Chapter 17 (A)

2.6K 235 34
                                    

Happy Reading

.

.

.

Seungkwan sangat bersyukur atas kembalinya Wonwoo dan bisa melihat kedua mata itu terbuka. Walaupun hatinya tetap saja tak benar-benar senang. Malah hatinya bertambah sesak dengan kenyataan bahwa orang yang di sayanginya ini tak bisa melihat seperti sebelumnya. Dokter mengatakan jika Wonwoo mengalami kebutaan akibat benturan pada kepalanya. Beruntungnya Wonwoo tidak mengalami hilang ingatan atau semacamnya, karena jika Wonwoo hilang ingatan besar kemungkinan ia tidak akan memberitahu siapa orang yang selalu memata-matainya.

Pria berpipi chubby itu memang sudah sangat sering melihat satu orang pelayan yang selalu memotret Wonwoo diam-diam. Instingnya juga berkata jika penyebab Wonwoo kecelakaan seperti ini adalah ulahnya. Karena sebelumnya Wonwoo baik-baik saja dan tidak terlihat akan melakukan hal bodoh seperti itu. Apalagi waktunya begitu singkat dan ia berada didapur tak terlalu lama. Anehnya, saat ia tiba di kamar Wonwoo sudah tidak ada siapapun disana. Begitupula dengan CCTV yang sepertinya sengaja dimatikan oleh sang pelaku, padahal CCTV itu selalu menyala setiap harinya.

Meskipun Seungkwan baru disana. Namun, ia sudah hapal sekitar rumah megah tersebut. Bahkan saat Wonwoo tak sadarkan diri ia mencoba kembali ke rumah itu dan melihat CCTV disana, dan hasilnya CCTV itu tak menyala. Penjaga disana juga merasa aneh dengan hal itu, padahal ia selalu mengeceknya setiap saat. Tetapi anehnya hanya disaat kejadian itu yang tidak menyala. Ia juga merasa bersalah karena tidak berada disana dan mungkin bisa mengetahui siapa pelaku yang menyebabkan Tuan mudanya terjatuh dari kamarnya.

Saat tahu Wonwoo kecelakaan, mereka banyak yang tak menduga jika Tuan mudanya mengalami hal ini. Mereka langsung merasa bersalah karena mengabaikannya, sehingga berpikiran jika Wonwoo mencoba untuk bunuh diri atas tekanan dari semua orang. Tidak ingin berita ini menyebar terlalu jauh dengan hal yang belum pasti penyebabnya, Seungkwan mencoba berbicara baik-baik untuk tidak memberitahu kedua orang tua Wonwoo ataupun orang yang mengenalnya. Oleh karena itulah tidak ada yang tahu kemana Wonwoo. Seungkwan sengaja melakukan ini untuk kebaikan Wonwoo agar pikirannya membaik.

Wonwoo ditemani Seungkwan di ruang rawatnya. Selang infus masih menancap indah dipuggung tangan kirinya. Tubuhnya memang masih sedikit kaku dan sangat sakit untuk digerakkan. Namun, ia bersyukur karena bisa duduk meskipun tak lebih dari bersandar. Memang ia bersandar dan membuka kedua matanya, namun tetap saja tak ada yang bisa dilihatnya. Hanya suara Seungkwan yang ia dengar dan mengajaknya untuk bicara.

"Apa kau baik-baik saja, hyung ? Ada yang kau inginkan ?"

Wonwoo dengan cepat menggeleng. Ia tidak ingin apapun. Bahkan ia bingung harus melakukan apa dengan keadaan yang seperti ini. Pergi berjalan-jalanpun tidak akan memperbaiki keadaan. Tak ada yang bisa dilihatnya, mungkin hanya akan mendapat cemoohan dari orang yang melihatnya. Benar-benar sangat menyedihkan bukan ?

"___hyung. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." kembali Seungkwan berkata saat Wonwoo tak menjawabnya.

"Apa yang kau ingin bicarakan denganku, Seungkwan-ah ?" dan Seungkwan melihat Wonwoo menatap kearahnya. Ia senang setidaknya dirinya seperti tengah bertatap langsung dengannya. Meskipun mustahil jika Wonwoo melihatnya. Setidaknya Wonwoo tidak seperti mengabaikannya.

Dalam hati Seungkwan berdoa semoga saja Wonwoo masih tenang seperti sekarang ini. Karena ia takut jika Wonwoo sampai tidak tenang, bisa-bisa mempengaruhi kondisinya. Bisa saja kondisi Wonwoo bertambah buruk ataupun tidak, "Aku mendapati ahjumma Park yang selalu memotretmu diam-diam, hyung. Saat kau bersama dengan Seungcheol hyung dan Mingyu hyung juga aku melihat dia memotretmu. Tenang saja aku memiliki bukti itu didalam ponselku, tapi bagaimana denganmu ? Kenapa kau bisa terjatuh dari balkon kamarmu, hyung ? Kau tidak melakukannya dengan sengaja kan ?"

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang