11

3.4K 738 35
                                    

"Ah aku mengerti. Aku Kim Donghyuck, kau boleh memanggilku Haechan. Dan aku pendamping hidup Yukhei"

"Apa?"

"Apa maksudmu?"

Yang Mi menghentakan tangannya, hingga tautan tangannya terlepas dengan Haechan. Wanita cantik itu melotot tak percaya pada wajah tersenyum pemuda didepannya.

"Karena aku dan Yukhei Hyung akan menikah sebentar lagi. Jadi silahkan nikmati waktumu!"

Ucap Haechan penuh penekanan dan pergi dari sana, melirik tajam penuh amarah dan kecawa pada Yukhei yang masih terpaku padanya. Membuka pintu apartemen Yukhei dengan cepat dan membantingnya keras, membuat Yukhei tersadar dan berbalik, hendak mengejar Haechan.

Namun belum sempat ia buka pintu coklat itu sebuah tangan putih menahannya.

"Yukhei-gege apa ini? Jelaskan padaku!"

Tangan besar Yukhei melepas jemari lentik itu pelan, kembali berbalik dan melangkah keluar. Meninggalkan Yang Mi yang shock, karena ditinggalkan begitu saja.

Mata bulat Yukhei mengedar panik melihat sekeliling, mencoba mencari keberadaan si Surai coklat.

BRAKK

Wajah Yukhei menoleh cepat kearah pintu apartemen Haechan ketika mendengar suara bantingan pintu yang sangat keras didalamnya.

"Haechan! Buka pintunya!"

Yukhei menggedor pintu coklat itu keras, tak memperdulikan tetangga lain yang mungkin terganggu dengan kebisingan yang dia buat.

"Hae-"
Teriakan terhenti saat ia meraih kenop pintu dan ternyata tak terkunci.

Membukanya cepat dan bergegas masuk kedalam, meneliti dalam ruang kosong itu. Mata bulatnya terpaku pada pintu lain disana, pintu kamar Haechan.

Berlari dan membuka pintu putih itu cepat. Segera ia peluk Haechan yang tengah menunduk dipojok kamar. Membuat tubuh kecil itu tersentak kaget dan berusaha melepas pelukan Yukhei.

"Lepaskan aku! Lepas!"

Jerit Haechan dengan terus memberontak, membuat Yukhei makin mengeratkan pelukannya.

"Dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan! Aku dan Yang Mi tidak memiliki hubungan seperti itu!"

"Aku tidak ingin mendengarmu!"

Yukhei berdecak mendengar bentakan Haechan padanya. Dengan sekali gerakan, ia jatuhkan tubuh kecil Haechan diatas kasur lantai dan mengurung tubuh itu dengan tubuhnya. Mengunci semua pergerakan pemuda manis itu dengan tangannya.

Yukhei terdiam melihat wajah Haechan yang memerah menahan amarah dan setetes air mata yang meluncur bebas di pipinya dengan sorot penuh kekecewaan.

Dilepaskan semua kunciannya pada tubuh Haechan dan memeluk tubuh kecil itu erat. Sedangkan Haechan hanya diam, tak memiliki niatan lagi untuk memberontak.

Dia lelah dengan semua ini. Disaat dia mulai bangkit dari hidupnya yang hancur dan ingin memulai semuanya dari awal dengan Yukhei. Orang yang telah membuatnya perlahan sembuh dari keterpurukan, namun dia juga yang membuatnya kembali jatuh.

Rasanya bahkan lebih menyakitkan dari membaca komentar-komentar jahat untuknya. Karena dia telah menaruh kepercayaan pada orang yang tengah memeluknya erat ini.

Haechan takut jika Yukhei akan meninggalkannya sama seperti yang lain.

"Aku dan Yang Mi memang ditunangkan. Tapi aku menolaknya, karena dia hanya kuanggap sebagai adik, tak lebih. Aku bersumpah, aku menolak pertunangan itu!"

Yukhei makin mengeratkan pelukannya pada Haechan yang masih diam tak merespon apapun.

Dipandangnya lagi wajah manis itu dan mendekat. Menciumi jejak tetesan air mata Haechan.

Yukhei benar-benar tak bermaksud mengecewakan Haechan. Karena semua yang ia katakan adalah kejujuran.

Sebelum pindah ke Korea dia memang sempat ditunangkan dengan Yang Mi, tapi dia menolak pertunangan itu mentah-mentah karena perasaannya pada wanita cantik itu hanya sebatas adik yang telah menemaninya sejak kecil. Tapi ia tak menyangkal orang tuanya memang menginginkan Yang Mi menjadi istrinya kelak.

Dulu, dia sudah pasrah jika akhirnya dia dan Yang Mi akan menikah saat pulang ke Hongkong. Tapi tidak sekarang. Semuanya berubah saat ia bertemu Haechan. Ini pertama kalinya dia merasa tertarik pada seseorang.

Haechan mampu membuat jantungnya berdebar kencang hanya dengan senyum tipisnya, membuatnya uring-uringan saat bocah itu tak ada disisinya, membuatnya dipenuhi amarah saat bocah itu dilukai orang lain. Dan Yukhei merasakan semua itu hanya pada Haechan, bukan pada Yang Mi atau lainnya. Dan dia sadar, jika ia telah jatuh pada Haechan. Dia mencintai Haechan.

"Kumohon percaya padaku, hanya kau yang aku cintai!"

Diciumnya bibir merah Haechan lembut, menyalurkan semua perasaannya selama ini. Tersenyum kecil saat tubuh dibawahnya membalas pelukannya. Membuat Yukhei memperdalam ciumannya.



Tbc~
🙄🙄

Cuma mau bilang

Siders aku sayang kalian💋
Tapi jujur tanpa kalian gak mungkin cerita ini view nya lebih dari 2k

Tapi tetap aku lebih cinta ke yang udah baca vote sama komen.
Really i love U guyss💚💚💚💚

Terima kasih karena telah mengapresiasi cerita ini dengan vote dan komen kalian, aku sangat menghargainya.

Tapi tolong jangan terlalu berekspektasi tinggi buat cerita yang aku buat, takut mengecewakan nanti.

Sekali lagi terima kasih🙆🙆🙆

P.s: bagian 12 di-update kemungkinan nanti malem

Warna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang