FWB - 12

6.2K 404 75
                                    

Chapter Twelve : Getting to know him

Aku membuka mataku dan yang pertama kali kulihat adalah kekosongan di ranjang sebelahku, lagi. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan menguap. Setelah kesadaranku mulai kembali, aku langsung meneliti ruangan tempatku berada itu. Ini jelas berbeda dari ruangan terakhir yang kuingat sebelum aku terlelap. Ruangan ini didominasi oleh warna putih, terlihat begitu bersih dan nyaman, serta tampak seperti kamar-kamar pada umumnya. Sebenarnya, di mana aku berada saat ini?

Aku bisa merasakan kalau aku tak mengenakan apapun lagi di balik selimut yang melilit tubuhku. Dalam pikiranku, Sehun tak mungkin membawaku ke tempat yang berbeda dalam keadaanku yang masih seperti ini. Untuk memastikannya, aku membuka pintu dan mengintip keluar. Aku langsung bernapas lega ketika mendapati kalau aku hanya berada di kamar lain rumah wanita bernama Yoona yang merupakan teman Sehun.

Aku duduk kembali di ranjang dan berpikir tentang beberapa hal. Seperti, tentang kamar yang kami gunakan untuk melakukan seks kemarin. Rasanya agak tidak mungkin kalau wanita seperti Yoona memiliki kamar yang... errr, aku sendiri masih bingung untuk mendefinisikannya. Intinya, aku tak percaya kalau Yoona yang mengoleksi benda-benda seperti itu.

Aku tiba-tiba merasa ingin sekali mandi dan merasakan segarnya air menyentuh tubunku. Bersyukur, di dalam kamar itu sudah dilengkapi oleh sebuah kamar mandi. Aku jadi tak perlu bertemu dengan siapapun lagi dalam keadaan seperti ini.

Butuh waktu hampir satu jam untukku mandi dan membersihkan diri, serta berpakaian dan menata rambutku. Seperti sebelumnya, Sehun kembali meninggalkan pakaian lengkap di sofa yang disertai catatan kecil di atasnya. Catatan kecil kali ini mengatakan bahwa dia menungguku di danau belakang rumah. Sementara pakaian yang dia tinggalkan berupa gaun pendek kasual berwarna biru.

Aku keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. Hidungku langsung mencium aroma yang membuatku tersadar kalau aku belum makan sejak kemarin. Aku mengikuti arah aroma itu dan malah berpapasan dengan Yoona yang mengambil arah berlawanan.

"Hai, Soojung!" Yoona tersenyum begitu lebar saat melihatku. Aku tak yakin apakah bisa berhenti memuji seberapa cantiknya Yoona sekalipun aku juga perempuan. Yoona seperti definisi dari kecantikan itu sendiri. "Bagaimana tidurmu?"

Aku mengusap belakang kepalaku ketika sejekap bayangan kegiatanku semalam kembali terbayang. Entah apakah Yoona mendengar suaraku yang cukup berisik atau tidak. Tapi, kurasa Yoona pasti tahu apa yang kami lakukan mengingat dia pemilik rumah ini. Dia pasti tahu apa yang ada di dalam kamar itu dan tak sebodoh itu berpikir jika kami hanya tidur biasa di kamar itu.

Aku hanya mengulas senyum sebagai jawaban atas pertanyaan Yoona sebelumnya. Senyum Yoona tak berhenti mengembang. "Ayo kita meja makan. Aku sudah menyiapkan makanan. Kuharap kau suka sup ayam." Yoona merangkul bahuku dan membawaku ke meja makan. Perutku semakin terasa melilit karena kelaparan. Aku jadi takut perutku tiba-tiba berbunyi dan didengar oleh Yoona. Itu pasti akan sangat memalukan.

Tak ada orang selain aku dan Yoona di meja makan. Aku melirik pada jam dinding di ruangan itu dan mendapati kalau saat ini pukul sudah sembilan pagi. Ini masih bisa disebut sarapan, tapi di mana Sehun? Apa dia serius sedang menungguku di Danau?

"Di mana Sehun?" tanyaku.

Samar-samar aku melihat Yoona menyeringai mendengar pertanyaanku. "Dia menunggumu di danau sejak tadi."

"Sejak kapan? Apa dia sudah sarapan?" Aku benar-benar merasa tak enak pada Sehun jika pria itu sudah menungguku cukup lama di luar sana. Seharusnya dia membangunkanku supaya tidak menunggu terlalu lama.

"Entahlah, mungkin satu jam yang lalu. Dan tidak, Sehun tidak pernah suka sarapan. Kecuali kalau rokok masuk ke dalam katagori sarapan untukmu." Yoona menuangkan sup buatannya ke dalam mangkukku. "Ngomong-ngomong, aku merasa tidak asing denganmu. Seperti, aku pernah melihat wajahmu sebelum ini.. entah di mana," katanya lagi. Dia tampak mencoba mengingatnya untuk beberapa saat.

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang