1.4 - ᴅᴏʏᴏᴜɴɢ ᴠs sᴇᴊᴜɴ

1.3K 178 28
                                    

Sejeong kira, hubungan dia dan Doyoung bakal memburuk setelah ucapan Doyoung yang minta balikan sama dia. Yah~ semacam bakal canggung gitu ke doi. Tapi, nyatanya enggak. Malah, Doyoung terlihat santai dan buat dia juga ngelupain masalah di hari itu.

Insiden di mana Sejun yang mulai menjauh dari dia juga gak terlalu memberatkan kembali. Bener, Doyoung itu seperti mood maker bagi dia. Pria itu bisa mengembalikan mood buruknya soal Sejun hanya dengan senyum saja. Senyum saja..

"Gue ke kelas dulu ya?" ujar Sejeong setelah turun dari motor Doyoung. Doyoung hanya mengangguk sembari tersenyum. Dan pergilah Sejeong ke kelas.

Doyoung masih ada waktu dan waktu itu gak bakal dia sia-siain begitu aja. Dia harus ketemu sama seseorang, walau seseorang itu bakal terang-terangan gak mau bicara sama dia.

Dia gak yakin di mana orang itu berada, tapi dia sempet tanya sama sohibnya, Jeon Wonwoo, dan Wonwoo bilang bahwa orang yang dia cari lagi di taman kampus. Tanpa perlu berlama-lama, Doyoung segera menemui Im Sejun.

"Sejun.. " panggil Doyoung pelan pada sosok yang sedang merokok itu. Sejun kaget saat Doyoung menghampiri dia. Dia juga bingung, ada apa ni cowok manggil dia segala. Sejun membuang puntung rokoknya dan menginjaknya.

Tanpa permisi, Doyoung duduk di bangku depan Sejun. Sejun yang sejujurnya gak suka sama Doyoung, berniat buat pergi. Tapi, Doyoung nyegah dengan tiga kata.

"Ini tentang Sejeong." ucap Doyoung. "Gue mau ngomongin sesuatu tentang Sejeong sama lo. Jadi, jangan pergi!" lanjutnya.

Sejun tersenyum miring, berbalik badan dan menatap Doyoung tajam. "Maaf, tapi lo siapa ngelarang gue buat pergi? Cuman sekedar tau nama, gak usah larang-larang gue."

Doyoung gak tinggal diam gitu aja, dia segera lari ngejar Sejun yang udah pergi ninggalin dia. Dia raih bahu Sejun dan buat Sejun berbalik lagi padanya. Sekali lagi, Sejun menatap Doyoung gak suka.

"Apa sih mau lo?!"

"Gue udah bilang, gue cuman mau ngomong sama lo dan ini soal Sejeong. Cuman sebentar! Ini gak bakal ngabisin waktu lo kalo habis ini Tuhan ngambil nyawa lo."

"Apa lo bilang?"

*** ***

Berakhirlah keduanya di sebuah cafe yang beberapa hari lalu juga dikunjungi oleh Doyoung. Keduanya hanya memesan minuman seadanya.

Hening, namun suasana di antara keduanya masih sama. Sejun yang secara terang-terangan membenci Doyoung dan Doyoung yang merasa kesal dengan sikap egois Sejun. Tak lama kemudian, Doyoung kembali bersuara.

"Sikap lo ke Sejeong akhir-akhir ini, apa lo sadar?"

"Maksudnya?" timpal Sejun seolah-olah nggak ngerti.

"Yah~ dengan sikap egois, ketus, dan bahkan bentak Sejeong di hari itu.. apa lo sadar kalo lo udah nyakitin Sejeong?"

Sejun hanya diam. Bahkan, dia dengan santai meminum minumannya. Doyoung berdecak kesal.

"Hanya karena Sejeong nolak lo, lo bersikap kek gini? Lo laki atau bukan sih? Seharusnya, lo terima kenyataan kalo emang Sejeong nolak lo. Dan lo pikir, dengan sikap lo seperti ini, Sejeong bakal bilang nerima lo sebagai pacarnya dengan tiba-tiba, begitu? Itu mah udah keterlaluan."

"Terus, lo ngarepnya Sejeong yang balikan sama lo? Begitu? Itu mah lebih keterlaluan lagi." sahut Sejun yang berhasil buat Doyoung terperanjat di tempat. Dia seperti kalah dalam sebuah permainan dengan tembakan yang dia beri, malah mengenai dirinya.

Dalam hati, Sejun berteriak senang. Dia ngerasa udah jatuhin Doyoung dengan sindirannya. Bagus.

"Tapi, gimana kalo Sejeong-nya emang masih suka sama gue?"

Best (Boy)Friend | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang