Seungmin ingin sekali membuang Felix ke kubangan saja.
Masalahnya karena hari ini KBM belum efektif, otomatis mereka menganggur di kelas.
Dan hal itu bukannya Felix gunakan untuk bermain bola dengan yang lain di lapangan, nongkrong atau merokok di belakang sekolah, Felix malah membuang-buang waktunya untuk menggoda dan mengikuti Ara kemana-mana.
Dan kalau Seungmin tidak menariknya untuk mengajak makan di kantin mungkin Felix akan melangsungkan kegiatan tidak bermutunya itu terus sampai bel pulang.
Felix sendiri sebenarnya ingin menertawakan dirinya yang konyol. Tapi menggoda Ara itu hal yang menyenangkan di dalam hidupnya.
"Udah lah main basket aja tuh sama adek kelas, ngapain sih usil banget?" Omel Seungmin yang memakan somaynya.
"Iya duh Seungmin, ngomel mulu nih kaya mami gua!" Seru Felix kesal, meminum kopi dinginnya.
"Btw emang Ara adeknya bang Changbin cantik banget ya? Sampe waktu itu bang Kev--"
Cepat-cepat Felix menyumpal mulut Seungmin dengan gorengan somay lagi, lagi dan lagi.
"Udah makan aja, makan." Kata Felix sambil mengangguk.
Ia benar-bear tidak mau siapapun menyinggung masalah ini lagi di sekolah.
Sedangkan seorang pemuda lainnya ber nametag Na Jaemin mendatangi meja mereka, menggebrak kecil sembari tersenyum lebar.
"Woy jajan mulu nih, ayo itu ditungguin yang lain di lapangan," Ujarnya, menunjuk ke sembarang arah dengan dagunya.
Felix beranjak, diikuti Seungmin yang mulutnya masih penuh karena ulahnya.
Ketiganya pun meninggalkan kantin menuju lapangan basket outdoor yang sekarang sedikit ramai.
Felix dengan iseng mengedarkan pandangannya dan malah terhenti pada tribun yang sedang diduduki beberapa orang disana. Ia menyipitkan matanya, menatap dua orang yang sedang duduk disana sambil bercanda.
Itu.. Ara dan Hyunjin?
Bukannya Ara dekat dengan Jeongin?
•••
"Kak!" Panggil Ara.
Hyunjin yang sedang menikmati permainan adik kelasnya di lapangan pun menoleh, Ara duduk disampingnya.
"Beneran free nih? Ngga ngabur?" Tanya Ara yang membuat Hyunjin terkekeh.
Ia memang kabur. Demi Ara.
"Iya ra ya ampun,"
Ara pun mengangguk. Ia menawarkan roti pemberian Jeongin yang ia bawa pada Hyunjin. "Mau?"
Hyunjin yang sedang menikmati pemandangan didepannya beralih menatap roti dan kotak makan di tangan Ara.
Ia terlonjak. Sumpah demi apapun itu adalah kotak makannya jaman sd dulu, bahkan goresan di pinggir kotak karena ulahnya yang tidak sengaja menjatuhkan kotak makan itu terlihat jelas dan sama.
Apalagi.. didalamnya berisi beberapa potong roti brownies cokelat kesukaannya. Roti itu adalah roti buatan bunda semalam.
Pemuda itu pun terdiam, mengerjapkan matanya yang membulat lucu beberapa kali.
"Aku dikasih temen kok tadi, gak bikin sendiri. Lagian aku mana bisa bikin kaya gini-gini," Ucap Ara, mencuil rotinya lagi dan tersenyum.
Hyunjin pun ikut tersenyum, berusaha menghilangkan segala pikiran buruknya. Ia mengelus surai Ara pelan.
"Mau buat siapa deh belagu amat bawa bekal?"
"Ehehehe,"
"Bunda, nih Jeongin udah berani naksir cewe!"
"Aku bisa bikin loh ra, mau diajarin gak?" Tanya Hyunjin, menyunggingkan senyumnya yang paling manis.
