0.9 - sᴀᴍᴀ ᴅᴏʏᴏᴜɴɢ ʟᴀɢɪ

1.5K 222 56
                                    

Mereka bener-bener masih ada waktu 30 menit sebelum masuk ke kelas masing-masing. Sejeong dan Doyoung pun menghabiskan waktu luang mereka dengan pergi ke kantin. Sebenarnya, lebih tepatnya Sejeong yang sedang menemani Doyoung yang sedang menyalin catatannya milik Hanbin. Doyoung minjem soalnya saat itu dia gak masuk kuliah gara-gara sakit. Yah~ sakit ringan sih untungnya.

"Kok lo gak bilang kalo kemarin sakit?" tanya Sejeong sembari menyeruput minumannya. Iya.. Sejeong baru tahu kalo Doyoung sempet sakit kemarin-kemarin.

"Bukan kabar baik kali, Jeong. Ngapain harus bilang?" timpal Doyoung tanpa mengalihkan pandangannya.

"Yah~ gak papa kali, Young. Sekedar ngabarin sebagai teman, gak ada salahnya kan?" lagi-lagi, Doyoung baper mendengar kata 'teman' itu. "Lagipula, kalo lo ngabarin, kan gue bisa jenguk. Gimana sih?"

"Oh.. modusnya mau main ke rumah toh?" ujar Doyoung menggoda yang sekarang mengalihkan perhatiannya. Lagipula, acara nyatetnya udah selesai kok.

"A-apa sih? Bukan itu maksud gue.. "

"Kalo maksudnya gitu, juga gak papa kok, Jeong. Hehe.. " kali ini, Sejeong yang dibuat baper gara-gara Doyoung yang terus menggodanya. Menyebalkan.

Sekarang, keduanya saling diam satu sama lain. Bingung mau bahas apa. Soalnya, emang tadi sempet bahas hal-hal yang random gitu. Jadi, sekarang kehabisan bahan topik deh. Hadeuh!

"Eh.. lo sama sahabat lo tadi, gak papa kan?"

"Gak papa gimana, Young?"

"Kayaknya ada konflik kecil gitu antara lo sama Sejun. Kalian gak papa?"

"Euh.. yah, gitu deh."

Rasanya, Sejeong pengen cerita gimana perasaan dia sekarang soal kejadian tadi sama Doyoung. Cuman, dia takut. Takut kenapa? Dia juga bingung sendiri. Hah~

"Sejun itu.. kayaknya suka sama lo ya?" celetuk Doyoung lagi yang berhasil membuat Sejeong memekik.

"Hah? Gi-gimana, Young?"

"Iya, dia suka sama lo, bukan kayaknya lagi. Tapi, kalo gue liat, lo cuman nganggep dia sebagai teman. Gak lebih. Bahkan, gue juga yakin, kalo Sejun nembak lo, pasti jawabannya big no buat lo. Bener gak?"

Doyoung gak salah, bahkan hampir 100% bener menebak soal dia sama Sejun. Sayangnya, hanya ada 2% lagi kalo angka itu bener-bener sempurna. Alasan kenapa Sejeong nolak Sejun.

"Yah~ gak salah juga kalo lo emang nolak dia, karena emang pada dasarnya kalian ini sahabatan. Walau umur baru 2 tahun, tapi namanya sahabat pasti aneh kalo udah jadi pasangan." ujar Doyoung lagi yang semakin serius. "Sebenarnya, gak salah juga kalo salah satu dari kalian ada yang suka dan ada yang enggak. Cuman, bagi gue salah Jeong kalo lo nolak dia dengan situasi kek gitu. Gue yakin, itu terlalu mendadak buat Sejun."

Detik kemudian, Sejeong kaget denger Doyoung seolah-olah dia tahu. Bagaimana..

"Lo kok bisa tahu?"

"Karena, ekspresi yang Sejun tunjukin tadi.. 11-12 saat lo mutusin gue dulu, Jeong. Walau Sejun gak ngomong apa-apa, tapi gue tahu gimana perasaan Sejun."

"Young.. "

Doyoung ngalihin perhatiannya ke jam tangan. 10 menit lagi dia ada kelas. Dia harus cepet-cepet masuk kelas.

"Jeong, lo emang gak salah jujur sama Sejun, tapi lo salah dengan menempatkan waktunya kek tadi. Apa.. lo gak mikirin perasaan Sejun juga? Pasti dia shock banget. Percaya deh sama gue." ujar Doyoung lagi sembari membereskan barang-barangnya.

Sejeong nggak bisa ngomong apa-apa untuk sekedar menimpali ucapan Doyoung. Rasanya ia juga merasa sakit saat mendengar Doyoung membahas masa lalu. Ah.. jadi, ini perasaan kenapa dia ngerasa kek flashback?

Best (Boy)Friend | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang