"Hei, nak, bangun kita sudah sampai di kota." ucap bapak pemilik mobil yang ditumpangi Hoseok dan juga Jimin. Hoseok bangun duluan, ketika mendengar bapak tadi berteriak kepadanya, ia lalu mengatakan akan segera turun dan membawa barang-barangnya turun dari mobil.
"Ah, dan juga, ahjussi. Terima kasih sudah mau memberi tumpangan pada kami. Kami, tidak tahu harus bagaimana lagi berterima kasih kepada Anda." ucap Hoseok mengakhiri percakapannya dengan bapak tadi. Hoseok dengan sendiri menurunkan barangnya dan juga barang Jimin satu-persatu, kemudian setelah semuanya sudah turun, Hoseok membangunkan Jimin. "Jimin-ah,..."
Jimin perlahan membuka matanya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri, barulah matanya terarah kepada Hoseok, Hoseok di sana menunggunya bangun dengan senyuman secerah matahari membuat Jimin melontarkan senyumnya pula.
"Kita sudah sampai?" tanya Jimin dengan bahasa isyaratnya seperti biasa. Hoseok menjawabnya dengan anggukan, terlihat senyum bahagia Jimin ketika mengetahui sekarang dirinya sudah berada di kota. Matanya tertuju kepada beberapa penjuru kota, yang mana dipenuhi banyak toko-toko makanan.
"Ayo. Kita turun lalu cari sarapan." Hoseok mengambil perhatian Jimin dengan melakukan gerakan tubuh, Jimin mengangguk setuju. Hoseok menurunkan Jimin dari kabin mobil belakang, membantunya berjalan untuk mencari tempat makan untuk sarapan.
Keduanya mencapai sebuah tempat makan, Hoseok memakai uang yang diberikan Seulgi dan juga Jongin padanya untuk rantau di kota beberapa, kemudian sisanya untuk menyewa apartemen supaya Jimin dan dirinya tidur dengan nyaman. Ketika di keduanya sarapan di sebuah kedai makan, Jimin makan dengan lahap, Hoseok juga demikian, karena sepanjang jalan mereka tidak berhenti untuk makan.
"Makanannya enak, 'kan?" tanya Hoseok kepada Jimin dengan gerak tangannya. Jimin mengacungkan jempolnya disertai dengan senyum lebarnya, ia menyusup kuah sup yang tersisa di mangkuknya sebagai akhir. Hoseok melihat Jimin menyusup habis supnya dengan senyumannya, membuktikan bahwa ia telah selangkah lebih maju untuk membuat Jimin senang berada bersamanya.
Setelah selesai sarapan, Hoseok kembali berjalan bersama Jimin. Jimin menatap sekitar kota, banyak bunga yang bertengger di pohon pinggir kota, Jimin kagum akan apa yang dibaunya dan juga yang dilihatnya. Begitu baru, karena ia belum pernah melihat hal ini sebelumnya. Agar tidak terlalu canggung dan terlalu lama diam, Hoseok memulai percakapannya dengan bahasa isyarat seperti biasa dengan Jimin,
"Kau suka pemandangan di kota?" tanya Hoseok sambil menatap dalam mata Jimin. Jimin mengangguk mengiyakan apa yang diisyaratkan oleh Hoseok, "Kalau begitu, kita harus mencari apartemen yang jendelanya memperlihatkan pemandangan kota." tambah Hoseok, tapi Jimin menolak. Ia menolak karena pasti itu akan mahal. Hoseok hanya tersenyum akan pernyataan Jimin tersebut, walaupun Jimin bilang tidak, tetap saja Hoseok akan melakukannya.
○○○
Setelah berjalan lama, Hoseok yang menggandeng tangan Jimin terus-menerus akhirnya memasuki sebuah gedung tinggi—apartemen—sebagai tempat tinggal mereka selama di kota.
"Sebentar ya." Hoseok mengisyaratkan untuk menunggu, "Gandeng tanganku terus." dengan menggenggam makin erat tangan Jimin. Kemudian, barulah Hoseok berhadapan dengan resepsionis apartemen tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis perempuan tersebut.
"Apa ada apartemen yang menghadap ke pusat kota? Atau bisa minta tolong sarankan apartemen yang pemandangannya indah dari dalam?" tanya Hoseok sambil tersenyum, sementara itu Jimin mengarahkan pandangannya ke setiap sudut ruangan tersebut. Si resepsionis pun mengeluarkan sebuah buku hitam, seperti sebuah kumpulan foto-foto dan penjelasan tiap apartemen yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN
Fanfiction( hopemin ff requested by @HopeLoveGa ) Here's your req ^^ hope you like it! Menceritakan tentang persahabatan dua pemuda, yang satu normal saja dan yang satu memiliki kekurangan. Keduanya bersahabat sejak belia, sampai akhirnya ketika mereka beranj...