•••
Ara heran. Padahal pagi tadi Felix sangat usil dan tidak henti-hentinya mengganggunya.
Tapi siang ini saat pulang sekolah, pemuda itu malah diam saja dan bicara seperlunya padanya.
"Kak Felix marah sama gua apa ya?" Tanya Ara.
Felix yang tengah menstarter motornya itu menggeleng. "Udah naik aja,"
Ara menurut saja. Ia menggunakan pundak Felix untuk pegangannya dan motor Felix mulai melaju di jalanan.
Bahkan Felix yang biasanya bertanya bagaimana hari Ara pun kini diam saja sampai dirumah.
"Kak Felix kenapaaaaaaaaa jangan diem aja, Ara gak suka!" Keluh Ara yang menarik-narik tas Felix ketika mereka sampai rumah.
Pemuda blonde itu pun menoleh dan berdecak. "Ara lo deket sama Jeongin atau Hyunjin sih?"
Ara terkejut, Felix akhirnya tau? Dari mana?
Cewek itu hanya terdiam melihat Felix yang kini menepuk pundaknya pelan.
"Ara, pilih salah satu aja, jangan maruk." Ucap Felix sebelum pergi meninggalkan Ara menuju luar.
Untuk hari ini Felix ingin pulang dan menghabiskan waktu di rumahnya saja.
•••
Hyunjin menghembuskan asap vapor yang ia sedot, membuat warung kopi yang ia tempati semakin berasap dengan aroma vanilla yang berasal dari bibir penuhnya.
Ia menoleh pada pemuda disebelahnya yang sedang sibuk dengan laptop miliknya, mendownload film sana sini.
"Diem mulu perasaan, sakit perut?" Tegurnya.
Pemuda itu-Felix pun menoleh padanya. "Masa sih?" Tanyanya. Jisung yang duduk disebelahnya juga pun ikut menoleh padanya.
"Galau ya lix? Abis ketemu mantan?" Celetuk Jisung yang malah mendapat tonjokan ringan di perutnya.
"Sialan lo wkwk,"
"Mabar dah mabar. Adek lo mana sih jin, biasanya ngajakin mabar," Kata Jisung yang kini membuka aplikasi game nya, mengecek apakah Jeongin online atau tidak.
Sedangkan Felix diam-diam melirik kearah Hyunjin yang bergidik, menyedot vapornya lagi.
"Download paansi? Awas aja laptop gua kenapa-napa, abis udah itu makalah Osis," Kata Hyunjin beralih menatap kearah laptopnya.
"Download subtitle nya sekalian napa, belagu amat bocah," Omelnya lalu.
Felix disebelahnya pun mendengus kesal dan tidak tahan. "Jin lo deket sama adek kelas ya?"
"Hng?" Hyunjin menoleh kearah Felix, menatap pemuda itu bingung. "Kenapa emang?"
Ia tahu, Ara tidak ingin kakak-kakaknya tahu kalau ia sedang dekat dengan cowok karena para kakaknya sangat usil dengan hubungannya dengan orang lain. Maka dari itu sebisanya Hyunjin juga melindungi Ara.
"Gapapa, tadi gua liat lu-"
"Halo kakak-kakakku, maaf telat!" Seru Jeongin yang ceria, membuat ketiga pemuda itu menoleh kearahnya. Ia berjalan kearah Hyunjin dan duduk di pangkuannya.
"Weh mabar bocah, mabar. Kemana ae lu?" Sahut Jisung.
Felix pun terdiam. Sepertinya kedua orang ini belum sadar akan sesuatu.
Maka dari itu Felix tidak ingin melanjutkan niatnya tadi yang ingin mengatakan pada Hyunjin, bahwa Ara juga dekat dengan Jeongin.
Felix sendiri sebenarnya tidak ingin se-ikut campur masalah orang seperti itu.
Tapi kalau menyangkut tentang Ara, kenapa tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up • Hyunjin, I.N✓
Fanfiction[ bahasa ] Seo Ara loves the Hwang(s). Highest rank: 59 in short story © 2O18, Baby.