O5 - Oh my,

5.3K 1.1K 70
                                    

Sebelum membaca, di harapkan memencet gambar bintang terlebih dahulu.

Ihh kasih tau aku kalo kalian juga suka cerita ini! :(

Aku sedih readers banyak tapi vote sedikit. Jangan sungkan untuk komentar juga, aku suka lho. :(

























Setelah diceramahi Changbin habis-habisan petang kemarin sepulang dia makan dengan Jeongin, Ara jadi lemas.

Ara tidak tahu kenapa Changbin masih saja mengungkit kejadian itu lagi.

Yang membuat Ara mau tidak mau kembali kepikiran dengan dirinya di hari itu.

Ara marah, kesal, tapi disisi lainnya ia merinding, takut dan lemas.

Seo Changbin benar-benar!

Setelah itu Ara menjadi mood swings. Yang tadinya senang karena bisa makan dan mengobrol dengan Jeongin, menjadi lemas dan malas.

Bahkan hp yang tidak sengaja tertinggal di kasurnya pun tidak ia sentuh sama sekali hingga baterainya pun habis begitu saja tidak ia charge.

Dan pagi ini Changbin menjadi merasa berasalah. Ia ingin menghibur Ara tapi tidak tahu harus bagaimana karena dia takut menyakiti hati Ara lagi.

Bahkan untuk meminta maaf pun ia ragu.

Setelah sampai di halte dekat sekolah, Changbin mencolek bahu Ara yang sedang melamun menatap jendela disampingnya.

Cewek itu tersikap.

"Udah sampai, mau turun di sekolah trus di tegur lagi emang?" Tanya Changbin lembut.

Ara mengetuk kaca jendela dengan telunjuknya pelan, membuat gerakan memutar lalu menariknya kembali sambil menghela nafas. "Ara males sekolah."

"Tapi hari ini pendaftaran ekstrakulikuler sama ada pengumuman buat penjurusan besok, ra. Ara sekolah ya?" Bujuk Changbin.

Ara mengerucutkan bibirnya. Mau tidak mau ia melepas seatbeltnya.

"Ara marah sama kakak?" Tanya Changbin pelan, menarik tangan Ara untuk digenggam.

"Ara cuman males aja, kak."

"Maafin kakak, ya. Kakak cuman khawatir sama Ara,"

Sekali lagi ia menghela nafas. "Ara gak mau bahas itu lagi."

"Kalo gitu maafin kakak." Changbin menarik tangan Ara yang terbebas dan menggeggam keduanya, berusaha menatap manik Ara. Namun Ara tidak mau menatap kakaknya.

"Udah gua maafin. Udah, Ara mau sekolah." Kata Ara, berusaha menarik tangannya namun Changbin tahan.

"Jangan dipikirin lagi apa yang gua omongin semalem, sungguhan. Kalo lo marah tampar aja, pukul, tampol, apa kek. Jangan lemes gitu, bukan Ara banget."

Manik Ara perlahan menatap milik kakaknya. Dimana Changbin menatap Ara tulus.

Namun hanya sebentar karena Ara mengalihkan pandanganya ke tangan mereka.

"Iya, Ara udah maafin kakak."

"Beneran?"

"Iya. Tapi kalo Ara bilang Ara gak papa, yang kakak lakukan cuman harus percaya."

Ara beralih melepas satu tangannya, meletakkan kedua tangan Changbin diatas tangan kirinya lalu menepuk dengan tangan kanan yang bebas.

"Kalo kakak sayang Ara, harusnya kakak percaya sama Ara. Dan please kak, jangan ungkit yang lalu."

Grow Up • Hyunjin, I.N✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang