bagian keempatbelas

749 72 20
                                    

"Ya, ayahku menikahi cinta pertamanya yang pernah ia campakkan itu."

Yoongi mendengarkan tiap kata yang keluar dari mulut Taehyung. Dengan saksama, Yoongi menelaah, ceritanya ini mengingatkannya akan suatu kejadian. Suatu cerita yang ia ketahui sejak dulu.

"Tunggu." Yoongi menghentikan Taehyung ketika sedang bercerita, matanya mendongak ke arah Taehyung, menatapnya, "Ceritamu mengingatkanku pada sesuatu."

"Sesuatu?" tanya Taehyung balik dengan bingung.

Yoongi terus mencoba mengingat kisah apa yang tadi terlintas di kepalanya. Ia mencoba membalik ingatannya ketika berada di panti asuhan dan belum bertemu orangtua angkatnya, benar saja, setelah ia mengingat pada masa dirinya masih berada di panti asuhan, ia mengingat kisah itu. Keseluruhan.

"Min Yoongi-ssi?" Taehyung mencoba menyadarkan Yoongi dari lamunannya, "Kau,... tidak mau menceritakan kisah itu?"

"Hei. Mungkin ini kedengarannya gila, tapi kurasa memang dunia ini sempit."

"Apa maksudmu?"

Taehyung kebingungan dengan pernyataan Yoongi. Yoongi pun menceritakan kisah yang dijanjikan kepada Taehyung itu dari awal,...

****

"Terima kasih banyak, Jeon Jungkook-ssi." ucap Jimin kepada orang asing itu setelah selesai memakan satu bungkus mie instannya.

"Sama-sama. Dan, pasti Jung Hoseok akan tersenyum melihatmu tidak melupakan kesehatanmu juga." balas Jungkook, pemuda asing itu kepada Jimin.

Jimin menusuk kotak susu pisangnya dengan sedotan, ia meminumnya dengan cepat karena dehidrasi. Jungkook, pemuda di depannya ini menatapnya tanpa berkedip sekalipun, hal ini membuatnya grogi dan ketika Jimin menatapnya balik, Jungkook mengusap tengkuknya serta mengalihkan pandangannya. Mencoba menghilangkan kecanggungan yang terjadi, Jimin membuka pembicaraan antara dirinya dan Jungkook.

"Kau... sudah makan...?" tanya Jimin sambil menatapnya. Jungkook, menatapnya balik dengan tatapan masih gugup.

"Sudah. Itu buatmu semua, tidak usahㅡ"

"Aku tidak menawari. Aku cuma tanya." pangkas Jimin dengan tatapan datar.

"Oh..."

Lalu, Jimin tertawa melihat ekspresi yang dibuat Jungkook. Ditambah lagi, wajah Jungkook ketika menatapnya makin terlihat bodoh, membuat Jimin tertawa sampai ia terjatuh dari kursinya.

"Eh? Kau... baik-baik saja?" tanya Jungkook panik ketika membantu Jimin kembali lagi ke kursinya.

"Astaga,..." Jimin mengusap air matanya sambil menatap Jungkook, "Kau ini manusia baru atau bagaimana? Kenapa seperti tidak pernah melihat hal begituan?"

"Aku kira kau serius. Makanya, aku tanggapi serius." balas Jungkook dengan menghela nafasnya panjang.

Jimin masih menatapnya dengan senyuman yang masih tersirat di bibirnya, tangannya menepuk lengan Jungkook.

"Terima kasih." ucap Jimin dengan senyumannya, "Aku bisa tertawa walaupun sebentar..."

Jungkook hanya menatapnya bingung. Benar-benar seperti orang baru lahir, tak tahu apapun.

"Kemarin rasanya aku sudah lupa bahagia." tangan Jimin meraih tangan Hoseok yang lemas, menautkan jarinya dengan jari Hoseok. Senyum kecil terlukis di bibirnya sembari matanya fokus pada tangannya yang menaut dengan Hoseok. "Aku hanya berharap... Hoseok kembali,..."

Keheningan pun terjadi. Jungkook tidak membalas perkataan Jimin, seperti sudah tahu akan sesuatu.

"Kalau begitu... aku pamit dulu." ucap Jungkook sambil berdiri dan mengambil jaketnya. Jimin menatapnya, masih dengan senyuman.

☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang