bagian keduabelas

803 87 63
                                    

Hoseok meninggalkan tempat itu, sesegera mungkin setelah tahu jawaban Jimin adalah tidak.

Jimin (tidak) tahu.

"Omong-omong, terima kasih atas waktu yang sudah kau luangkan." ucap Hoseok di depan pintu sebelum pergi.

"Iya. Terima kasih juga..." ucap Jimin tanpa sadar. Hoseok menatapnya bingung, terima kasih untuk apa?

"Terima kasih untuk merepotkanmu?" Hoseok tertawa pelan, berharap bercandanya itu dapat diterima nalar.

"Tidak." Jimin membalas dengan tawa kecil, "Aku tidak fokus hari ini, maaf."

"Tidak apa. Mungkin karena aku merepotkanmu soal sesuatu yang tidak kau ketahui." balas Hoseok dengan senyum manis seperti yang Jimin tahu. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."

"Iya." balas Jimin singkat. Jimin tetap berada di depan pintu apartemen selama Hoseok berjalan menuju lift dan menghilang masuk ke lift.

Ini benar-benar menyiksa, batin Jimin. Berbohong kepada Hoseok, padahal satu hal yang sangat ingin dilakukannya adalah membuat Hoseok ingat kembali padanya.

"Maafkan aku, Jung Hoseok."

****

Hoseok menekan tombol pada lift menuju lantai bawah. Di dalam lift, karena sendiri, Hoseok mulai bergumam sendiri.

"Kenapa ya tadi aku tiba-tiba pusing,..."

Hoseok memejamkan matanya sembari tangannya memegangi pelipisnya. Lalu, sebuah pemandangan tiba-tiba tergambar di matanya,...

Gambaran dimana ia di rumah tua itu. Bersama anak-anak yang lain, ada yang bermain, ada yang membaca, dan ada yang menyendiri.

Anak yang menyendiri itu menarik perhatiannya, namun ketika Hoseok akan mendekatinya, anak lain mengalihkan perhatiannya.

Kemudian, adegan berubah.

Kali ini settingnya berada di apartemen tadi. Ia baru saja memasuki apartemen itu dan tiba-tiba Jimin datang sambil marah, karena dia hanya mementingkan Jimin daripada dirinya sendiri.

Lalu, lagi-lagi adegannya berubah.

Sekarang settingnya berada di rumah sakit. Ia mendatangi sebuah kamar dan dia dipukuli oleh seorang yang ia barusan ia lihat bersama Jimin di apartemen.

Begitu mencapai lantai destinasi, pemandangan di kepalanya itu menghilang. Sekarang tersisa rasa pusing. Hoseok berusaha keras untuk mengendalikan keseimbangannya, tapi tidak berhasil.

Ia pun memutuskan untuk beristirahat di kursi yang kosong. Pandangannya mengarah ke ruangan tempatnya berada, lalu fokus kepada resepsionis wanita yang tadi ia ajak bicara.

"Aku... Akhhㅡsepertinya pernah bicara dengannya... dulu."

Hoseok menggelengkan kepalanya, berharap sakit kepalanya hilang. Tapi, yang terjadi malah semakin pusing.

"Aku harus... menemui... Dokter Lee."

Akan tetapi, sebelum sempat berjalan keluar gedung itu. Hoseok sudah pingsan.

Dan mimpi-mimpi yang tidak pernah ia alami selama ini bermunculan.

****

"Yasudah, ayo beli makan saja di luar." ucap Yoongi ketika berdebat soal makan siang. "Bersiaplah."

"Oke, hyung."

Jimin bersiap, memakai kaus dan jaketnya serta celana panjang. Ketika sudah siap, Jimin berjalan ke ruang TV untuk menemui Yoongi.

☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang