"Kau mau apa?" Seseorang muncul dari gelapnya sebuah terowongan, menanggapi pertanyaan seorang Jung Hoseok.
"Aku mau memberimu pelajaran." ucap Hoseok dengan nada mengancam.
"Pelajaran apa? Harusnya aku yang memberimu hal seperti itu." Jungkook dengan tawa mengejeknya menatap ke arah Hoseok, "Aku sudah bilang bukan aku yang melakukannya."
"Oh iya? Bukan dia? Lalu, apa peran tanganmu saat berciuman tadi, hah?!" Hoseok dengan amarahnya meledak mendekati Jungkook, tangannya sudah mengepal siap untuk memukul seseorang yang di hadapannya tersebut.
Jungkook tertawa kecil, mengejek. "Baiklah, terserah kau mau berpikiran bagaimana. Kemari, katanya mau memberiku pelajaran?"
"Aish, sialaaan!" Hoseok berlari ke arah Jungkook, namun ketika ia akan melayangkan kepalan tangannya, Jungkook menghilang dari hadapannya. Suaranya masih terdengar, fisiknya tidak. "Keluar kau, pengecut!"
"Pengecut, huh? Aku sudah memberimu sebuah kesempatan untuk kembali hidup, tapi ini caramu berterima kasih padaku?"
Jungkook kembali muncul tepat di belakang Hoseok, yang mana membuat Hoseok sendiri menolehkan kepalanya untuk menghadap ke arahnya. "Kau yang membuat ini menjadi buruk! Kau yang mempermainkan Jimin,... aku memintamu untuk,..."
"Menjaganya? Ck." Jungkook mendongakkan kepalanya setelah tertawa kecil mengejek, "Kau mempercayakan seorang malaikat pencabut nyawa untuk menjaganya,... itu sudah salah besar."
Hoseok masih menatap Jungkook dengan amarahnya yang masih berada di ubun-ubun.
"Kalau kau meminta bantuanku, untuk menjaganya apalagi, kau harus setidaknya memberiku imbalan." Jungkook kembali menghilang, kemudian muncul berada di dekat telinga Hoseok, "Seperti ketika aku memberimu kesempatan lagi untuk hidup kembali atau mati."
"Dan kau meminta imbalannya,..."
Jungkook menyerigai sembari matanya fokus kepada kedua manik mata Hoseok, "Aku tidak meminta, tapi Jimin-mu sendiri yang jatuh cinta padaku."
Hoseok mengalihkan pandangannya dari Jungkook, dadanya terasa sesak, ia bahkan tidak mempercayai apa yang telinganya tangkap. Hoseok memejamkan matanya, mencoba berpikir rasional dan dengan senyuman ia berkata, "Tidak. Aku tidak akan memberikan Jimin, sekalipun kau berpikir dia yang mencintaimu. Aku tidak akan membiarkanmu."
"Coba saja kalau bisa."
Lalu, Hoseok sendirian berada di jalan yang gelap itu.
****
Taehyung mengendarakan mobilnya mengarungi gelap dan dinginnya malam, di mana ia sekarang sedang menuju ke panti asuhan yang Yoongi beritahukan setelah ia mendengar ibu tirinya membicarakan soal itu. Dalam perjalanannya, ia tidak membawa apapun dan hanya mengandalkan cerita ayahnya serta yang didengar dari ibu tirinya.
"Aku akan menyelamatkanmu, hyung. Kau harus bertemu ibu sebelum dia menemui ajalnya. Aku janji."
Begitu mencapai sebuah bangunan rumah besar dan tua, Taehyung mematikan mesinnya, ia berjalan ke arah pintu berharap masih ada yang bangun, mengingat ini sudah gelap gulita. Tangannya mengetuk pada pintu itu dengan pelan, beberapa detik kemudian, pintu itu dibuka dan memperlihatkan seorang wanita seumuran Taehyung melihatnya dengan tatapan datar.
"Cari siapa?" tanyanya. Taehyung melontarkan senyumnya kepada wanita itu, lalu menjelaskan tujuannya datang kemari.
"Apa,... pemilik panti asuhan ini masih bangun?" tanya Taehyung kepada wanita itu. Wanita itu melihat ke dalam rumahnya sebentar, "Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN
Fanfiction( hopemin ff requested by @HopeLoveGa ) Here's your req ^^ hope you like it! Menceritakan tentang persahabatan dua pemuda, yang satu normal saja dan yang satu memiliki kekurangan. Keduanya bersahabat sejak belia, sampai akhirnya ketika mereka beranj...