1.0 - ᴋɪsᴀʜ ᴛɪɢᴀ ᴛᴀʜᴜɴ ʏᴀɴɢ ʟᴀʟᴜ

1.4K 196 38
                                    

Saat itu, mereka baru aja pulang dari sekolah. Seperti biasa, Kim Doyoung, laki-laki berusia 18 tahun itu, akan mengantarkan sang pacar ke rumah dulu. Baru dia balik ke rumahnya.

Tapi, entah kenapa, Doyoung ngerasa ada yang aneh sama sikap Kim Sejeong, gadis berusia sama dengannya. Lebih tepatnya, seharian ini gadis itu lebih banyak menyimpan energinya yang biasanya banyak berceloteh. Sungguh! Ia sudah bertanya padahal, tapi Sejeong cuman jawab kalo dia gak ada apa-apa. Bukannya makin tenang, Doyoung malah makin khawatir.

Mereka udah sampe di depan rumah Sejeong. Sejeong turun dan memberikan helmnya pada Doyoung. Alih-alih berucap, sampai besok, Sejeong tetap di sana dan menatap Doyoung ragu. Doyoung menatapnya bingung.

"Ada apa, Jeong?" tanya Doyoung.

"Ada yang mau aku omongin." jawab Sejeong yang masih menunjukkan wajah tak tenangnya.

"Ya udah.. mau ngomong apa?"

Untuk beberapa saat Sejeong masang wajah yang sulit ditebak, bagi Doyoung. Berikutnya, dia menarik napas dalam-dalam.

"Kita putus, ya?" deg.. Sejeong bilang apa tadi?

"Hah? Aku enggak salah denger? Kamu minta putus?" timpal Doyoung sangking gak percayanya.

"Enggak kok. Kamu gak salah denger." ujar Sejeong yang sekarang masang wajah biasanya. Seakan tak merasakan sesuatu yang salah sama ucapannya tadi.

"Alasannya?" tanya Doyoung.

"Harus pake alasan ya?"

"Yaa semua pasti ada alasannya, kayak permintaan kamu ini. Gak mungkin kalo gak ada alasannya."

Di sisi lain, Doyoung coba mengingat apakah akhir-akhir ini dia berbuat salah sama Sejeong. Tapi, kalo diingat-ingat malah Sejeong gak pernah tuh nunjukin kekecewaan dia. Malah Sejeong keliatan masih bahagia sama dia. Terus, alasannya apa? Sumpah.. Doyoung gak ngerti.

"Aku.. pengen fokus ke studi aku."

"Jadi, maksud kamu, selama ini sama aku kamu gak fokus gitu sama belajar kamu."

"Bukan itu, maksud aku.. yah~ pengen lebih fokus aja. Aku gak mau waktu aku terbagi dan akhirnya nanti bakal buat aku nyesel. Aku gak mau bagiin waktu buat belajar sama kamu. Aku pengen salah satunya."

Kedengarannya alasan yang biasa bagi seseorang buat minta putus dari pacarnya. Namun, sebenarnya, Sejeong punya alasan lain lagi kenapa dia minta putus dari Doyoung.

"Kenapa harus gitu?" tanya Doyoung lagi. Kayaknya dia masih belum terima dengan permintaan Sejeong saat ini.

"Aku pengen kita putus secara baik-baik. Aku mohon.. "

"Tapi-- "

"Udah ya? Please, terima keputusan aku ini. Aku pergi.. "

Dengan tanpa salam perpisahan, Sejeong udah masuk ke dalam rumahnya. Ninggalin Doyoung yang.. yang intinya masih belum nerima dengan apa yang baru terjadi sama dia ini. Hah~

*** ***

Keesokan harinya, tidak seperti biasa, Sejeong dianter sama mamanya. Dia berangkat lebih pagi. Takut nanti kalo berangkat kayak biasanya, malah ketemu Doyoung.

"Nanti kalo udah mau pulang, telpon mama ya?" ujar mamanya Sejeong.

"Iya.. "

Berikutnya, mobil itu melaju meninggalkan Sejeong yang sekarang mulai masuk ke sekolahnya. Dalam perjalanan ke kelas, banyak hal yang mengganggu pikiran gadis itu. Salah satunya Doyoung. Bagaimana kalo nanti dia berpapasan sama Doyoung, mengingat mereka sekelas? Bagaimana kalo ada tugas kelompok dan mereka ada di satu kelompok? Bagaimana kalo Doyoung tiba-tiba ngajak dia ngomong, walau sebagai teman sekelas? Atau, bagaimana lagi kalo.. Doyoung ngajak dia balikan? Hah~

Best (Boy)Friend | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang