#8

6 2 0
                                    

#jof_kemal



Malam minggunya Naufal cs kali ini berbeda dengan malam minggu sebelum-sebelumnya. Jumlah personelnya masih sama, namun momennya saja yang berbeda. Ya, salah satu diantara mereka akan ada yang tinggal jauh untuk sementara. Tinggal jauh untuk melakukan pekerjaannya. Kemal akan berangkat ke Bali esok hari. Awalnya Farhan yang mengajak squad untuk berkumpul bersama. Lalu Naufal akhirnya memutuskan untuk berkumpul di rumah Kemal.

"Aduuu mau party nih yeee." Celetuk Janee saat tengah mampir sebentar ke rumah Kemal membawa makanan untuk mereka.

"Yoi kita mau groom shower." Azam menjawab celetukan Janee.

"Groom shower emangnya pacar gue mau nikah?"

"Kan mau nikah entar di Bali. Sama.... siapa nih, Mal? Sama orang Dago bukan? Atau orang Sarijadi aja nih? Tapi orang Sarijadinya masih di sini nih." Naufal sedikit menggoda Janee dan Kemal. Orang Dago maksudnya mantan kekasih Kemal, dan orang Sarijadi maksudnya Janee.

Janee lalu memukul Naufal menggunakan bantal yang ada di sofa rumah Kemal.

"Wih, mami bawa makanan buat kita." Farhan membuka totte bag yang berisi box-box makanan yang Janee bawa.

"Iya nih mami bawa makanan. Hahahaha. Dimakan yang banyak ya nak.." Janee menepuk-nepuk punggung Farhan. "Eh, Yang, aku gak bisa lama ya. Besok pagi aku kesini lagi."

"Teh, gak akan ikutan nginep di sini?" Tanya Tama.

"Gak ah, udah bosen. Hahaha."

Janee hanya datang memberikan makanan untuk teman-teman Kemal, lalu pulang menggunakan ojek online. Tidak mau mengganggu quality timenya squad, katanya. Jadi tidak meminta antar pada Kemal ataupun Azam.

Seperti biasa, setiap berkumpul kegiatan yang mereka lakukan pasti makan, main game sambil bercerita tentang segala hal. Salah satunya menceritakan kembali cerita lama yang mereka alami.

"Jadi inget dulu anjir si Ajam ngentutin siapa sih, lu ya, Yan?" Naufal mulai recalling their old memories.

"Hah? Kapan? Bukan gue, bang." Gian menggelengkan kepalanya memang merasa bukan ia korban utama Azam.

Lalu seseorang mengacungkan tangannya. Itu Galih. "Gue. Dua kali. Di muka anjir. Di mukaaaaa." Galih menunjukkan dua jari tangannya, lalu menunjuk-nunjuk wajahnya sendiri.

Tingkah Galih tadi mengundang gelak tawa teman-temannya. Bagaimana tidak, Galih yang terkenal kalem, tertawa seperlunya, tiba-tiba berapi-api menunjukkan dirinya sebagai korban. Memang terkadang di balik diamnya Galih, ia bertingkah so ekstra, yang selalu membuat teman-temannya tertawa terbahak melihatnya.

"Bener hahaha gue inget! Parah sih anjir lu, Jam." Kemal mendorong Azam yang berada di sampingnya.

"Kelepasan anjir." Sang tersangka membela diri.

"Mana ada kelepasan tapi di muka. Dua kali, masih di muka." Sang korban kini tidak mau kalah.

"Kampret itu gimana ceritanya? Hahahaha." Farhan rupanya mulai penasaran detil ceritanya.

"Gue aja yang ceritain. Entar yang ada lu pada nambah-nambahin cerita semua. Jadi gini, waktu itu mau sholat maghrib kita ya, bang?" Azam bertanya pada Naufal yang Naufal jawab dengan anggukan sambil masih tertawa kecil.

Azam melanjutkan, "Nah, kita abis biasa lah ngobrol-ngobrol di kosan si Galih, terus mau sholat kan. Si Galih lagi tiduran di kasur tuh sambil peluk-peluk si Jagur," Jagur itu kucing Galih, "Gue kan lagi duduk tuh di deket kasur, pas mau wudhu gue berdiri. Terus gue pengen kentut, tapi kelepasan. Kepala si Galih tuh ada di pinggiran kasur. Jadi pas gue bediri ya kena."

Kemal's StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang