[ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ] 2.5 - sᴇʟᴇsᴀɪ

1.9K 146 72
                                    

  Dulu, jaman-jaman masih pacaran pas SMA, Doyoung pernah ada rencana buat ngerayain anniversary mereka setelah setahun pacaran sama Sejeong. Cuman, sayang, mereka putus saat belum genap setahun usia pacaran mereka. Jadi, Doyoung belum pernah ngelakuin rencana itu. Padahal, dulu dia udah nabung selama setahun kurang buat ngerayain di rooftop gitu. Yah~ ada-lah rooftop yang sering Doyoung kunjungi pas lagi sedih gitu. Sejeong mana tahu, bahkan rencananya mau dia kasih tau pas di hari h-nya. Sayang banget..

  Tapi, walau itu cita-cita udah lama, Doyoung masih pengen ngelakuin hal itu lagi. Yah~ walau harus menunggu setahun buat ngelakuin hal itu, tapi Doyoung tetap setia menunggu.

  Sebenarnya, hanya perayaan kecil. Doyoung juga masih sayang uang kali buat ngabisin duit dalam sekali waktu. Jadi, di sana dia buat makan malam kecil, namun bisa dia yakini itu merupakan makan malam yang takkan terlupakan. Kemudian, ada lampu-lampu kecil yang bakal jadi penerangan buat malam itu. Setelahnya, hal-hal kecil namun ia yakini akan membekas di hati Sejeong dia lakuin.

  Karena butuh seharian dia mempersiapkan semuanya, dia sampai rela gak ketemu Sejeong. Bahkan, dia mengabaikan pesan dari Sejeong. Gak tau deh, kalo entar si Sejeong marah atau enggak. Yang penting, perayaan malam ini harus terlaksakan dengan baik.

  Btw, rooftop itu sebenarnya milik sepupu Doyoung yang dibawahnya ada cafe gitu. Sepupu Doyoung emang baik banget deh, ngebolehin Doyoung buat sering main ke sana. Hehe..

"Selesai.. " gumam Doyoung setelah melihat semua persiapannya telah selesai. Sekarang, dia hanya perlu mempersiapkan dirinya dan kemudian menjemput Sejeong. Dia masih ada waktu 2 jam sebelum waktu yang telah ia tentukan. Semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi di malam Indah ini.

*** ***

  Di sisi lain, Sejeong sedang berbaring di ranjang empuknya. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 sore, tapi sesuatu yang sedari tadi pagi ia tunggu gak nunjukin batang hidungnya. Atau, seenggaknya mengabari dia. Sejeong jadi khawatir kalo udah gini.

  Dia bangkit dari posisinya dan duduk. Meraih ponselnya yang ada di nakas samping kasurnya. Dan entah sudah berapa kali dia menghela napas, bahkan sudah jam segini pun Doyoung gak ngabarin dia sama sekali.

"Ke mana sih dia sebenarnya? Heran deh.. "

  Kalo cewek lain bakal bersikap sok jual mahal, lain halnya dengan Sejeong. Sejeong yang gak bisa diam, kembali menelpon Doyoung. Dia berharap kali ini Doyoung mengangkat telponnya.

"Sejeong.. " alih-alih suara Doyoung yang terdengar, ini malah suara mamanya yang ada di luar kamarnya. Sejeong pun menyahut.

"Iya, ma? Ada apa?"

"Ada Doyoung di luar."

"Apa?!" sahut Sejeong takut salah dengar.

"Ada Doyoung di luar, Sayang.. " ucap ulang mamanya Sejeong.

  Sedetik kemudian, dia memutuskan sambungan telpon itu secara sepihak dan segera berlari keluar rumah. Benar, ada Doyoung dengan pakaian rapinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Best (Boy)Friend | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang