#17

11 2 0
                                    

#jof_kemal

Sore ini tidak biasanya Farhan sudah terduduk manis di Dicha seorang diri, tanpa ditemani temannya yang lain. Farhan masih dalam mode kabur-kaburan? Bukan, ia ada di sana karena Janee memintanya untuk datang ke tempatnya. Farhan sendiri pun tidak tahu ada perlu apa Janee sampai memintanya datang ke Dicha.

"Eh, Han. Udah dateng. Mau minum apa?"

"Smoothie dong kakak."

"Oke. Tunggu gue bikinin dulu."

Setelah menunggu sekitar 10 menit, Janee akhirnya kembali dengan membawa segelas smoothie pesanan Farhan tadi.

"Apa kabar, Han? Gimana kuliah?"

Mendengar pertanyaan itu, Farhan hanya tersenyum curiga. "Apaan deh, kak. Langsung aja, gak usah basa-basi, gak jago."

Janee hanya mendengus mendengar kalimat Farhan. "Minta alamatnya Kemal yang di Bali dong."

"Kenapa ke aku? Minta ke masnya dooooong gimana sih."

"Gak lah. Gak boleh minta ke Kemal."

"Mau kasih kejutan ya? Ciyeeeeee." Goda Farhan.

"Iyaaa. Buruan kasih tau dong. Nanti gue masakin fettucini deh."

"Gak ah, cetek fettucini mah aku juga bisa."

"Dih. Sombong amat. Ya udah maunya dimasakin apa?"

"Rendang." Jawab Farhan dengan cengiran polosnya.

"Edan."

"Gimana? Mau gak? Kalau gak mau sih ya udah."

Janee menopang dagunya dengan tangan kanannya, seperti tengah mempertimbangkan sesuatu. "Lama ah, gitu doang juga mikir. Buruan, keburu berubah pikiran nih." Ancam Farhan.

"Dih. Iya deh iya, bawel."

Keduanya bersalaman seperti dua orang pebisnis yang telah menyepakati sesuatu, yang menguntungkan kedua belah pihak. Untung gue anggep lo adek, Han, jadi gak gue hajar, batin Janee.

***

Janee akhirnya menapakkan kakinya di tanah pulau dewata, tanah tempat kekasihnya tinggal selama beberapa bulan terakhir ini. Janee cukup sulit menemukan alamat kontrakan Kemal di Bali, karena saat itu langit sudah gelap, matahari pun sudah tidak memunculkan wujudnya. Ditambah lagi tempat tersebut begitu asing baginya.

Janee bertanya pada orang-orang sekitar, tapi tetap saja ia mengalami kesulitan menemukan alamat kekasihnya itu. Hanya satu pilihan yang tersisa untuknya, kembali ke shuttle bis dan menelpon Kemal. Walaupun tadinya Janee ingin memberikan kejutan dengan muncul secara tiba-tiba di depan pintu kontrakan Kemal, tapi sepertinya niatnya itu akan sulit dilakukan.

Janee meraih ponselnya, ia mulai menekan nomor panggilan cepat untuk Kemal.

"Halo, Mal?"

"Yang, ke mana aja sih? Kok aku chat, aku telpon, handphone kamu gak aktif?" Tanya Kemal heran. Karena memang Janee sengaja menon-aktifkan ponselnya.

"Ada pokoknya nanti kamu tau sendiri. Bentar deh, Mal, kontrakan kamu kalau dari shuttle bis ke arah mana lagi? Aku harus pakai apa ke sana?"

"Masih agak jauh sih. Jangan bilang kamu lagi di Bali?"

Janee hanya menjawab pertanyaan Kemal dengan hehehe-nya.

"Serius? Sekarang kamu di mana?"

"Di shuttle biiiiis. Makanya kasih tau aku, dari sini aku harus ke mana lagi? Udah malem nih. Aku tatuuuut."

Kemal's StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang