Chapter 13

1.8K 206 18
                                    

Happy Reading

.

.

.

Jeonghan mengajak Wonwoo ke ruangannya. Pria yang berprofesi sebagai Dokter itu tak tega membiarkan orang yang dikenalnya ini dibiarkan begitu saja dengan tubuh yang bergetar. Wonwoo, pria itu tak hentinya menangis setelah kepergian Seungcheol yang entah pergi kemana. Bukan maksud Jeonghan ikut campur dengan urusan mereka, hanya saja apa yang Seungcheol lakukan salah. Tak seharusnya ia membiarkan Wonwoo yang seperti ini menanggung bebannya seorang diri.

Masih ingat dibenaknya saat Seungcheol membentaknya dengan suara yang cukup keras dan mungkin bisa saja sampai terdengar oleh orang lain, jika saja pintu ruangan itu tak tertutup dengan rapat. Ada satu yang membuat Jeonghan penasaran yaitu siapa Wonwoo sebenarnya. Dan apa maksud dari semua kebohongan ini. Sungguh ia ingin sekali mengutarakan isi pikirannya kepadanya, namun ia enggan bertanya melihat kondisinya yang tak terlalu baik.

Jeonghan memberikan secangkir teh hangat ketangan Wonwoo yang bergetar. Mau sampai kapan tangan kenalannya ini terus bergetar ? Padahal sebisa mungkin ia sudah mencoba untuk menenangkannya. Tetapi hasilnya nihil, seolah tak ada perubahan sedikitpun. Apa yang harus ia lakukan demi menghilangkan kesedihan pria muda ini ? Sikapnya tak seperti sebelumnya yang bisa dikatakan sangat angkuh. Keangkuhannya itu seolah telah tenggelam oleh kesedihannya seorang diri.

Jeonghan duduk disamping Wonwoo yang duduk diatas sofa diruang kerjanya. Kedua matanya tak pernah mengalihkan penglihatannya dari sang pria manis atau lebih tepatnya kepada air bening yang meluncur bebas dikedua pipi tirusnya. Tanpa sadar sebelah tangannya terangkat dan mengelus surai hitam kecokelatan milik Wonwoo. Dielusnya dengan pelan seolah ia menjadi seorang kakak bagi sang pria muda yang rapuh.

"Tenanglah semuanya akan baik-baik saja." suara itu begitu menenangkan. Wonwoo merasa sikapnya sangat keterlaluan tempo hari yang lalu saat ia bertemu dengannya dan memandang pria yang lebih tua darinya ini sebelah mata. Sekarang ia begitu terkejut karena Jeonghan ternyata memiliki sikap yang hangat dan tidak seperti dulu. Haruskah ia bersyukur akan hal ini ?

Wonwoo menggeleng kuat sembari kedua tangannya menggenggam cangkir berisi teh hangat dengan erat. Emosinya memang terus meluap seiring dengan air matanya yang mengalir deras. Seolah air mata itu tak bisa berhenti mengalir dan membuat sang empunya kelelahan, "___aku yakin pasti ada jalan keluarnya, Minwoo-ya."

Wonwoo tersenyum kecut saat Jeonghan memanggilnya Minwoo. Sebesar inikah kebohongannya selama ini ? Hingga orang dihadapannya terus saja memanggilnya dengan nama Minwoo---sang kembaran. Hatinya begitu sakit dan menyesal telah membohongi banyak orang. Dan lagi ia merasa menjadi manusia terhina dinegeri ini. Masih adakah orang yang mau memaafkan kesalahannya ini ?

"Aku bukan Minwoo." ucapnya sangat pelan seperti sebuah bisikan. Namun, Jeonghan masih mendengarnya dengan jelas. Ia tak mengerti dengan perkataan Wonwoo barusan. Jikapun dihadapannya ini berkata bukan Minwoo, lalu siapa orang yang terbaring dikamar rawat itu ? Apa benar mereka bertukar identitas ? Karena alasan apa ? Jeonghan sangat penasaran akan hal itu, sekaligus ia menjadi ingin lebih dekat dengannya.

"___aku Wonwoo. Tolong hukum aku karena telah membuat identitas palsu di Rumah sakit ini." Tidak. Jeonghan tidak tega melihatnya seperti ini. Lihatlah Wonwoo mencengkram erat bahunya seolah tengah memohon padanya. Bahkan tanpa sadar Wonwoo membuang cangkir berisi teh hangat begitu saja.

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang