Hyunjin jelas bingung.
Adiknya yang biasa sangat ceria saat di meja makan dan mengambil lauk apapun sesuka hatinya ataupun seringkali naik ke pangkuannya, hari ini terlihat lebih pendiam dari biasanya.
Bahkan Jeongin tidak keluar kamar sekalipun sejak pulang sekolah, ke toilet pun tidak.
Entah pemuda itu tadi mandi sore atau tidak.
Baru ketika Bunda memanggilnya untuk makan malam, Jeongin turun dengan malas.
"Makan yang banyak dek," Ucap Bunda yang juga khawatir melihat porsi makan anak bungsunya berkurang.
"Bunda, Jeongin gak laper, jangan ditambahin," Keluh Jeongin ketika bunda menambah satu sendok sayur ke piringnya.
"Ada masalah di sekolah? Gak biasa adek kaya gini hm," Ucap Hyunjin akhirnya setelah sedari tadi hanya mengamati pemuda Hwang di sampingnya.
Jeongin pun menghela nafas, ia melirik Hyunjin tajam sebelum kembali bersuara. "Bunda, besok anter Jeongin periksa mata ya, kayanya agak minus,"
"Hah masa!?" Kaget bunda.
"Makanya kamu tuh makan sayur yang banyak adeeek, ayo tambah lagi sayurnya!"
"Bunda, kebanyakan!!"
Hyunjin terkikik melihat pemandangan didepan wajahnya.
Sedangkan dalam hati, Jeongin ingin sekali mengatakan kepada Hyunjin kalau kakaknya itu harus berhenti tertawa dan terlihat tampan seperti itu.
Bagaimana bisa lawan Jeongin harus setampan ini???
•••
Ara yang sedang menyemil kacang telur bersama Changbin terkejut ketika hpnya tiba-tiba menunjukkan panggilan masuk.
Jeongin.
"Ng halo?" Sapa Ara sebelum beranjak dari sofa menuju dapur dimana ada Felix sedang menyeduh kopi.
"Sibuk ra? Sori nelpon mendadak,"
"Nggak kok, santai aja. Telpon aja kalo mau telpon," Jawab Ara, duduk disamping Felix.
Mulai sekarang, Ara tidak lagi ingin menutupi hubungannya dengan siapapun dari Felix. Ia ingin pemuda itu juga tahu walaupun tetap harus merahasiakannya dari Changbin.
"Ra kangen, udah makan belum lo?"
"Udah kok, Jeongin. Ini tadi makan sama kak Felix, kak Changbin. Lo udah belum?"
Dan entah sejak kapan, Felix jadi hafal tentang siapa yang sedang berinteraksi dengan Ara walaupun melalui telepon seperti ini.
Pemuda itu pun beralih merogoh sakunya, mengeluarkan kotak rokok dari dalam sana lengkap dengan lighternya.
"Udah juga dong ra, btw lagi dimana? Gak di marahin kak Changbin kalo telfonan gini?"
"Kak Felix kalo ngerokok didepan, jangan disini ah!" Omel Ara pada Felix disampingnya yang mulai menyalakan rokoknya.
Pemuda itu pun dengan malas segera beranjak menuju halaman belakang rumah yang terhubung dengan dapur. Menghembuskan asap nikotinnya diluar sana.
"Sorry jeong, lagi sama kak Felix. Tadi ngomong apa ya?"
"Ng gua juga ngerokok sebenernya. Lo gak suka ya cowok ngerokok?"
Ara pun menghela nafasnya. Ia menyesap kopi yang di buat Felix sebelum menjawab pertanyaan Jeongin.
"Biasa aja kok," Jawab Ara akhirnya. "Yang penting kalo sama gua jangan ngerokok ya, gak suka baunya,"
Jeongin berdecak. Kenapa Ara harus sesempurna ini sih? Harusnya ia mengatakan saja kalau membenci cowok perokok. Dengan begitu Jeongin bisa merasa lebih terdepan dari kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up • Hyunjin, I.N✓
Fiksi Penggemar[ bahasa ] Seo Ara loves the Hwang(s). Highest rank: 59 in short story © 2O18, Baby.