1.8 - ᴍᴏᴍᴇɴ ʙᴇʀᴅᴜᴀ (2)

1.1K 157 8
                                    

  Tepat pukul 1 siang, mereka sampai di sebuah tempat yang cukup ramai. Benar, mungkin karena hari ini hari terakhir untuk bisa menikmati festival ini, jadi agak ramai. Tapi, hal itu tidak melenyapkan rasa bahagia seorang Kim Sejeong yang ditemani oleh Kim Doyoung.

"Mau main apa dulu, nih?" tanya Doyoung pada Sejeong. Hmm.. sepertinya, gadis itu terlihat bingung untuk menentukan permainan apa dulu yang bakal dia coba.

"Apa ya? Gue bingung.. " ujar Sejeong sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru arah.

  Ada banyak sekali permainan di sana dan karena Sejeong udah lama gak main begituan, dia jadi bingung sendiri.

"Gue.. ngikut lo aja deh, Young." pada akhirnya, Sejeong nyerah.

"Lo yakin?"

"Yakin.. "

"Oke deh. Hmm.. main tembak-tembakan aja kali dulu ya?"

"Boleh.. "

*** ***

  Tanpa terasa, mereka menghabiskan waktu 2 jam mereka dengan permainan yang terbilang sederhana. Sebenarnya, ada sih permainan yang ekstrem gitu. Cuman, Doyoung terlalu takut aja. Jadi, dia milih permainan yang tidak membahayakan bagi.. jiwanya. Dasar!

  Sekarang, mereka lagi istirahat. Setelah membeli minuman, mereka duduk-duduk santai di bangku yang tersedia dan kebetulan kosong.

"Gimana, Jeong? Seru, 'kan?" tanya Doyoung pada Sejeong. Sejeong mengangguk dengan semangat.

"Iya.. apalagi, gue udah lama gak main ke sini. Palingan juga ke timezone dan itu udah lama, bareng Yerin juga Sejun." ujar Sejeong yang gak keliatan terbebani saat harus menyebut nama Sejun. Bahkan, wajah ceria itu memenuhi wajah cantiknya.

"Kalo timezone juga gitu-gitu doang. Beda sama permainan semacam yang ada di festival ini."

"Tapi, tetep aja beda kalo belum nyoba ke rumah hantu, roller coaster, terus.. apa lagi ya?"

"Kalo itu mah, gue masih sayang jiwa sih, Jeong."

  Mendengarnya, Sejeong tertawa lepas. Benar, dia ingat Doyoung hampir pingsan saat dulu mereka pernah main ke rumah hantu. Ya ampun.. Tuhan menciptakan makhluk memang tidak dibuat sempurna. Maksudnya, Doyoung yang setampan ini, sepandai yang ia ketahui.. tetap punya rasa takut dengan hal-hal seperti itu. Lucu..

"Tapi, Doy.. " ucap Sejeong kembali. Dia sedikit memberi jeda sebelum melanjutkan ucapannya. "Lo mau nemenin gue naik biang lala gak?"

"Biang lala?"

"Iya.. "

  Doyoung terdiam, memikirkan permintaan Sejeong sebentar. Yah~ biang lala memang bukan permainan yang akan mempertaruhkan nyawanya, tapi biang lala itu kan sebuah permainan yang bisa bawa lo ke tempat setinggi mungkin. Dan Doyoung benci dengan ketinggian. Lalu, apa dia harus mengalah lagi demi Sejeong?

"Gue jamin, perasaan takut lo sama ketinggian akan hilang. Gue janji, Young!" ucap Sejeong kembali dengan raut wajah yakinnya.

  Hal itu membuat Doyoung kembali bimbang. Bagaimana ini? Dan.. apa yang dijanjikan gadis itu benar-benar sungguhan?

"Kalo hal itu gak bisa dijamin, gimana Jeong?" entahlah, kenapa Doyoung harus meminta janji sungguhan dari gadis itu. Padahal, gampang loh buat dia nolak. Toh, Sejeong gak bakal tiba-tiba ngamuk atau bunuh dia di tempat.

"Kalo janji gue gak menjamin ketakutan lo itu, gue bakal pergi dari kehidupan lo."

.
.
.
.
.
To Be Continue ... ... ...

Biar gak kaget, aku kasih tau kalo nanti aku mau double update. Cuman, agak maleman aja ya?? Biar ada jaraknya.
Tenang, ada gak ada naena-nya kok. 😂😂 apaan dah

Dan siapkan mental kalian utk next chapternya nanti. Oke?? Semoga gak jantungan terus batal ikut lebaran. 😏😏😏

Maaf kalo ada typos, makasih udah baca, dan.. ANNYEONG~~ 😊😊

정키키  -  감사합니다

Best (Boy)Friend | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang