The Secret of Wang Tae

715 135 15
                                    

Terkadang, saat aku merasa lelah dengan ini semua, aku ingin melarikan diri ke tempat yang sangat jauh. Namun bagaimana jika tempat paling jauh yang bisa ku jangkau hanyalah satu langkah di belakangnya.

Mengaguminya diam-diam adalah kesalahan terbesar yang pernah ku lakukan.

-Wang Tae-

Tae Yeon melepas mahkotanya lalu membanting benda kecil itu kelantai begitu ia tiba di kediamannya. Ia terlihat sangat marah dan kesal. Tempat yang kosong membuat ia leluasa mengumpat sesuka hatinya. Hanya ada ia dan Yu Ri di tempat itu. Tae Yeon memang tidak pernah membiarkan dayang ataupun kasim masuk lebih jauh ke paviliunnya. Ia bahkan sudah seperti itu bahkan sebelum menjadi putera mahkota.

"Sial! Harusnya aku menyingkirkannya dari awal!" Umpat Tae Yeon. Merasa belum puas dengan kemarahannya, Tae Yeon mengambil mahkota itu kemudian membantingnya sekali lagi. "Harusnya aku melarikan diri daripada membiarkan benda terkutuk itu terus menekan kepalaku!"

Tidak cukup hanya dengan membanting mahkotanya, Tae Yeon pergi ke sudut ruangan dimana meja makannya berada lalu membalik meja itu beserta kursi-kursinya. Suara keras barang-barang yang ditendang dan dicampakan memenuhi ruangan. Namun tidak cukup terdengar hingga bagian luar paviliun dimana para pelayan berada.

Apa yang terjadi hari ini membuat Tae Yeon tidak bisa lagi menahan emosinya. Mi Young bahkan sudah berani mengambil tindakan yang mempermalukan dirinya sendiri. Memanggil Yu Ri ke tempatnya hanya memperburuk gunjingan orang-orang.

Yu Ri tidak mengadu pada Tae Yeon. Setelah diberitahu bahwa Mi Young ingin bicara dengannya, Yu Ri langsung datang. Tae Yeon justru mendengarnya dari cerita orang-orang. Tentang kecemburuan Mi Young. Tentang kebenaran bahwa Tae Yeon menyukai sesama namja, yaitu Yu Ri.

Sepuluh tahun lamanya Tae Yeon menahan diri. Ia mengatakan apa yang bertentangan dengan hatinya. Ia melakukan apa yang tidak diinginkannya. Sepuluh tahun lamanya ia memperlakukan Mi Young dengan kejam. Keadaan tidak semakin membaik, justru memburuk. Mi Young masih menyukai Tae Yeon. Lalu bagaimana dengan dirinya? Apa yang ditahannya selama ini justru mencekiknya dengan lebih kuat.

Lelah membanting barang-barang, Tae Yeon terduduk di lantai. Ia menatap Yu Ri dengan tatapan memohon. "Yu Ri-ah! Aku tidak tahan lagi. Tolong selamatkan aku!"

"Tae Yeon-ah!" Yu Ri berjongkok di depan Tae Yeon. "Bisakah kau hentikan ini? Bahkan melihatnya saja membuatku merasa sedih."

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tae Yeon meraih kedua lengan baju Yu Ri dan bergantung disana. "Perasaannya padaku tetap tidak berubah setelah sepuluh tahun lamanya aku memperlakukannya dengan kejam. Apa lagi yang harus ku lakukan agar ia berhenti menyukaiku?"

"Dengan terus berusaha menyakitinya, kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri, Tae Yeon-ah!" Ujar Yu Ri.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Tae Yeon sekali lagi. Ia menundukkan kepalanya saat air matanya mulai jatuh. "Haruskah aku mati saja? Agar ia tidak perlu menderita lagi."

***

Tae Yeon memiliki kebiasaan baru setiap malamnya. Setelah mengetahui Mi Young suka bermain gayageum di malam hari, ia selalu datang ke pinggir kolam sekedar untuk mendengarkan. Tapi malam ini, Mi Young tidak ada. Tae Yeon berdiri di pinggir kolam menatap tempat yang kosong dalam keheningan.

Ini sudah berjalan nyaris satu tahun. Tidak ada yang berubah. Terkadang ia berpikir apakah dirinya kurang keras terhadap Mi Young hingga gadis itu sedikitpun tidak membencinya. Dan terkadang lagi Tae Yeon justru meringis dalam hati tiap kali melihat wajah terluka Mi Young. Ia hanya mencoba menutup matanya rapat-rapat agar bisa bersikap lebih kejam lagi.

Wang TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang