Happy Reading
.
.
.
Wonwoo mengerjapkan kedua matanya yang masih sedikit berat dan lagi kepalanya yang berdenyut sakit. Salah satu tangannya terangkat mengucek kedua matanya yang masih belum melihat jelas seperti sebelumnya. Kedua nektar kecokelatannya menatap sekelilingnya dan tak menemukan siapapun diruangan ini. Beberapa detik kemudian ia teringat jika dirinya masih berada di ruang praktik Seungcheol---kekasihnya lengkap dengan selimut tipis melekat ditubuhnya.
Pria manis itu repleks mencengkram erat rambutnya saat sakit dikepalanya kembali hadir. Lagi ia harus terkejut saat kulit tubuhnya terasa lebih hangat dari sebelumnya. Ia yakin jika saat ini ia demam karena kehujanan siang tadi. Tapi memang---tubuhnya terasa sangat lemas dan tak bertenaga. Haruskah ia meminta obat penurun demam kepada Seungcheol ? Tetapi ia sama sekali tidak menemukan pria tampan itu.
Ckelek.
Wonwoo langsung menatap pintu ruangan tersebut dan nampak pria yang tengah dipikirkannya muncul dengan satu keresek makanan ditangannya. Senyuman hangat didapatinya sebagai ucapan selamat malam. Ah ia baru sadar jika dirinya tertidur cukup lama dan tak menyadari jika jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Berapa lama ia tertidur ? Dan lagi tidurnya begitu nyenyak. Padahal tadi sebelumnya ia hanya duduk di sofa itu sembari memeluk kekasihnya.
"Kau sudah bangun, sayang ?" ucapan lembut Seungcheol membuat Wonwoo tersadar dari lamunannya yang terpesona akan senyuman kakasihnya.
Wonwoo mengangguk dengan senyuman yang merekah dibibir tipisnya. Tubuhnya otomatis bergeser saat Seungcheol mendekatinya dan langsung mendudukan diri tepat disampingnya. Dapat Wonwoo rasakan jika wangi tubuh Seungcheol sukses membuatnya lebih tenang dari sebelumnya. Mungkin---karena ia terlalu merindukannya dan tak saling bertegur sama seperti sebelumnya saat tragedi itu menimpa Minwoo.
Mereka saling berhadapan. Salah satu lengan Seungcheol terangkat dan menyentuh kening sang kekasih dengan lembut. Bibirnya sedikit meringis saat dirasa Wonwoo demam dan lebih panas dari sebelumnya. Padahal---tadi ia langsung menyuruh kekasihnya ini untuk berganti pakaian meksipun terlihat jika pakaian yang dikenakannya saat ini sedikit kebesaran. Tentu saja karena itu adalah milik Seungcheol dan lagi ia hanya memiliki kemeja dan celana bahan yang biasa disediakan disini sebagai baju gantinya. Ya. Karena terkadang Seungcheol sibuk dan tak sempat untuk pulang kerumah.
Seungcheol beralih menuju satu keresek makanan yang sengaja dibelinya untuk sang kekasih. Tadi saat Wonwoo terlelap, ia menyempatkan diri untuk pergi ke cafetaria rumah sakit. Tanpa diduga ia bertemu dengan Jeonghan dan sedikit berbincang membicarakan perihal masalahnya dengan Wonwoo, dalam perbincangannya Seungcheol berkata jika ia tidak akan berhubungan lagi dengan rekannya itu. Memang---tak mudah untuk Jeonghan menerima keputusan Seungcheol, tapi entahlah mungkin ia harus mencoba merelakannya.
"Buka mulutmu ! Hyung akan menyuapimu." titah Seungcheol kepada kekasihnya yang langsung membuka mulutnya dan pria tampan itu tersenyum saat Wonwoo tak menolaknya.
"Kenapa kau memberiku bubur, hyung ? Aku tidak suka." protesnya dengan mempoutkan bibirnya lucu.
Seungcheol begitu gemas melihat tingkah kekanakan pujaan hatinya ini, hingga---ia tak bisa menahan tangannya untuk tidak mengelus pipi kekasihnya yang semakin tirus. Tak bisa dipungkiri jika dirinya begitu kasihan dengannya. Ia tak bisa membayangkan jika dirinya di posisi Wonwoo saat ini dan harus merahasikan masalah Minwoo kepada kedua orang tuanya, "Tidak ada penolakan. Kau sakit Wonwoo-ya, bahkan masih demam."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him [SVT / END]
Fanfiction"Aku bukanlah dirinya yang bisa membahagiakanmu dan menjadi seseorang yang selalu berada disisimu. Aku Jeon Wonwoo, bukan Jeon Minwoo." - Jeon Wonwoo.