4

4.4K 889 192
                                    

"Om sudah punya pacar?"
Yukhei melirik Haechan bingung

"Memangnya kenapa?"

"Ahh biasanya orang yang menjawab seperti itu adalah jones"

"Aku bukan jones, aku single yang bahagia"

"Benarkah?"

"Iya, kenapa?"

"Jaa kalau begitu Om mau jadi pacarku?"

"Hah?"

.

.

.

.

.

Tunggu... Ok, sebentar otak Yukhei masih loading. Apa Haechan baru saja menembaknya? Menyatakan cinta secara tidak langsung padanya?
Tapi.. Ok, otak Yukhei tak bisa berpikir.

"Hei, kau baru saja menem-"

"AKKHH AKHIRNYA NCT KELUAR JUGA, TY TRACK  TY TRACK!!!"

Ucapan Yukhei terpotong saat bocah didepannya itu tiba-tiba teriak dengan heboh melihat salah satu boygroup yang tengah naik daun dikorea itu perform.

"Hei bocah kau baru saja-"

"Diamlah Om, My bias lagi ngomong itu. Jangan berisik deh Om!"

"Markkeuu kenapa kau sangat tampan??!!"

Wooah apa ini? Apa dia baru saja dibentak dan diabaikan oleh orang yang beberapa detik lalu menembaknya?

Mata bulat Yukhei mengedip-ngedip bingung melihat bagaimana bocah merah itu tengah heboh melakukan fanchat juga menatap berbinar penuh cinta ke layar tv.

Entah kenapa dia merasa terbuang. Jadi ini rasanya kena php seorang bocah SMA tengil yang sialnya berwajah manis.

Yukhei menghela nafas lelah, disini dia yang bodoh, dia yang salah. Kenapa dia mau meladeni ucapan bocah absurd didepannya itu.

Yukhei beranjak pergi menuju kamarnya dengan tangan mengacak-acak frustrasi Surai caramelnya. Meninggalkan Haechan yang diam-diam berbalik dan terkikik menatap punggung lebar itu masuk kamar.


Yukhei bergerak-gerak gelisah diatas ranjangnya. Otaknya masih memikirkan pernyataan Haechan untuk jadi pacarnya. Hati dan otaknya merasa terganggu dengan ucapan bocah merah itu. Bahkan sekarang jantungnya berdegub kencang entah karena apa?

'Tenanglah Yukhei, bocah itu hanya sedang bercanda padamu, Dia hanya sedang iseng padamu'

Itu kalimat yang terus Yukhei ulang-ulang diotaknya. Serius, dia benar-benar ingin melupakan apa yang bocah itu katakan.

Yukhei meyerengit bingung saat suasana tiba-tiba menjadi hening. Hanya ada suara tv, tak terdengar suara heboh Haechan. Yukhei berdiri dan berjalan keruang tamu untuk memastikan bocah itu baik-baik saja atau tidak.

Tersenyum kecil saat mata bulatnya melihat Haechan yang tertidur tergelung dilantai. Pasti bocah ini kecapean.

Tangan Yukhei terjulur mematikan tv dan menggendong Haechan dengan gaya bridal syle dengan perlahan, tak ingin membangunkan Haechan. Lalu melangkah kedalam kamarnya.

Yukhei membaringkan tubuh yang lebih kecil itu perlahan di atas kasur lalu ikut berbaring disampingnya dan tak lupa menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Setelah ia berbalik, memunggungi Haechan dan tidur.

Mata Haechan terbuka dan menatap kosong atap kamar Yukhei lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar Yukhei, dan pandanganya terhenti di bahu lebar orang yang berbaring membelakangi nya.

Warna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang