#jof_kemal
"Zam?"
"Eh, Mal, sendirian aja lo?"
"Enggak," Kemal mengarahkan kepalanya ke arah Janee sambil menyimpan tray berisi makanan yang ia pesan di atas meja lalu duduk di sebelah Janee.
"Loh, kalian udah saling kenal?" Tanya Janee.
Kedua pasang mata milik Kemal dan Azam kini melihat ke arah Janee.
"Bentar, Ne. Dia pacar lo???" Tanya Azam sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Kemal. Yang ditanya hnya menganggukkan kepalanya, sedangkan Kemal masih belum mengerti kenapa Janee dan Azam bisa saling mengenal.
"Gila. Sempit banget hidup gue. Ketemunya lo lo berdua lagi. Mal, biasa aja anjir muka lo kayak baru liat cowok ganteng."
"Hidih. Gue gak ngerti, kok lo kenal Janee? Jan, dia siapanya kamu?" Kemal menoleh pada Janee yang berada di sebelahnya.
Azam mengulurkan tangan kanannya pada Kemal, "Kenalin, gue pacarnya Jane, eh Jani e nya dua."
Jane adalah panggilan Azam untuk Janee. Dulu saat SMA, setiap penulisan nama, Janee selalu bawel dengan namanya. 'e' nya harus dua, tapi dibacanya harus jadi 'i'. Azam akhirnya hanya memanggil Jane, dengan akhiran 'e'. Hal itu sering membuat Janee geram saat SMA dulu, sekarang Janee sudah terbiasa.
"Ngaku ngaku siah. Gak, Mal, mana mungkin aku mau pacaran sama si playboy cemen kayak dia. Azam temen SMA aku, Mal." Kemal berpura-pura akan menghajar Azam. Azam hanya tertawa geli melihat reaksi Kemal sejak tadi.
Kemal akhirnya bisa bernapas lega mendengar penjelasan Janee, ia juga sebenarnya tidak percaya kalau Azam adalah pacar Janee. Lagipula tidak mungkin Janee mendua dengan gelagat yang tenang seperti tadi.
"Kalem, Mal. Gue gak mungkin macarin si Jane. Bisa ancur badan gue dihajar dia tiap hari," Kalimat terakhir Azam membuat tangannya diserang pukulan dari Janee. Yang dipukul hanya tertawa saja. "Sakit Jane, ih. Tuh lo liat sendiri kan, Mal? Lo harus makan banyak, Mal, biar gendutan. Biar kuat dipukulin si Jane. Eh, by the way gue cabut sekarang, ya, Ne, Mal."
"Kemana lo? Baru juga ketemu gue." Tanya Kemal yang sebenarnya masih ingin mengobrol dengan Azam, tidak biasanya. Ia ingin mendengar cerita masa SMA-nya Janee dari mulut Azam.
"Cari mangsa dia, Mal."
"Sianying. Sori gue udah tobat euy. Yok ah." Azam berpamitan pada Kemal dan Janee dengan saling tos lalu bersalaman.
"Jani, kamu sama Azam deket banget emang?"
"Deket bangeeeeet, Mal. Malah sering ke rumah dulu tuh terus suka disuruh anterin mama ke mana gitu. Udah jadi ojeknya mama Azam tuh."
"Ooooh." Kemal mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memasukkan hot spicy fried chicken bersama nasi ke dalam mulutnya. "Terus kenapa kamu gak pacaran aja sama Azam? Atau udah pernah?"
Janee terkejut dengan pertanyaan Kemal, kenapa ia terpikir menanyakan hal seperti itu. "Abisin dulu yang dalem mulut baru ngomong."
Kemal menelan habis makanan dalam mulutnya lalu mengulang kembali pertanyaannya, "Gimana? Kamu pernah pacaran sama Azam?"
"Enggak, gak pernah."
"Bohong deh pasti. Pernah kan?"
"Enggak pernah Yaa Allah Kemal masa gak percaya sama aku. Sumpah deh, kamu bisa tanya mama aku atau mamanya Azam."
Kemal percaya dengan apa yang dijelaskan oleh pacarnya, meskipun memang ia belum tahu betul kebenarannya. Tapi, kepercayaan adalah kunci utama sebuah hubungan bukan? Kepercayaan dan keterbukaan.
Kemal yang sudah menghabiskan makanannya dan sudah mencuci bersih tangannya, lalu duduk di hadapan Janee.
"Jani," Panggilan Kemal hanya berbalaskan 'hm' dari Janee dengan mendongakkan kepalanya melihat ke arah Kemal. "Aku bakal terus percaya sama kamu. Kalau kita nanti ada masalah, ya pasti ada masalah. Masalah apapun itu, aku bakal nunggu penjelasan dari kamu, dan aku bakal percaya sama kamu. Yang penting kamu harus terbuka ya sama aku, aku pun gitu. Masalah kamu mau percaya sama aku atau nggak, itu hak kamu. Kalau percaya sama kamu, jagain kamu, itu udah jadi kewajiban aku."
Kalimat-kalimat Kemal tadi sukses membuat Janee tersenyum from ear to ear. Dan entah kenapa she could feel butterflies in her tummy. Untuk pertama kalinya sejak Kemal menyatakannya ia berbicara seperti tadi. His boyfriend sounds so cheesy that day. Dan mungkin itulah alasan kenapa sampai saat ini hubungan Kemal dan Janee tetap harmonis. Karena keduanya selalu mengedepankan kepercayaan dan keterbukaan.
"Iya, Mal, aku juga bakal percaya dan terbuka sama kamu," Janee menaruh telapak tangannya di atas tangan Kemal, "You can keep my promise."
