Aku tidak tahu mengapa aku seperti ini. Aku bukan manusia. Apa aku sejak awal memang bukan manusia? Lalu siapa aku?
-Kwon Yul-
Kabar tentang keributan yang menyebabkan Mi Young nekat ingin bunuh diri akhirnya sampai ke telinga YoonA. Tidak butuh waktu lama. Malam itu juga YoonA langsung pergi ke Daejojeon untuk menghajar Tae Yeon. Ia mungkin akan membunuh raja itu begitu tiba disana. Kebetulan pedangnya sudah lama tidak dilumuri oleh darah.Tadinya YoonA merasa senang karena hubungan antara Tae Yeon dan kakak sepupunya mulai membaik. Terlebih diadakan upacara malam pertama resmi di istana. Ia sudah membayangkan akan memiliki seorang keponakan yang lucu tak lama lagi. Kemudian ia justru dibuat kaget dengan kabar yang didengarnya belakangan. Tentang pertengkaran hebat antara Tae Yeon dan Mi Young. Mi Young bahkan nyaris saja bunuh diri. Ia menjadi sangat geram. Ia ingin sekali mematahkan Tae Yeon menjadi dua bagian.
Setibanya di depan kediaman Tae Yeon, YoonA berpapasan dengan Yu Ri yang baru saja keluar untuk istirahat. Ia melampiaskan kemarahannya terlebih dahulu pada Yu Ri.
"Ya! Suruh rajamu keluar!" Perintahnya pada Yu Ri sambil berkecak pinggang. Ia memelototi Yu Ri agar terlihat garang, namun Yu Ri malah tersenyum melihatnya.
"Biar saya tebak! Anda datang untuk membunuh Jeonha!" Ujar Yu Ri sambil menahan tawanya.
"Nah, sepertinya kau sudah tahu." YoonA tidak hanya memelototi Yu Ri, tapi juga semua yang ada disana. Dan tak satupun yang terlihat takut. Ia tidak tahu apakah keganasannya mulai meredup karena akhir-akhir ini ia banyak melamun.
"Kemarilah, Janggun!" Yu Ri melingkarkan lengannya di bahu YoonA seolah mereka sangat akrab, lalu membawa gadis itu ke tempat yang sedikit jauh dari orang-orang. "Apa anda sudah menemui kakak sepupu anda itu? Jika anda merasa khawatir karena mendengar cerita yang beredar, bukankah seharusnya anda mendatangi kakak sepupu anda terlebih dahulu untuk melihat kondisinya?"
"Aku akan menemuinya nanti setelah memenggal kepala si pendek itu!" Dengus YoonA kesal.
"Kalau begitu..." Yu Ri membawa YoonA semakin jauh. "Bagaimana jika menemani saya minum-minum?"
***
"Bagaimana? Sudah merasa lebih baik?" Tanya Yu Ri pada YoonA.
Keduanya sedang berjalan-jalan di pusat kota. Kebetulan sedang diadakan festival bulan purnama sehingga meski langit ditutupi awan tebal, banyak orang berseliweran di jalanan untuk merayakannya. Bahkan ada beberapa pendatang yang sengaja mampir untuk menonton pertunjukan drama musikal atau sekedar melihat-lihat saja. Jalanan sudah ramai seperti pasar. Seluruh orang sepertinya keluar dari rumah mereka. Tua, muda, bangsawan, dan rakyat jelata. Semuanya tampak bersenang-senang.
"Aku masih akan membunuh si pendek itu begitu kita kembali nanti." Jawab YoonA dengan wajah cemberut. Ia mengulum permen yang dibelikan Yu Ri padanya sebagai sogokan.
"Setidaknya temui dulu Jungjeon Mama sebelum kau melakukannya." Yu Ri memberikan saran. "Saya yakin anda akan berubah pikiran."
"Ck!" YoonA mendengus. Permennya sudah hampir habis. "Daripada kau mencemaskan Jeonha-mu, bukankah lebih baik kau mencemaskan dirimu sendiri? Keluar seperti ini, apa kau baik-baik saja?"
Yu Ri menghentikan langkahnya. Ia tahu persis apa yang dimaksudkan oleh YoonA. Bukan tentang ia yang meninggalkan Tae Yeon tanpa pengawalan, atau dirinya yang meninggalkan tugasnya di istana. Ini tentang hal lain. Dirinya sendiri.
"Tidak perlu mengkhawatirkan saya, Janggun. Saya bisa mengendalikannya." Jawab Yu Ri dengan tangan terkepal. Sebenarnya ia tidak begitu yakin. Ia hanya ingin menjadi manusia biasa seperti dulu. Ia tidak ingin menjadi monster mengerikan yang memakan orang-orang. Bahkan saat ini, perutnya bergejolak tiap kali ada seorang pria dewasa yang berada dalam jangkauan inderanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Tae
Fiksi Penggemar"Kau tidak pernah menyentuhku, apa ada yang salah? Apa kau tidak menyukaiku?" "Pernikahan ini bukan tentang suka atau tidak suka, tapi tentang politik." "Aku tahu itu. Tapi apakah kau tahu betapa sakitnya saat suamimu sedikitpun tidak tertarik padam...