Happy Reading
.
.
.
Mingyu berhasil mengajak Wonwoo untuk duduk diatas kasurnya. Keadaan kamarnya yang seperti kapal pecah ini membuatnya begitu miris. Ia miris dengan keadaan Wonwoo yang seperti ini. Sebelumnya ia mengenal Wonwoo sebagai sosok yang ceria dan mungkin sedikit tak sabaran. Namun, ia melihatnya bukan sebagai Wonwoo melainkan Minwoo. Dari sanalah ia baru bisa membedakan mana Minwoo dan Wonwoo. Ya. Seandainya sejak itu ia menyadari jika mereka kembar, mungkin Wonwoo tidak akan mengalami hal ini. Ia akan mencoba sebisa mungkin menyembunyikan keadaan Minwoo dari orang tua kekasihnya.
Seungkwan baru saja mengambil teh hangat untuk Wonwoo dan diberikan kepada Mingyu. Awalnya ia tidak menyangka bahwa tuan muda yang dekat dengannya ini adalah Minwoo, tapi kenyataannya ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan fakta bahwa Minwoo yang selama ini dikenalnya bukanlah Minwoo melainkan Wonwoo. Banyak dari rekan kerjanya yang lain mencibir Wonwoo dan mengatakan hal-hal yang bisa membuat hati tuan mudanya terluka.
Benar saja. Ucapan mereka sukses membuat Wonwoo terluka dibuatnya. Saksinya adalah kamar ini. Kamar yang sebelumnya sangat rapi, kali ini terlihat seperti kapal pecah. Banyak barang yang pecah dan berserakan dilantai. Tak hanya itu saja. saat Mingyu berhasil mendobrak pintu kamarnya, kamarnya ini begitu gelap seperti tak berpenghuni. Mungkin, jika saja tak ada Mingyu besar kemungkinan kamar ini akan terus gelap gulita dengan sang pemilik kamar yang mencoba menyembunyikan diri dari banyak orang.
Tak hanya Mingyu saja. Bahkan Seungkwan melihat Wonwoo seperti ini sangat miris. Wonwoo yang dikenalnya sangat ceria walaupun ia tengah memerankan peran penting seperti tokoh utama dalam sebuah film. Seungkwan mencoba untuk tetap berada disampingnya karena ia merasa jika Wonwoo melakukan ini demi kembarannya dan tidak seperti apa yang orang lain katakan. Wonwoo itu orang baik dan tidak berhak untuk mendapat cacian dari banyak orang yang memang tak mengenal dirinya dengan baik.
Mingyu menatap Wonwoo yang terus diam menundukkan kepalanya tanpa meminum teh hangat buatan Seungkwan. Ia menghela napas, apakah Wonwoo akan terus diam seperti ini ? Padahal niat awal dirinya kemari hanya untuk mendengar alasan Wonwoo membohongi semua orang. Tapi, melihatnya seperti ini akankah Wonwoo menjelaskan yang sebenarnya ?
Tanpa segan Mingyu meraih lengan Wonwoo yang sebelumnya ia ambil kembali gelas berisi teh hangat buatan Seungkwan. Bahkan ia tak ragu melakukan itu dihadapan Seungkwan yang menatapnya dengan tatapan sulit dijelaskan. Antara tatapan bersyukur dan senang sekaligus mungkin. Ya. Mungkin ia bersyukur karena ada Mingyu yang menghibur Wonwoo, jika tidak mungkin akan berdampak buruk terhadap Wonwoo. Bisa saja Wonwoo melakukan hal diluar akal sehatnya.
"Ada yang ingin kau katakan, Wonwoo-ya ? Keluarkan saja jangan dipendam. Aku akan mendengarnya." ucap Mingyu begitu halus dan membuat Wonwoo tenang dibuatnya.
Seungkwan menunggu tak sabar dengan apa yang akan Wonwoo katakan kepada pria tampan yang tengah menggenggam kedua tangannya. Dan ia sedikit lega saat Wonwoo sudah tak lagi menundukkan kepalanya. Atau lebih tepatnya Wonwoo menatap Mingyu dengan tatapan lelah. Ya mungkin Wonwoo lelah akan masalah ini. Siapa yang tidak ikut lelah saat dirinya harus menjadi orang lain, namun usahanya sama sekali tak dihargai. Malah ia mendapat cacian buruk dari banyak orang.
"Aku melakukan ini atas permintaan Minwoo Hyung. Dia memintaku untuk menjadi dirinya dan tidak ingin membuatmu terluka, Mingyu-ssi. Tapi, usahaku malah sia-sia karena kekasihku. Seandainya kebohongan ini tak terbongkar, mungkin aku akan menjelaskannya setelah Minwoo hyung sadar. Sungguh aku tidak bermaksud membuat kalian kecewa. Aku minta maaf, Mingyu-ssi." lagi Wonwoo menundukkan kepalanya tak berani menatap mata setajam elang milik kekasih kakaknya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him [SVT / END]
أدب الهواة"Aku bukanlah dirinya yang bisa membahagiakanmu dan menjadi seseorang yang selalu berada disisimu. Aku Jeon Wonwoo, bukan Jeon Minwoo." - Jeon Wonwoo.