FWB - 6

8.8K 488 122
                                    

Chapter Six : Offer

Aku benar-benar benci ketika terjadi perdebatan dalam diriku sendiri, baik itu kecil maupun besar. Seperti yang terjadi ketika Sehun membukakan pintu mobilnya untukku. Sebagian dari diriku yang sudah terlalu penasaran dengan perkataannya tadi langsung menyetujui untuk masuk ke mobilnya. Sebagian lagi berpendapat kalau aku seharusnya kabur dan pergi sejauh mungkin dari Sehun. Tidak ada yang tahu apa yang mungkin bisa dia lakukan padaku.

Tapi pada akhirnya, rasa penasaranku yang menang. Aku menyetujui untuk masuk ke dalam mobil Sehun. Sehun langsung menjalankan mobilnya, membawaku entah kemana.

Ketika mataku tanpa sengaja melihat pantulan diriku sendiri di kaca mobil Sehun, wajahku langsung memanas karena menyadari bibirku bengkak. Aku tahu ini pasti karena ciuman Sehun tadi. Tapi aku tak menyangka kalau bekasnya akan begitu terlihat seperti ini.

"Kau tidak ingin menanyakan apapun padaku?" tanya Sehun tanpa menatapku. Matanya hanya terfokus pada jalanan saat ini.

Aku menggigit bibir bawahku sambil menatapnya. "Siapa wanita tadi?"

"Hanya jalang yang kutemui di klub." Sehun membuat wanita tadi terdengar tidak begitu penting. Aku yang tadinya ingin bertanya lebih lanjut tentang wanita itu segera mengurungkan niatku.

"Kenapa kau berbohong soal wanita yang waktu itu?" tanyaku lagi.

Kali ini Sehun menoleh padaku sekilas. "Kau mungkin tak akan mengerti walau kujelaskan siapa wanita itu."

"Kenapa tidak kau coba jelaskan dulu?"

Awalnya, Sehun hanya diam dan melirikku sekilas. Kupikir dia mungkin memang tidak ingin membahas wanita itu dan tak akan menjawab. Tapi tiba-tiba dia berujar, "Singkatnya, dia adalah mantan tunangan teman lamaku."

Aku menganggukkan kepalaku mengerti. Entah dibagian mananya dari jawaban Sehun itu yang sulit untuk dimengerti. Tapi kurasa Sehun mungkin telah mengedit bagian yang sulit kumengerti.

"Kau tahu istilah 'Friends With Benefits'?"

Rahangku terjatuh mendengar pertanyaan yang Sehun lontarkan. Aku mungkin bukan wanita penggila seks dan semacamnya, tapi aku juga tidak benar-benar polos. Aku tahu apa itu Friends With Benefits. Tapi aku tak mengerti kenapa Sehun menanyakan tentang hal itu.

"Maksudmu, seks yang mengatasnamakan pertemanan?"

Sehun menyeringai mendengar perkataanku. "Kau tidak sepolos yang kukira ternyata."

Wajahku kembali memanas. Sehun sepertinya benar-benar untuk membuatku merasa malu atas kata-kataku sendiri.

"Kenapa kau menanyakan itu?" tanyaku.

Bukannya menjawab, Sehun malah menghentikan laju mobilnya. Aku melirik sekeliling dan menyadari kalau kami sudah berada di depan asrama. Kupikir dia ingin mengajakku ke suatu tempat, tapi ternyata dia hanya ingin mengantarku pulang. Aku merasa agak kecewa karena itu berarti aku harus berpisah dengan Sehun sekarang juga.

"I want you to be my friends with benefits," katanya sambil menatapku. Tak ada seringai ataupun senyum miring di wajahnya saat mengatakan itu. Sehun mungkin benar-benar serius dengan kata-katanya.

Untuk beberapa saat, aku hanya menatapnya dengan tatapan tak percaya. Dari semua kemungkinan maksud kata-kata Sehun sebelumnya, ternyata inilah maksud yang sesungguhnya. Aku bahkan tidak curiga ataupun berpikir sampai kesitu.

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang