-FIN- Mawar

5.3K 689 50
                                    

Ara merasa, ia selama ini telah menghancurkan hubungan kakak-adik keluarga Hwang.

Ia seenaknya beralih hati kesana kemari, sedangkan hati yang ia singgahi ternyata masih terikat satu darah.

Ara tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan keduanya setelah tahu sama-sama dekat dengan gadis yang sama.

Gadis bodoh yang egois ini.

Apa Ara telah membuat mereka bertengkar? Saling membenci?

Kalau diingat-ingat, wajah Hyunjin dan Jeongin memang tidak begitu mirip.

Namun bukankah marga mereka sama-sama Hwang? Jadi bagaimana bisa selama ini Ara tidak menyadarinya?

Kenapa Ara begitu bodoh dan hanya memikirkan dirinya sendiri saja?

Kepala Ara tiba-tiba pusing, ia menelungkupkan kepalanya ke meja milik kedai nasi goreng yang ia singgah bersama Hyunjin.

Hyunjin yang sedari tadi duduk di seberangnya itu pun hanya bisa menggigit bibir dalamnya melihat gadisnya yang kacau, hatinya ikut kacau. Tangannya tak henti-hentinya menggenggam dan mengelus dengan lembut tangan Ara.

"Udah, jangan merasa bersalah terus. Ntar kalo kamu nangis lagi, kakak ikutan nangis juga lho?" Ucap Hyunjin.

Ara pun pelan-pelan mengangkat kepalanya, kembali menatap Hyunjin didepannya. Mengusap matanya asal.

"Kak, aku masih gak percaya. Maaf,"

Hyunjin mengangguk, tersenyum hangat padanya. Ia mencium punggung tangan Ara pelan. "Gak usah dipikir lagi, masalah itu udah lewat lama banget,"

"Trus.. Jeongin gimana?"

Hyunjin menggidikkan bahunya. Setelah nasi goreng pesanan mereka disajikan di meja bersama segelas teh hangat untuk Ara dan segelas es jeruk untuk Hyunjin, Hyunjin baru menjelaskan,

"Ya gitu, awalnya emang jadi canggung. Tapi namanya cowo, yaa, baikannya lebih cepet dari yang kamu kira." Hyunjin menggidikkan bahunya, mengakhiri perkataannya dengan senyuman.

Hyunjin melepas tangan Ara, bermaksud membiarkan sang gadis untuk makan dahulu.

"Aku kaget pas Jeongin bilang dia mau ngelepas kamu buat aku,"

Ara menyesap teh nya, masih terfokus pada kalimat demi kalimat yang Hyunjin terus keluarkan.

"Tapi aku bersyukur, ternyata adikku udah semakin dewasa. Dia berani ngalah,"

Hyunjin tersenyum lega sebelum menyendokkan nasinya masuk kedalam mulut.

Sedangkan Ara yang masih belum mulai makan kembali melemparkan pertanyaan lagi.

"Trus? Tujuan kakak ke rumah aku ngapain?" Terdengar ketus, namun ia berharap Hyunjin memberikan alasan yang membuatnya merasa berbunga nantinya.

"Aku kangen kamu,"

3 kata dalam satu kalimat yang mampu membuat pipi Ara merasa tergelitik dan menghangat.

Ara mengulum senyumnya kemudian memainkan sendoknya.

"Soal Chaerin.. maaf," Ucap Hyunjin lemah, ia menatap nasi di piringnya dengan tatapan kosong.

Dan Ara meliriknya. Baru saja merasa berbunga-bunga, kini Hyunjin beralih membuatnya seperti telah tertusuk duri bunga. Sakit.

"--aku gak pernah cerita sama kamu, maaf."

Ara menggeleng pelan sambil tersenyum paksa. "Gak papa." walaupun perih. "Gak papa," Ulangnya.

"Tapi aku udah ngomongin semuanya serius. Sama Chaerin, sama Jisungnya. Semua beres." Ucap Hyunjin kemudian.

Kembali menatap Ara dan tersenyum manis. Begitu tulus hingga Ara refleks turut tersenyum.

Grow Up • Hyunjin, I.N✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang