Gaegyeong, ibu kota Goryeo...
Yu Ri POV
Kegelapan malam yang tak mampu menyembunyikan sepenuhnya membuatku terpaksa mengendap-endap diantara dinding-dinding perumahan penduduk. Aku harus memastikan tidak ada yang mengikutiku. Tidak boleh yang ada melihatku. Malam belum surut. Masih banyak yang berseliweran di jalanan termasuk pasukan pengawal kerajaan. Siapapun bisa mengenaliku. Karena itu aku harus ekstra hati-hati. Tempat yang aku tuju adalah sebuah tempat yang tidak seharusnya didatangi oleh Kwon Yul jika tidak ingin rahasia yang susah payah aku simpan selama bertahun-tahun terbongkar.
Aku berhenti di sebuah rumah yang lebih besar dari yang lain. Rumah itu tampak kokoh dengan pagar batu yang mengelilinginya. Mungkin jika ada orang yang melihatku saat ini akan mengira aku adalah pencuri. Aku bukan pencuri. Ini adalah rumahku. Hanya saja aku tidak lagi terdaftar sebagai anggota keluarga. Masalah yang terlalu rumit bahkan untuk diingat. Bisa dikatakan penyebab utama yang membuat aku tidak lagi menjadi anggota keluarga adalah karena aku terlahir sebagai wanita.
Goryeo adalah tempat yang sangat kejam untuk wanita. Jika sebuah keluarga tidak memiliki uang, tidak memiliki kekuasaan, maka keluarga itu harus merelakan para wanita di keluarga mereka untuk di kirim ke Yuan sebagai budak, gundik, atau apapun itu. Jika tidak, maka mereka akan dibunuh. Hal itulah yang nyaris terjadi padaku dan Eommoni. Saat itu aku masih sangat muda. Semenjak Aboeji meninggal, Eommoni yang bertanggung jawab terhadap segalanya. Kami tidak sanggup membayar upeti. Aku, Eommoni, dan adikku yang masih bayi harus meninggalkan rumah dan bersembunyi dari tentara Yuan. Kami tersesat di hutan. Adikku terus menangis karena kelaparan. Dan saat itu pertolongan datang.
Aku ingin menjadi prajurit seperti Aboeji.
Aku ingin tangguh seperti Aboeji agar aku bisa melindungi Eommoni dan Soo Jung. Aku ingin melindungi mereka agar kami tidak harus melarikan diri. Aku ingin menjadi seperti Aboeji. Sebuah keinginan tak masuk akal dari seorang bocah polos namun justru menyelamatkan kami semua. Kami tidak perlu lari lagi.
"Kau... Siapa kau?" Eommoni yang sepertinya akan pergi tidur kaget saat aku masuk begitu saja ke dalam kamarnya. "Apa kau pencuri?"
Aku menurunkan penutup wajahku. "Eommoni, ini aku."
"Yu Ri-ah?" Eommoni bangkit dari tempat duduknya lalu menghambur ke arahku. "Aigoo.."
Eommoni menyeretku untuk duduk di hadapan sebuah meja kecil.
"Anak nakal!" Wanita tua itu memukul bahuku pelan. Tapi aku meringis untuk membuatnya senang. "Setelah lama tidak mengunjungiku, kau membuatku kaget dengan cara seperti ini. Aku benar-benar berpikir kau adalah pencuri tadi. Aigoo.. Anak nakal ini!"
"Tidak ada yang boleh melihatku kemari." Aku menanggapinya dengan senyuman kecil. Eommoni, aku senang aku dapat membuatnya hidup lebih baik. Aku mungkin tidak bisa menjaganya seperti yang Aboeji lakukan dulu. Setidaknya ia tidak perlu mencemaskan apapun lagi sekarang.
"Bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah makan?" Aku memang berpikir tidak ada lagi yang perlu dicemaskan oleh Eommoni. Namun kenyataannya hal yang paling membuat Eommoni cemas adalah aku. Merelakan putrinya hidup jauh darinya merupakan hal yang paling berat bagi Eommoni. Ia selalu merasa bersalah padaku meskipun aku tidak pernah menyalahkannya atas apapun.
"Aku makan tiga kali sehari dan makanannya sangat enak." Ujarku meyakinkannya. "Oh, ya! Aku datang untuk meminta ramuan obat yang biasa. Apa masih ada?"
"Bukan untuk menjengukku?" Ia menyipitkan sebelah matanya dan mengarahkan tatapan pura-pura marahnya padaku.
"Tentu saja juga untuk menjenguk Eommoni."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Tae
Fanfiction"Kau tidak pernah menyentuhku, apa ada yang salah? Apa kau tidak menyukaiku?" "Pernikahan ini bukan tentang suka atau tidak suka, tapi tentang politik." "Aku tahu itu. Tapi apakah kau tahu betapa sakitnya saat suamimu sedikitpun tidak tertarik padam...