"Terkadang, Tuhan mempertemukan sepasang manusia hanya untuk saling mencintai, bukan memiliki."
-Arkan
••••
[ SPECIAL PART ]
KETIGA pasang mata itu sudah lima belas menit ini terlihat tak melepaskan pandangan mereka dari sang calon mangsanya.
Berpura-pura tengah berbincang walau sebenarnya, fokus mereka semua bukanlah pada pembicaraan. Melainkan pada seorang gadis dengan predikatnya sebagai 'murid baru' sekaligus gadis tercantik di angkatannya.
Jadi sudah pasti, Al, Steve dan Raynzal tak mau melewati kesempatan langka untuk memenangkan angsa putih itu.
Dari balik komiknya, Raynzal melirik Richard dan Arkan, "Serius gak mau ikut taruhan?"
Yang di tanya hanya melirik Raynzal sekilas, sebelum kembali pada makanannya masing-masing. Menganggap pertanyaan itu hanyalah angin lalu.
"Yah, pada bego," sambar Steve setelah cowok itu membuang asap rokoknya ke udara, "Cewek secakep itu di tolak."
"Udah biarin, kita bertiga aja kalo gitu," timbrung Al malas, kembali memfokuskan perhatiannya pada kedua sobatnya, "Yang menang dapet apa?"
Steve menautkan alisnya, memikirkan hadiah menarik dari taruhan mereka kali ini, "Mobil?"
Raynzal menggeleng tak setuju, "Mainstream, yang lain?"
"Motor?" Ganti Steve yang segera mendapatkan lemparan kacang dari Raynzal.
"Buat apaan? Kitakan udah punya satu-satu."
Di garuknya kepala Steve bingung, "Terus apaan?"
"Jadi babu seminggu?" Ide Al gila, namun berhasil membuat Steve dan Raynzal berfikir keras.
"Sebulan?" Tawar Raynzal dengan mengangkat kedua alisnya, menunggu kedua temannya itu menganggukan kepalanya setuju.
"Deal!"
"Deal!"
Dari tempatnya, Arga berdecih. Sudah muak dengan kebisaan mereka yang memang sangat hobi berlomba-lomba atas sesuatu hal yang tak penting.
"Ajak ke hotel terus tidurin gak, nih?" Pertanyaan frontal itu ditanyakan oleh Al.
Menghadirkan lemparan kacang yang tepat mengenai kepalanya, "Gak usah ngarep, dia mau kenal sama lo juga masih untung."
Penghinaan yang menghadirkan adrenaline dari seorang Al Delano.
Dengan berdecih singkat, cowok itu mengacak rambutnya. Ingin memperlihatkan pesonanya pada dunia, "Siapa sih yang bisa nolak gantengnya gue?"
Tawa kencang terdengar dari Raynzal dan Steve. Kedua orang itu terlihat mengangguk-nganggukan kepalanya, mengiyakan kesombongan yang haqiqi dari sobatnya.
"Nyet?" Kali pertama Derren bersuara setelah sekian lama sibuk dengan komiknya.
Membuat perhatian teman-temannya beralih kepadanya, "Upacara, gak?"
Arkan mengumpat, ia sempat melupakan kalau hari ini adalah hari senin yang terkutuk, "Cabut aja. Males gue."
Anggukan setuju segera datang dari arah Richard, Al, Raynzal, Steve dan Derren. Tidak dengan Arga yang masih setia dengan ponselnya, bermain games tanpa mau merespon apapun.
Hanya mengikuti kemana enam sobatnya itu pergi tanpa mengatakan apapun.
Berjalan menuju taman belakang untuk pergi ke sebuah jalan rahasia yang tak sengaja mereka temukan beberapa waktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanin's Diary (Open Pre-Order)
Ficção Adolescente#6 in teenfic - 9 Mei 2018 [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Siapa yang tak mengenal 7 cowok tampan tapi nakal yang terdiri dari Arg...
