknya. Bahkan untuk mengatakan perpisahanpun rasanya sudah tak bisa lagi dilakukan. Sudah jelas bukan jika wanita itu sudah pergi sangat jauh dan tak bisa lagi untuk diraih ? Apa yang harus ia lakukan ? Bagaimana cara untuk meminta maaf padanya ?

"Nayeong-ah maafkan aku. Semua ini salahku. Seandainya aku lebih dulu mengatakan yang sebenarnya padamu, mungkin kau tidak akan pergi secepat ini. Aku menyesal, Nayeong-ah."

I'm Not Him

Ahjumma Park mendudukkan dirinya dikamarnya. Kamar di rumah tempat dirinya bekerja. Siapa lagi jika bukan rumah keluarga Jeon. Dengan penerangan yang tak terlalu terang, ia kembali mengeluarkan sebuah buku milik anaknya. Buku itu adalah buku harian Nayeong saat anaknya itu masih hidup. Ya. Nayeong memang meninggal akibat kecelakaan saat dirinya hendak pergi ke kampusnya.  Anaknya itu meninggal ditempat dan tak bisa diselamatkan lagi. Ibu mana yang tidak sedih saat kehilangan  anak satu-satunya ? Bahkan ia seperti orang gila.

Perlahan ia membuka buku tersebut dan kembali membacanya. Ini memang bukan pertama kalinya ia membaca buku harian milik sang anak. Bahkan ini sudah kesekian kalinya dan entah mengapa ia tidak merasa bosan. Malah saat membaca buku itu, ia merasa tengah bersama sang anak. Mungkin inilah cara dirinya untuk menghilangkan kerinduannya terhadap sang anak.

Beberapa lembar ia telah dibacanya. Hanya tinggal beberapa lembar lagi yang belum ia baca. Namun, ada satu yang membuatnya begitu fokus ke lembaran yang bahkan ia tidak pernah melihatnya. Dimana disana tertempel foto anaknya bersama satu laki-laki yang mungkin sangat disukai anaknya itu. Tetapi tulisan anaknya yang membuat dirinya tak mengerti. Tulisan itu menunjukkan jika Nayeong begitu kecewa terhadap sosok tampan itu.

"Mingyu-ya aku begitu kecewa terhadapmu. Bagaimana mungkin kau membohongiku ? Padahal aku sangat menyukaimu. Seandainya kau menjelaskannya lebih awal, mungkin aku tidak akan terlalu berharap padamu. Aku bahkan rela meluangkan waktuku hanya untukmu. Tapi mengapa ? Kau berbohong terhadapku ? Dan yang membuatku begitu marah adalah kau mengencani orang yang tak asing lagi bagiku. Kau menjalin hubungan dengan anak majikan ibuku yang tak lain adalah Jeon Minwoo. Tidakkah kau tahu bagaimana hatiku yang begitu hancur karena satu adegan ? Aku memang tidak berhak melarangmu. Tetapi aku harap kau bahagia bersamanya, mungkin aku bukan orang yang tepat untuk ada disampingmu. Meskipun begitu, aku tetap akan mencintaimu Kim Mingyu."

Kembali air mata itu mengalir. Jadi, anaknya memendam rasa sakitnya seorang diri tanpa sepengetahuannya ? Yang lebih menyayat hati adalah dimana tulisan tangan itu dibuat sehari sebelum Nayeong kecelakaan dan meninggal. Tidak mungkinkan jika tulisan tangan itu seolah salam perpisahan untuk seseorang yang bernama Kim Mingyu ? Tunggu. Ahjumma Park kembali menatap foto anaknya bersama seseorang bernama Mingyu. Benar. Bahwa pria itu adalah kekasih Minwoo yang berkunjung kemarin. Ia tidak mungkin salah orang. Pria tampan yang telah melukai hati anaknya dan membuat anaknya pergi untuk selama-lamanya.

"Kim Mingyu...aku tidak akan membuat hidupmu bahagia bersama Minwoo. Aku akan lakukan apapun untuk membalas rasa sakit yang dirasakan anakku." gumam Ahjumma park dengan mengepalkan kedua tangannya erat.

TBC or END ?

#15092018

Maaf kelamaan hehehe.

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang