1.2 - ᴀᴅᴀ ᴅɪ sɪsɪ sᴇᴊᴇᴏɴɢ

1.3K 190 8
                                    

Kelas Sejeong udah selesai dan sekarang dia, bareng Yerin, lagi ke kantin buat ngisi perut. Udah laper sejak tadi. Dan dalam perjalanan ke kantin, mereka ngobrol soal hubungan Yerin sama Rowoon.

"Yah~ gimana? Aku sih cukup peka sama sikap Rowoon selama ini. Tapi, dia gak ada langkah maju lagi. Ya udah, aku tungguin aja kali ya?" jelas Yerin saat ditanya bagaimana kelangsungan hubungannya dengan Rowoon oleh Sejeong.

"Tapi, lo suka sama dia?" tanya Sejeong lagi.

"Suka sih.. anaknya cukup perhatian. Tapi, ngeselinnya dari dia suka molor waktu. Pernah nih, niatnya mau keluar bareng. Aku udah siap-siap di rumah, tinggal nungguin dia. Eh.. pas aku telpon, dia kayak baru bangun tidur. 'Kan ngeselin. Apalagi, aku milih baju tuh hampir sejam-an demi dia." ujar Yerin yang cerita gimana pengalaman kencan pertama dia sama Rowoon dulu. Yah~ Tuhan emang maha adil. Rowoon ganteng, tapi buruknya suka molor waktu. Untung Yerin sabar jadi cewek.

"Haha.. ya udah sih, Rin. Bukannya lo pernah cerita dia anak kos terus sering kerja paruh waktu? Mungkin dia lagi cape pas itu." bela Sejeong.

"Iya sih.. emang sehari sebelumnya dia emang padetnya kerja paruh waktu. Aku juga pernah bilang gak usah maksa kalo emang cape, tapi dia maksa."

"Terus?"

"Yaa gak terus-terusan. Dia malah kek orang yang hiperaktif gitu. Gak kenal cape."

"Beruntung lo punya cowok kek Rowoon."

"Calon kali. Hehe.. "

Gak kerasa, mereka udah sampe di kantin. Niatnya mau langsung ke tempat makan, tapi Sejeong menangkap seorang Im Sejun yang lagi ngobrol bareng sama anak-anak sefakultas dia. Dan salah satunya ada Wonwoo, temen SMA dan sohibnya Doyoung juga.

"Rin, lo duluan aja. Tiba-tiba gue ada urusan." ucap Sejeong yang tanpa basa-basi langsung pergi ninggalin Yerin.

"Eh.. mau ke mana, Jeong?" seru Yerin sedikit berteriak. Tapi, seketika, dia paham ke mana perginya Sejeong. Berikutnya, dia berdoa dalam hati agar Sejeong dan Sejun segera berbaikan.

Sejeong udah berdiri di dekat meja tiga cowok itu duduk. Lagi asik-asiknya bercanda, salah satu dari mereka yang tahu keberadaan Sejeong, menyenggol Wonwoo.

"Eh.. Sejeong, ada apa? Nyariin Sejun ya?" seru Wonwoo yang berhasil buat Sejun mengalihkan pandangannya pada Sejeong. Tapi, bukannya wajah ceria seperti biasa, Sejun nunjukin wajah masam dan kembali sibuk dengan makanannya.

Wonwoo dan Kogyeol yang gak tau apa-apa, cuman diam aja. Takut merusak suasana yang mereka yakini ada sesuatu yang buruk di antara dua sahabat itu.

"Sejun, gue mau ngomong sebentar sama lo." ujar Sejeong tanpa basa-basi.

"Gak bisa. Gue lagi sibuk." jawab Sejun bohong. Dia cuman gak mau dindingnya roboh hanya karena Sejeong.

"Gak lama kok. Paling bentaran doang. Ayo~ "

"Lo kok maksa sih?! Gue udah bilang, gue sibuk! Gak bisa diganggu!! Paham gak?!"

Rasanya menyakitkan mendengar Sejun, untuk pertama kalinya, bentak dia. Jadi, Sejun marah sama dia? Kecewa juga sama dia? Hah~

"Jun.. "

Detik kemudian, Sejun pergi ninggalin meja tersebut. Dia sudah merasa muak karena sosok itu kembali muncul. Wonwoo dan Kogyeol yang masih polos, alias gak tau permasalahannya apa, cuman ikut ngejar Sejun. Sebelum itu, mereka sempet pamitan sama Sejeong.

Sejeong masih diam di tempat. Gak peduli dengan tatapan orang-orang yang ada di sana. Berikutnya, Yerin datang hampirin dia.

