bagian kesembilanbelas

592 51 3
                                    

Hoseok membuka matanya kembali, ia menyadari dirinya tidak di apartemennya melainkan di rumah sakit. Ia menoleh dan melihat Jimin tengah terlelap juga di sofa lainnya, Hoseok pun berusaha bangun untuk melihat keadaan. Ternyata ini masih malam, diluar gelap dalam ruangan pun gelap. Hoseok menoleh kembali ke arah ranjang Seulgi eomma, tapi Seulgi eomma tidak ada di sana.

"Seulgi eomma... di mana..." rasa khawatir muncul di pikiran Hoseok. Segera, ia bangkit dari sofa untuk duduk di kursi rodanya, namun ternyata hal itu sulit dilakukan. "Ah, sialan..."

Terpaksa, karena tidak dapat memindahkan badannya sendiri ke atas kursi roda, Hoseok pun kembali berbaring dan kembali tidur hingga esok tiba.

Pagi itu, Hoseok bangun dan melihat Jimin sudah tidak lagi tidur di sofa seberangnya. Ia mendengar suara pintu kamar mandi dibuka, spontan Hoseok langsung melihat ke arah asal suara tersebut.

"Hoseok-ah, kau sudah bangun." ucap Jimin dengan kedua tongkat bantu berjalannya serta senyumannya.

Jimin berjalan ke arah tempat Hoseok duduk, ia kemudian duduk di sebelah Hoseok dan tersenyum. "Selamat pagi."

Hoseok tersenyum dan mengecup bibir Jimin sekilas, "Selamat pagi juga, Jimin-ah."

Jimin tersenyum ketika bibir Hoseok menyentuh bibirnya. Ia kemudian menggenggam tangan Hoseok erat sembari menyenderkan kepalanya di bahu Hoseok, "Hoseok-ah, kau lapar tidak?"

"Hm? Aku lapar. Tapi nanti saja." Hoseok mengusap kepala Jimin dengan pelan, ia kemudian teringat sesuatu. "Jimin-ah, Seulgi eomma... kemana...?"

"Seulgi eomma... aku tidak tahu..." Jimin menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu, "Ketika aku bangun tadi juga... Seulgi eomma sudah tidak ada di ranjangnya."

Raut kekhawatiran masih terlukis di wajah Hoseok, tangannya memeluk erat Jimin berharap tidak ada sesuatu yang buruk terjadi.

Tak lama setelah itu, pintu kamar inap itu terbuka. Pertama kali yang memasuki ruangan itu adalah kursi roda dengan seseorang duduk di atasnya dan diikuti dengan yang mendorong kursi roda tersebut, Taehyung.

"Seulgi eomma!"

Seulgi eomma di dorong ke arah Hoseok dan Jimin dengan senyum tipis. Taehyung, di sana masih menundukkan kepalanya dan murung.

"Hoseok-ah, Jimin-ah...!" ucap Seulgi eomma dengan wajah berseri dan langsung memeluk Hoseok dan Jimin. "Ah, eomma merindukan kalian berdua... juga eomma merindukan melihat wajah kalian berdua."

"Aku juga, eomma." ucap Jimin dengan pelukan erat serta senyumannya.

"Terima kasih, Seulgi eomma... sudah kembali."

Taehyung pun tanpa diketahui oleh kedua insan itu keluar kamar inap.

****

Taehyung di luar ruangan tak lagi dapat menahan air matanya. Ia berjalan ke kamar mandi dan menangis di salah satu bilik kamar mandi yang kosong, Taehyung berusaha membungkam suaranya namun sulit untuk melakukannya.

"Eommonie..." tangisnya menjadi di dalam bilik itu.

Beberapa menit berlalu, air matanya yang sudah terkuras kini menjadi sesenggukan. Seseorang pun membuka pintu bilik toilet itu dan memperlihatkan Yoongi.

"Taehyung-ah... kau kenapa..." tanpa basa-basi lagi, Taehyung langsung menariknya dalam pelukan. Yoongi yang berdiri dipeluk langsung mengelus kepala Taehyung, mencoba menenangkannya. "Ssstt. Hei, Taehyung-ah... tenanglah..."

☑️ FIRST LOVE || HOPEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang