Jika kamu ingin berkhianat, maka ingatlah janji mu bahwa hanya satu yang kau cintai yaitu AKU!
Malam itu ia tak bisa untuk sekedar menutup mata, tubuhnya terjaga, fikirannya entah kemana, sudah tak terhitung lagi berapa puluh bahkan beratus kali jennie mencoba menghubungi hanbin, namun percuma saja, hasilnya tetap sama seperti hari-hari sebelumnya.
Tak lama ponsel nya berdering.
"hallo? Ada apa che?"
"eon ada di apartemen?"
"ada kok che"
"aku mau kesana sama june, jangan kemana-mana ya"
"iya"
Sekitar 15 menit terdengar bel apartemen berbunyi, sepertinya rose dan june sudah sampai, jennie berjalan pelan kemudian membuka pintu, senyum sumringah terpancar dari bibir rose sedangkan wajah stay cool selalu melekat pada june.
"maaf ya udah ngrepotin kalian,"
Ucap jennie sembari mempersilahkan rose dan june untuk duduk
"gpp kok eon, yang namanya teman itu harus membantu" ucap rose tersenyum hangat
"jadi gini jen kita kesini mau ngasih tau dimana keberadaan hanbin" kata june melanjutkan
"hahhh?? Jadi kalian udah tau di mana hanbin?" tanya jennie begitu kaget
"nggak se spesifik itu sih eon, tapi yang jelas hanbin sekarang berada di di dalam kekuasaannya sana" rose menjelaskan pelan pelan supaya jennie tidak begitu terkejut.
"mau dia apa sih sebenernya che? Iya gue emang salah karena gue hadir di saat mereka mulai serius, tapi gue juga korban che, hati dan perasaan gue masih ada di hanbin bukan siapapun, gue hanya ingin bersamanya untuk rentan waktu yang sebentar tak kan lama"
jennie mulai mengeluarkan air mata ia tak tau harus berbuat apa lagi jika terus seperti ini, jalan terakhir nya mungkin ia akan menerima untuk bertunangan dengan jackson dan melupakan semua yang terjadi padanya di sini.
"lo mending tanya sana aja langsung jen, karena ini itu urusan pribadi kalian bertiga, jujur kita temen lo dan temen hanbin nggak bisa berbuat banyak untuk sekarang" jelas june
"......" rose mengangguk tanda ia setuju dengan apa yang june utarakan
" iya jun, che, makasih udah bantu gue selama ini, besok gue bakal ke rumah nya sana buat nyari titik terang."
"oke, ini ada alamat nya, lo bisa cari" ucap june sembari menyodorkan robekan kecil bertuliskan alamat rumah sana.
"makasih banget atas bantuan kalian" sekali lagi jennie mengucapkan rasa terimakasihnya
Rose menatap ke jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam lebih 10 menit, dan ia harus bergegas pulang.
"ya udah, aku sama june pulang dulu ya eon, hati-hati di sini, jangan nangis mulu"
"iya jen, udahlah laki laki stok nya masih banyak" ucap june mencoba menghibur jennie
" yang model nya kayak kamu ini emang yang meraja lela, bikin virus di mana-mana" rose menyangkal ucapan june, june mulai tidak terima dan mengangkat alisnya sebelah, buru buru jennie melerai mereka supaya tidak terjadi percek cok an.
"kalian ya udah tua tapi pacarannya masih kayak bocah, udah sono pulang udah malem"
"iya eon," ucap rose manis kemudian mulai keluar dari apartemen dengan menggandeng mesra tangan june.
"ada ada aja sih kalian" jennie menggelengkan kepala pelan, namun senyum nya memudar tatkala dua insan yang tengah kasmaran itu mulai hilang di balik pintu, tiba-tiba kakinya terasa begitu lemas air matanya lolos begitu saja dari pelupuk matanya, ia remas kuat kuat kertas yang di berikan june tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED |2018| KHB.JNK [HIATUS]
Fanfiction"Jen, lo tuh bego!!!!!! Sumpahh lo bego banget, udah di sakitin tetep aja mau balik, ibaratnya lo tuh kayak jilat ludah lo sendiri" kata jisoo . . . . "Mau jadi cowok sok playboy kelas kakap bin??? Sorry masih jagoan june kalo urusan itu, punya otak...