"Sejeong, kamu gak papa?" tanya Yerin khawatir. Ia rangkul bahu Sejeong dan mengusapnya pelan. Dia juga kaget pas denger Sejun teriak tadi. Ya Tuhan~ Sejun..

Sejeong masih ngerasa shock. Dia gak tahu mesti gimana sekarang. Karena, rasa takut muncul kalo Sejun bakal ninggalin dia.

*** ***

Lima menit yang lalu, Doyoung ditelpon sama Yerin, pake ponselnya Sejeong. Minta buat nemenin Sejeong yang lagi ada di cafe depak kampus. Karena, tiba-tiba Yerin ada urusan keluarga. Jadi, gak bisa nemenin Sejeong lebih lama. Untungnya sih, Doyoung udah gak ada kelas. Jadi, bisa pergi nemuin Sejeong.

Sesampainya di cafe yang dikasih tau Yerin, Doyoung segera mengedarkan pandangannya dan mencari sosok itu. Ketemu! Berikutnya, dia segera hampirin Sejeong yang sedang menyembunyikan wajahnya dibalik lipatan kedua tangannya di atas meja. Di meja itu memperlihatkan dua minuman di sana.

"Sejeong.. ini gue, Doyoung." ucap Doyoung yang sudah duduk di depan kursi Sejeong yang kosong.

Tapi, panggilan Doyoung gak segera digubris oleh Sejeong. Sejeong masih dengan posisi yang sama.

"Sejeong.. lo gak papa, 'kan?" tanya Doyoung mulai mengkhawatirkan Sejeong.

Sekali lagi, gak ada respon dari Sejeong, malah Doyoung dapatin suara isakan tangis dari sosok itu. Tunggu.. Sejeong nangis?

Detik kemudian, Doyoung berpindah tempat duduk ke sebelah kanan Sejeong. Ia tepuk punggung Sejeong pelan. Ia kembali mencoba memanggil Sejeong.

"Jeong, jangan nangis! Gue jadi bi-- " deg..

"Young!! Gue gak mau kehilangan Sejun. Sumpah! Dia udah gue anggap kek saudara gue sendiri, Young. Gimana ini?"

Sejeong memeluknya. Menangis dalam pelukannya. Dan meninggalkan perasaan campur aduk dalam diri Doyoung. Iya sih, seneng dia dipeluk Sejeong. Tapi, dia juga bingung dengan apa yang dikatakan Sejeong. Sejun, emang kenapa sama dia?

"Jeong.. euh, udahin dulu ih nangisnya. Terus, baru cerita yang jelas sama gue. Ini.. gue-nya gak paham. Emang, Sejun mau ke mana?"

Sejeong pun menuruti ucapan Doyoung. Ia lepaskan pelukan itu dan mengusap air matanya, dibantu dengan Doyoung juga.

"Udah lega belum? Kalo belum, minum tuh jusnya."

Tanpa bantahan, Sejeong segera menegak jus stroberinya. Seperempatnya dia minum. Sekarang, dia udah lebih mendingan.

"Young.. "

"Apa?"

"Kayaknya, Sejun marah deh sama gue. Buktinya aja, dia gak mau gue ajak ngobrol. Dan lebih parahnya lagi, dia bentak gue. Gue gak marah sih, karena gue cukup paham kenapa dia bisa sampe ngebentak gue. Tapi, dia tuh gak jelas. Gak mau nyelesain masalah. Malah ngehindar. Kayaknya, dia bener-bener kecewa sama gue."

Sekarang, Doyoung paham kenapa Sejeong menangis seperti tadi. Jadi, ini karena Sejun. Dan, apa tadi? Sejun marah pada Sejeong. Ya Tuhan~ apa hanya karena ditolak, sikap pria itu jadi berubah? Hah.. kenapa dia jadi ikut sebal begini?

"Gue gak tahu Young harus berbuat apa sekarang. Gue bingung.. gue gak mau kehilangan Sejun." ujar Sejeong kembali yang bersiap akan menangis. Dan mengetahui gadis itu akan kembali menangis, Doyoung segera menarik tubuh itu untuk ia peluk. Tangan kirinya meraih punggung Sejeong dan tangannya yang lain mengelus puncak kepala Sejeong, sekedar memberikan kehangatan. Ia tak tega melihat betapa rapuhnya Sejeong saat ini. Ia jadi ikut sedih.

.
.
.
.
.
To Be Continue ... ... ...

Maafkan diriku yang ngaret.. Maaf~~

Tenang, aku gak lagi buka sesi curhat kok. 😂😂 lagi males juga..

Maaf kalo ada typos, makasih udah baca, dan.. ANNYEONG~~ 😊😊

정키키 - 감사합니다

Best (Boy)Friend | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang