FWB - 3

8K 508 54
                                    

Chapter Three : Party

Ketika Seulgi memberitahuku tentang pesta itu, yang ada dipikiranku hanya ada dua kemungkinan pesta seperti apa itu. Kemungkinan pertama adalah pesta formal dan kemungkinan lainnya adalah pesta clubbing. Dan yang benar-benar terjadi ternyata adalah kemungkinan yang kedua.

Suara musik yang memekakkan telinga langsung menyapaku ketika aku memasuki ruangan pesta. Ini mungkin bukan pertama kalinya aku pergi ke klub. Teman-temanku di California juga sering mengajakku ke sana. Tapi aku masih tak terbiasa dengan suasana klub itu sendiri.

Jinri tiba-tiba menarikku untuk berjalan di sampingnya. Aku sebenarnya sengaja berjalan di belakang Jinri, Seulgi dan Seungwan. Aku berniat untuk menunggu di luar saja kalau nanti aku benar-benar sudah tak tahan dengan suasana di sini. Tapi sepertinya Jinri, Seulgi dan Seungwan tak akan membiarkanku lepas begitu saja. Aku tahu mereka bermaksud baik; ingin aku bersenang-senang malam ini. Tapi sayangnya menghabiskan waktu di klub tidak pernah ada dalam definisi kesenangan untukku.

Ketika Seungwan menginggalkan kami untuk menghampiri teman-teman satu kelasnya, Jinri dan Seulgi malah menarikku mendekati meja bar. Jinri menepuk bahu seorang laki-laki yang sedang bicara dengan seorang bartender. Ketika laki-laki itu berbalik Jinri berkata, "Soojung, kenalkan ini Taeyong. Adik tingkatku yang kuceritakan padamu."

Jinri memang pernah berkata padaku kalau ada adik tingkatnya yang ingin berkenalan denganku setelah melihatku makan siang bersamanya. Kupikir dia hanya bercanda atau semacamnya. Aku tak merasa aku semenarik itu sampai orang yang tak memiliki kepentingan denganku ingin berkenalan denganku.

Lelaki bernama Taeyong itu tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya padaku. Aku balas tersenyum tipis dan menjabat tangannya.

"Kami akan memberikan kalian berdua privasi kalau begitu," kata Seulgi sambil menarik tangan Jinri untuk meninggalkan aku dan Taeyong berdua.

"Jaga Soojung kami, Taeyong-ah!" seru Jinri sebelum benar-benar pergi dengan Seulgi.

Aku tak tahu mana yang lebih buruk lagi daripada ditinggal bersama pria yang baru saja kukenal. Tapi aku tahu apa yang sedang Jinri dan Seulgi lakukan saat ini; mereka mencoba menjodohkanku dengan Taeyong. Sepertinya lain kali aku harus memberitahu Jinri dan Seulgi kalau aku bisa mengurus kisah asmaraku sendiri.

"Kau cantik sekali malam ini, sunbae."

Aku tak tahu apakah itu pujian yang jujur atau tidak. Aku bahkan hanya menggunakan riasan tipis dan pakaianku tidak begitu istimewa; aku hanya menggunakan dress silver selutut lengan pendek dengan cardigan hitam, stocking hitam panjang serta sepatu boots hitam. Tapi aku tetap menghargai pujian Taeyong itu dengan berkata, "Terima kasih."

"Apa sunbae ingin minum sesuatu?" Aku menggeleng. Seseorang diantara aku, Jinri, Seulgi dan Seungwan harus memiliki kesadaran penuh untuk perjalanan kembali ke asrama. Dan kurasa orang yang paling mungkin adalah diriku. Tapi Taeyong malah berkata lagi, "Biarkan aku yang pilihkan minuman terbaik untukmu, sunbae." Sepertinya dia tidak melihat gelengan kepalaku tadi.

Ketika Taeyong berbicara dengan bartender untuk memesan minuman, aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan. Mataku langsung tertuju pada seseorang yang baru saja memasuki ruangan ini. Seorang pria yang pagi ini mengejutkanku dengan kemampuan menulis puisinya; Oh Sehun. Dia datang bersama ketiga temannya. Tampilannya tidak banyak berubah dari terakhir kali kulihat. Dia dan teman-temannya berjalan menuju sofa yang ada di pojok ruangan; bergabung dengan beberapa pria lain yang sedang bersantai di sana.

"Sunbae?" panggilan Taeyong mengalihkan perhatianku dari Sehun. Kedua tangannya memegang gelas kecil berisi cairan bening. Dia menyodorkan salah satu gelas itu padaku dan aku hanya bisa menerimanya tanpa benar-benar berniat untuk meminumnya.

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang