bagian kesembilan

996 93 9
                                    

"Apa tujuanmu datang kemari, lady?" Yoongi mengeluarkan kalimatnya setelah wanita yang Yoongi kenal sebagai kenalan Hoseok mengucapkan sesuatu.

Wanita itu menolehkan kepalanya kembali, menatap Yoongi dengan senyuman.

"Tidak ada. Hanya menjenguk Hoseok kurasa. Dan mungkin, selalu saja bertemu dengan si temannya itu." balasnya dengan nada suara kesal, "Aku Son Seungwan. Panggil saja Seungwan atau Wendy."

"Huh." Yoongi mendengus dan mengulurkan tangan untuk menjabatnya, "Min Yoongi."

Seungwan, wanita itu, menarik kembali tangannya. Yoongi membalikkan badannya menghadap ke Seungwan, mencoba kembali ke topik yang mereka bicarakan tadi.

"Oya. Bukankah, Hoseok kuliah?" tanya Yoongi dengan melipat tangannya di dada.

"Benarkah?" tanya Seungwan dengan wajah tak percaya.

Yoongi menghela nafas, "Jadi, tujuanmu kemari hanya untuk menemui Hoseok?"

Seungwan mengangguk dan saat itu juga, pintu lift otomatis terbuka, menandakan mereka sudah sampai di lantai yang mereka tuju. Seungwan bersama Yoongi berjalan keluar dari lift, mereka melanjutkan percakapan di koridor.

"Dengar, sebenarnya aku ini dosen pembimbing Hoseok di kampus." Seungwan menghela nafas, "Aku mengambil cuti seminggu karena Hoseok tidak menghadiri kelas."

"Gila." ujar Yoongi tidak percaya, "Kau tidak mementingkan mahasiswamu yang lain?"

Seungwan menggeleng begitu yakin akan jawaban yang dilontarkannya. Matanya yang berbinar-binar menandakan bahwa dirinya benar-benar jatuh pada Hoseok.

"Ngomong-ngomong,..." Seungwan mengembalikan situasi percakapan mereka, "Kau suka dengan temannya Hoseok itu, bukan? Itukah alasan kau kemari?"

Yoongi terdiam menatap Seungwan.

"Tidak?" Seungwan tertawa kecil, "Sayang sekali, kukira kita bisa kerjasama soal ini."

Yoongi mengangkat kepalanya. Menatap Seungwan dengan alisnya yang menyatu.

"Apa maksudmu?"

Seungwan menyerigai lalu mengatakan,

"Kita bicarakan di kafe saja."

Bagian Kesembilan

Hoseok menaruh gelasnya di kounter dapur, keringatnya bercucuran dengan deras dan jantungnya berdegup dengan kencang.

"Astaga,..." Hoseok mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah, "Kenapa aku memimpikan hal seperti itu?"

Hoseok bertanya kepada dirinya sendiri. Kini dia ketakutan, ketakutan akan kehilangan Jimin, entah dalam waktu dekat atau ke depannya ketika tahap penyembuhan.

Mengembalikan pendengaran Jimin.

Hoseok memejamkan matanya, memikirkan mimpinya tadi.

Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar, Hoseok mendongakkan kepalanya menatap Jimin yang baru saja bangun.

"Jimin,..." Hoseok berjalan mendekati Jimin dengan langkah lebar. Ia menangkap pinggang Jimin, Jimin mengerjapkan matanya berkali-kali melihat perlakuan Hoseok kepadanya. "Aku mencintaimu." Hoseok mengucapkannya dengan gerak bibir yang jelas agar Jimin memahaminya pula.

Jimin paham akan apa yang dikatakan Hoseok, namun setelah itu ia tidak bisa menolak Hoseok yang menciumnya.

Ia tidak bisa menolak, karena perasaannya sama dengan apa yang dirasakan Hoseok. Jimin mencintai Hoseok, memang, tapi dia tidak dapat berbuat apapun untuk melindunginya.

☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang