🔞MAAFKAN UNTUK AKHIRNYA MEMPUBLISH CHAPTER INI. SEBENARNYA TIDAK ADA APA-APA TAPI KENAPA ADA PERINGATAN YA DI DEPAN ITU?🚫
⚠️DILARANG MEMBACA JIKA TIDAK INGIN MEMBAYANGKAN IMAJINASIKU!
⚠️DILARANG MEMINTA LEBIH... SABAR AKU NAFAS DULU!.
.
.
.
.
.Jaehwan memandangi mesin kasir didepannya, ia baru saja membeli beberapa bahan makanan untuk persediaan beberapa hari ke depan, eomma nya tidak ada dirumah dan ia harus menghemat uang karena akan boros jika setiap ingin makan harus membeli diluar, untuk menghemat jaehwan membeli sendiri beberapa bahan makanannya.
"Ya lebih hemat untuk memasaknya sendiri.." ucap jaehwan pada dirinya sendiri.
"Ini saja tuan?" tanya sang kasir padanya. Jaehwan terdiam. "Ah aku akan menambahkan ini" jawab jaehwan dan kasir itu hanya mengangguk. "Terima kasih" ucapnya diakhir yang diangguki oleh jaehwan.
"Ah haus sekali" ujar Jaehwan lalu membuka tutup kaleng beer nya.
"Aaaah.." kebiasaan spontan yang ia lakukan setiap kali meminum beer kaleng. "Ya aku tidak akan mabuk juga kan" tanya jaehwan pada dirinya sendiri.
Jaehwan terus meminum kaleng beer nya selama perjalanan pulang, membuat tubuhnya memanas tapi itu tak apa untuknya, cukup membantu ditengah cuaca dingin seperti sekarang.
"Aku harap wajahku tidak memerah.. ah aku buang saja" Jaehwan membuang kaleng yang mungkin sudah tak ada isinya itu ke tempat sampah didekat rumahnya. Eomma nya sedang menunggunya, ia tidak ingin eomma nya tahu kalau tadi dia baru saja meminum beer.
Eomma Kim mengatakan pada anaknya untuk menjaga rumah dan menjaga diri, tak banyak yang Jaehwan dengarkan, pikirannya seakan melayang entah kemana. Tentang kejadian tadi sore. Saat ia memutuskan berdamai dengan ego nya, jaehwan memang kesal mengapa harus Jihoon yang menyampaikan pesan Minhyun padanya. Memangnya Jaehwan tidak memiliki ponsel, pikirnya yang terlanjur kesal.
Jaehwan sudah sangat bingung dengan kekalutan hatinya, sepanjang hari ia menemani eomma nya mengunjungi bibinya tak lepas dari Jaehwan yang terus memandangi layar ponselnya. Namun nihil, hasilnya tetap sama. Tak ada kabar dan itu terasa hampa. Jaehwan bertanya dalam hati, mengapa ia sekesal itu dengan Jihoon yang mendapat pesan dari Minhyun..
Tapi jaehwan memang bukanlah pendendam, akhirnya ia menyadari sifat kekanakannya, kenyataan mengapa Jaehwan lekas pulang tadi siang adalah karena ia tahu Minhyun mengirimi Jihoon pesan singkat. Sebenarnya sangat singkat, tapi pesan singkat itulah yang dibutuhkan Jaehwan, kabar hyungnya.
Jaehwan mengalah.. ia menekan tombol dial.
"Halo.."
"Niel.. ini aku Jaehwan.."
"Ya aku tahu ada apa?"
"Sedang bersama Jihoon-ssi?"
"Iya masih, kenapa kau ingin bergabung?"
"Tidak niel.. aku hanya ingin bilang sampaikan pada Jihoon-ssi, kalau aku minta maaf tadi langsung pulang begitu saja.. aku ada urusan..tapi aku jadi tidak enak.."
"Oh oke aku akan mengatakannya.. oh ya sekarang kau dimana?"
"Aku dirumah..sebentar lagi Eomma akan pergi lagi, jadi mungkin aku tidak akan busking malam ini.. yasudah Niel selamat malam.."
"Baiklah.."
Setidaknya jaehwan sudah mengatakan apa yang membuatnya mengganjal seharian ini.
Drt..drt..drt..sebuah pesan masuk membuat Jaehwan kembali meraih ponselnya.
"Jaehwannie... hy my hwanie.. jangan cemburu. Jihoon itu adalah sodara Minhyun hyung hahahaha... kau kira aku akan percaya begitu saja dengan alasanmu? Ckk. Selamat malam, tunggulah Minhyun hyung pasti akan ke tempat mu malam ini"
![](https://img.wattpad.com/cover/137755498-288-k135495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day
FanfictionSemua dimulai saat mereka belum saling mengenal satu sama lain, mereka dekat karena terbiasa dan berada disatu lingkungan yang sama. Mereka dua orang yang memiliki kepribadian yang sangat berbanding terbalik, tapi apakah kamu tahu jika perbedaan bis...