8

4.2K 783 123
                                    

Yukhei menguap dan melihat bosan isi kulkasnya. Masih terisi penuh dengan bahan makan. Mata bulat itu melirik kebagian bawah dan melihat sekotak choco pie yang sudah kosong.

Pikirannya melayang ke sosok bocah tengil yang sudah 2 Minggu hilang entah kemana. Diambilnya kotak kosong itu dan membuangnya ke tempat sampah dipojok dapur.

Kaki jenjangnya melangkah kedalam kamar, mengambil jaket denim dan mengenakannya, menutupi tubuh atlestisnya yang hanya terbalut kaus hitam polos tanpa lengan.

Berjalan keluar dan memakai sepatu Kets didepan pintu. Melangkah keluar apartemennya dan menutup pintu juga tak lupa menguncinya.

Ditatapnya sejenak pintu apartemen Haechan yang masih tertutup rapat itu kosong. Yukhei menghela nafas dan berjalan kedepan pintu lift.

Jujur, dia merindukan bocah absurd itu. Sudah 2 Minggu ini dia tidak melihat Haechan dan entah kenapa Yukhei merasa kosong... Hampa?
Entah tapi yang jelas Yukhei ingin melihat tingkah anak itu lagi, dia ingin melihat senyum dan tawa anak itu lagi.

Hari ini dia mendapat cuti, lebih tepatnya Irene memaksanya untuk cuti, karena Irene lelah melihat Yukhei terus mengacaukan pekerjaannya seminggu ini.

Karena ini pertama kalinya dia cuti dan Yukhei tidak tahu harus apa, jadi dia memutuskan untuk belanja cemilan di minimarket dekat gedung apartemennya.

Sesampainya didalam minimarket, Yukhei hanya berdiri diam memandang deretan makan ringan dan biskuit. Sebenarnya Yukhei bingung apa yang ingin dibelinya.

Tiba-tiba kepala Yukhei mengingat Haechan yang meminta cemilan padanya juga Haechan yang melahap choco pie pemberiannya dan cupcake saat dipesta. Anak itu pasti sangat menyukai cemilan.

Tanpa pikir panjang Yukhei mengambil beberapa snack yang dia sendiri tidak tahu itu apa saja dan sekotak choco pie berukuran besar.

Keluar dari minimarket dengan tangan menjinjing sekantung plastik besar berisi cemilan, lalu melangkah pulang.

Langkahnya berhenti saat mata bulatnya melihat sebuah foto seseorang yang cukup familiar terpampang lebar di halaman depan tabloid yang terpajang dipinggir jalan.

Diambilnya tabloid itu, dibacanya dengan seksama artikel dengan judul Skandal besar perselingkuhan Park Hyo Jin - anak kedua Kim ini ternyata hasil perselingkuhannya dengan aktor "K"

'Inikan berita tentang keluarganya Doyoung Hyung?'

Kening Yukhei berkerut melihat isi berita dan sebuah foto seorang anak laki-laki dengan wajah yang diblur.
Foto seorang anak dengan pakaian kasual dan rambut merah yang mencolok membuat Yukhei berpikir keras. Rambut merah itu, seperti??

Haechan!!

Mata bulat itu terbelalak dengan tebakannya sendiri.

'tidak mungkin!'

Dilihatnya lagi sebuah nama dibawah foto anak yang terlihat ceria itu.
Kim Dong*****

Namanya bukan Lee Haechan tapi kenapa yang dipasang foto Haechan?

Yukhei termenung, otaknya sibuk mencerna dan berpikir. Tak memperdulikan sipenjual tabloid yang melihatnya heran.

Tunggu, ini tidak masuk akal! Apa mungkin Haechan adalah Donghyuck adik Doyoung? Walau foto wajah anak itu diblur tapi Yukhei yakin itu wajah Haechan.

'sial tidak mungkinkan Haechan itu Donghyuck!'

Yukhei meremas rambutnya frustrasi.
'itu mustahil'

'ah Irene nuna!!'
Dengan tergesa Yukhei meraih ponselnya dan menelpon wanita cantik yang menjadi staf atasannya.

Yukhei mengigit ujung kukunya tanpa sadar dan menunggu dengan gelisah.

Warna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang