16 - Don't worry, Ara

3.8K 713 37
                                    

Hwang Hyunjin sebenarnya sudah menerka-nerka sejak lama, kalau Ara dan Jeongin memang sedang dekat.

Tetapi mengetahui kenyataannya secara langsung begini, ia merasa hatinya seperti lebih hancur berkeping-keping.

Parahnya dia merasa hampa, tak mampu berpikir apapun lagi.

Tak mampu berpikir bagaimana Ara bisa...

Bagaimana Jeongin bisa...

Ia hanya diam, sembari memainkan lidi yang ia pungut dari dekat sepatu putihnya ke lantai dibawahnya. Merunduk dengan kedua lutut sebagai tumpuannya.

Hyunjin jelas mendengar bagaimana perkataan Kyla tadi tentang Ara dan Jeongin yang sedang dekat. Ditambah Jeongin yang tiba-tiba muncul dan memeluk Ara, Hyunjin juga melihat dengan jelas.

Pemuda itu, Jeongin dan Felix kini sedang duduk bertiga di anak tangga sebelah sekre, dekat dengan uks dimana Ara sekarang berada.

Jeongin duduk di samping Hyunjin kakaknya, Felix yang sebagai penengah ada di atas mereka.

Hyunjin menghela nafasnya. Kesal kenapa harus adik kesayangannya yang menjadi lawannya.

Sama seperti perasaan Jeongin waktu itu. Hyunjin yang sangat menyukai Ara, bahkan sepertinya sampai di tahap sayang yang jelas tidak mau Ara nya diambil dengan siapapun.

Walaupun dengan adiknya sendiri.

Namun ia juga tidak tega menyakiti adiknya hanya karena berebut seorang gadis saja. Ini kekanakan.

Karena sejak kecil, Hyunjin dan Jeongin memang jarang bertengkar, bahkan berebut sesuatu, karena bunda selalu mengajarkan pada Hyunjin yang lebih tua untuk mengalah pada adiknya.

Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Hyunjin tidak mau kalau harus mengalah.

"Okay calm down man, jangan jadi canggung kaya begini," Ucap Felix akhirnya. Seperti biasanya, gado-gado.

Hal inilah yang Felix tidak ingin terjadi, yang selalu dikhawatirkannya. Maka dari itu ia selalu berusaha menutup mulutnya dan menjaga Ara dari kejauhan.

Namun siapa sangka semuanya berantakan begitu saja?

Jeongin yang telah mengetahui kenyataan ini sejak lama pun hanya terdiam memainkan jemarinya.

Ia sendiri jelas juga tidak mau mengalah.

Atmosfer di tangga sekolah itu terus terasa aneh selama beberapa saat. Sampai Jeongin yang paling kecil akhirnya bersuara, setelah berpikir lama.

"Kak, Jeongin suka Ara."

"Kakak juga suka Ara, banget dek." Jawab Hyunjin cepat.

Ia membuang lidi yang sedari tadi dipegangnya, membersihkan kedua telapak tangannya dan mengusap wajahnya kasar. Benar-benar frustasi.

Keduanya pun menghela nafas, saling menunduk lemas. Lain Felix yang kini mendongakkan kepalanya sambil terpejam, tidak tahu harus bagaimana setelah ini.

Membela salah satunya? Tidak mungkin, Felix akan selalu di pihak Ara.

"Udahlah kak, saingan secara sehat aja." Ucap Jeongin. Hyunjin pun melirik padanya bingung.

"Kakak mau tetep lanjut atau gimana pun itu terserah. Yang penting Jeongin belum mau nyerah suka sama Ara,

"Ayo kita saingan secara sehat, sama-sama ngejar Ara. Dan jangan pernah saling ngehalangin oke kak,"

Bagaimana bisa? Saingan konyol macam apa itu?

Jeongin pun beranjak, tanpa menoleh ke mereka sedikitpun ia berjalan menuruni tangga.

Grow Up • Hyunjin, I.N✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang