FWB - 5

7.9K 477 83
                                    

Chapter Five : I want you

Aku sama sekali tidak mengerti dengan Sehun dan segala hal tentang dirinya. Semua hal yang dia lakukan ataupun dia katakan benar-benar membuatku bingung. Bukan hanya bingung pada dirinya, tapi juga pada diriku sendiri.

Tak ada alasan yang cukup bagus untuknya menciumku di lift. Ataupun saat di parkiran... Dia bisa saja memperingatkanku atau membawaku ke tempat yang lebih ramai untuk menolongku dari pria yang mengikutiku itu. Tapi dia malah memilih menciumku seenaknya.

Tanpa sadar, tanganku bergerak dengan sendirinya menuju bibirku. Aku masih bisa mengingat rasanya ketika Sehun menciumku. Jika awalnya aku berpikir Sehun mungkin lebih suka mendominasi ciuman, seperti tipe pria yang akan menunjukkan pada pasangannya kalau dia yang memegang kendali. Tapi ternyata tidak. Sehun malah hanya memberikan godaan-godaan padaku dan kemudian menungguku membalas. Dan tanpa kusadari, aku melakukan persis seperti apa yang dia mau.

Aku pernah berciuman sebelumnya. Walaupun hanya untuk sebuah pertunjukkan drama di SMA-ku dulu. Rasanya jelas benar-benar berbeda. Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya ciuman bersama lawan main dramaku itu. Berbeda dengan ciuman Sehun, aku tak yakin bisa melupakan bagaimana rasanya.

"Soojung? Bumi memanggilmu!" Aku segera mengalihkan pandanganku pada Seulgi yang baru saja memanggilku. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali ketika menyadari kalau bukan hanya Seulgi yang sedang memusatkan perhatiannya padaku. Tapi Jinri dan Seungwan juga.

"Kau jadi sering melamun akhir-akhir ini," kata Seungwan heran.

Aku hanya menunduk dan memilih memandangi gelas minumanku. Apa yang dikatakan Seungwan memang benar. Aku juga menyadari kalau aku terlalu sering melamun akhir-akhir ini. Bahkan disaat hang out bersama mereka seperti sekarang. Seperti hanya ragaku yang ikut hang out dengan mereka, tapi pikiranku berada di tempat lain.

"Apa kau sedang ada masalah?" tanya Jinri. Aku menggeleng. Itu terlalu berlebihan untuk disebut masalah.

"Ah, aku tahu!" Seulgi berseru tiba-tiba. Dia kemudian memberiku senyum menggoda. "Kau pasti sedang memikirkan Taeyong kan?"

Aku berusaha keras untuk tidak memutar bola mataku mendengar tebakan Seulgi. Mereka masih mencoba menjodohkanku dengan Taeyong sekalipun aku sudah mengatakan pada mereka kalau aku bisa mengurus urusan percintaanku sendiri. Dan Taeyong sendiri juga sedang mencoba mendekatiku dengan mengirimu pesan setiap harinya, mengajakku makan bersama atau pergi ke suatu tempat hanya berdua. Aku mencoba menghargai usahanya dengan membalas pesannya ketika sempat atau menerima ajakannya sesekali.

"Ceritakan pada kami tentang hubungan kalian!" seru Jinri bersemangat.

Kali ini, aku benar-benar memutar bola mataku. "Tak ada apapun diantara kami, Jinri. Harus berapa kali kukatakan itu padamu?"

"Kalau begitu, apa yang kau pikirkan akhir-akhir ini?" tanya Seungwan.

Aku tak mungkin menjawab yang sebenarnya. Terakhir kali melihatku bersama Sehun, Seungwan malah memperingatkanku. Apalagi kalau dia tahu Sehun sudah dua kali menciumku dan membuatku tidak bisa berhenti memikirkannya.

"Aku hanya memikirkan ujian minggu depan," jawabku akhirnya. Aku tidak sepenuhnya berbohong karena memang ujian tengah semester sudah semakin dekat. Dan jika aku tidak mendapat nilai yang memuaskan, beasiswaku mungkin akan ditarik kembali.

Jinri berdecak dan berkata, "Minggu depan itu masih lama, Jung. Kita seharusnya bersenang-senang dulu sekarang."

"Tidak bisa, Jin. Kalau nilaiku jelek, beasiswaku bisa dicabut."

Jinri menghela napas. Kurasa dia mengerti kalau apa yang kukatakan itu benar.

"Soojung bukan kau yang puas hanya dengan nilai C," sahut Seulgi meledek Jinri. Aku benar-benar ingin berterima kasih pada Seulgi karena sudah menyelamatkan suasana.

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang