Chapter 19 (A)

2.3K 175 17
                                    

Happy Reading

.

.

.

1 tahun yang lalu....

Seorang wanita muda terlihat melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju sebuah rumah sederhana dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya. Wajah cantiknya bak seorang bidadari yang turun dari surga. Panggil saja wanita muda itu Nayeong yang merupakan seorang mahasiswi tingkat satu disalah satu universitas terkenal di Seoul.

Ia berlari kecil tatkala kedua mata bulatnya menangkap seseorang yang seperti biasa menunggu kepulangannya. Ibunya yang selama ini selalu menemaninya setelah kepergian sang ayah dalam kecelakaan yang merenggutnya. Dan sekarang ia hanya tinggal bersama seorang ibu dalam kehidupan sederhananya. Apa yang selama ini ibunya lakukan terhadapnya, sangatlah membuatnya senang dan bersyukur.

Hidup sederhana tanpa seorang ayah itu tetap saja hatinya sesak. Tetapi ia tidak ingin membuat ibunya ikut sedih saat melihat bagaimana dirinya yang sebenarnya. Yang harus ia lakukan sekarang hanya harus bersama ibunya melewati masa-masa kritis setelah kepergian sang ayah. Baginya, ibunya ini adalah segalanya dan tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Pelukan hangat dari seseorang yang menunggunya sangatlah berarti. Sangat menenangkan dan bahkan bisa melupakan beberapa masalah yang menimpanya akhir-akhir ini, "Kau terlambat sayang." suara sang ibu membuat Nayeong melepaskan pelukannya dan menatap wajah sang ibu yang nampak terlihat kerutan menghiasi wajahnya.

Nayeong tersenyum sembari ia menggandeng lengan ibunya untuk masuk kedalam rumah sederhananya, "aku hanya sedang banyak tugas saja, eomma. Maaf karena aku telah membuatmu khawatir."

Ahjumma Park mengelus pipi chubby sang anak dengan penuh kasih sayang, "Ya sudah sebaiknya kau istirahat. Eomma akan menyiapkan makanan untukmu."

Nayeong tersenyum sembari ia menganggukkan kepalanya kecil dan melihat kepergian sang ibu menuju dapur yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berpijak saat ini. Memang ia tak merasakan hidup mewah seperti teman-temannya yang lain, tapi menurutnya ia jauh bahagia ketimbang hidup mewah karena belum tentu ia merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Malah kebanyakan teman-temannya yang lain tak sebahagia dirinya dan haus akan kasih sayang kedua orang tuanya.

Perlahan kaki jenjangnya kembali ia langkahkan menuju kamarnya yang tak jauh dari tempatnya berpijak. Ia buka perlahan pintu kamarnya dan langsung mendudukkan tubuhnya dipinggir tempat tidur sempitnya. Bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman yang dimana tanpa sadar ia memikirkan kejadian tadi dikampusnya saat bertemu dengan seseorang. Seseorang yang selama ini ia kagumi siapa lagi jika bukan Kim Mingyu.

Siapa yang tidak mengenali pria tampan yang selalu diidamkan oleh kaum hawa, bahkan tak sedikitpun kaum adam mengaguminya juga. Mingyu yang terlahir tampan dan lahir dari keluarga kaya telah sukses membuat orang begitu iri dengan kehidupannya. Namun, siapa sangka jika ternyata Mingyu adalah orang yang sangat sulit didekati. Ia bahkan sangat jarang sekali bersama dengan temannya atau bisa dikatakan dia tidak memiliki seorang teman di kampusnya.

"Apakah kau tak apa ?"

Satu pertanyaan yang sampai saat ini masih terngiang dikepala gadis cantik itu. Suara dari Kim Mingyu yang pada saat itu tak sengaja bertabrakan dengannya dan membuat dirinya harus terjatuh. Mungkin pada saat itu adalah hari dimana tuhan membalas setiap doanya untuk lebih dekat dengan Kim Mingyu. Masih terasa begitu lembutnya tangan Kim Mingyu saat ia membalas uluran tangan sang pria tampan yang mencoba menolongnya. Sungguh ia merasa seperti sebuah mimpi dan tidak menduga akan sampai seperti itu.

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang