Hoseok menatap Jimin yang sedang melakukan tugas kesehariannya, seperti mencuci perabotan makan, membersihkan sebagian kecil apartemen, dan sebagainya. Sebagai akhir, Jimin mengistirahatkan badannya di sofa tempat Hoseok duduk juga.
Kemudian, Jimin mengungkapkan rasa ingin tahunya.
"Hoseok-ah, kenapa kau menatapiku daritadi?" dengan gerak jarinya dan matanya tertuju pada si lawan bicara.
"Tidak apa-apa." balas Hoseok dengan senyuman dan jarinya. Lalu melanjutkan, "Jimin-ah, apa kau mencintaiku?"
Jimin menjawab dengan anggukan semangat. Senyumnya mengembang hingga giginya yang rapih itu terlihat jelas.
"Cinta sebagai kekasih." tambah Jimin dengan jari tangannya.
Hoseok dengan lembut mengelus kepala Jimin lalu membuat Jimin bersandar di bahunya. Jimin dengan nyamannya menggerakkan kepalanya gemas pada leher Hoseok, dan tanpa Hoseok sadari, tangan Jimin melingkar pada pinggang Hoseok.
Hoseok balik memeluk Jimin sembari membisikkan pelan, "Jimin-ah, aku mencintaimu... sangat."
****
"Selamat siang." sebuah suara ditangkap oleh telinga Yoongi. Itu adalah sahabatnya, yang seingatnya dia ajak minum.
"Aish, hyung,..." ujar Yoongi kesal, "Kenapa lagi aku di sini?"
"Kau membuatku bangkrut, tau." Seokjin atau sahabat Yoongi meletakkan sebuah sup, nasi, serta air putih di meja. "Kemari. Kau sudah menghabiskan tenaga tadi."
"Hah?" Yoongi bingung akan kalimat Seokjin, kadang dia memang sulit dimengerti.
"Kau sudah minum 4 botol tadi. Dan kau tau? Kau sudah muntah beberapa kali." jelas Seokjin panjang-lebar dengan nada suara kesal. "Dan, aku menyimpulkan, kalau kau belum sarapan pagi ini, 'kan?"
Yoongi menghela nafas panjang. Tanpa menjawab pertanyaan Seokjin, Yoongi duduk di meja tempat makanan yang Seokjin buat diletakkan.
"Terima kasih, hyung. Aku akan habiskan." ucap Yoongi sebagai rasa terima kasih serta hormat kepadanya.
Yoongi memakan habis nasi sup itu dengan lahap, karena benar kata Seokjin tadi, dia belum makan. Dari kemarin.
Seokjin menunggunya makan tepat di sampingnya. Ia menopang dagunya dengan tangan di meja, kemudian menanyakan soal masalah yang kemarin Yoongi ungkit.
"Jadi,... soal percintaanmu itu,..." Yoongi menatap Seokjin sembari meminum air putihnya, "Apa masalahmu dengannya?"
"Hm. Jadi kau tahu orangnya, hyung?" Yoongi menolehkan kepalanya untuk menatap Seokjin. Seokjin mengangguk.
"Mungkin aku bisa membantumu dengannya?"
"Tidak... tidak akan bisa." Raut kekecewaan terlihat lagi pada wajah Yoongi. Kali ini, Yoongi menundukkan kepalanya frustasi, seakan hidupnya hancur lebur dimakan habis oleh sebuah cinta.
"Kenapa?" Seokjin kembali menyinggung, "Kau hanya perlu menceritakannya."
"Ya..." Yoongi memberikan respon singkat, kemudian menceritakan semuanya. "Aku jatuh cinta... pada anak yang dulu pernah aku ceritakan dia menderita polio."
"Aahhㅡ" Seokjin menurunkan tangannya dari meja makan, "Aku mengerti ke mana arah permasalahan ini."
"Tidak, hyung." Yoongi memberikan jeda pada pembicaraannya, "Permasalahannya bukan karena dia tidak mau menerimaku karena hal yang pernah terjadi dulu, aku mengatainya. Bukan itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/126653481-288-k543547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN
Fanfic( hopemin ff requested by @HopeLoveGa ) Here's your req ^^ hope you like it! Menceritakan tentang persahabatan dua pemuda, yang satu normal saja dan yang satu memiliki kekurangan. Keduanya bersahabat sejak belia, sampai akhirnya ketika mereka beranj...