One Step Closer

787 128 32
                                    

Apa aku tidak normal karena menyukai sesama yeoja? Tidak. Aku tidak pernah menyukai sesama yeoja. Aku tidak pernah menganggap mereka menarik atau sekedar cantik. Aku hanya memberikan hatiku padanya. Karena sejak awal, ia adalah milikku.

-Wang Tae-

"Dia sakit?" Tae Yeon berdiri dari singasananya setelah mendengar apa yang Yu Ri laporkan.

Ia baru saja selesai menandatangani petisi di ruangannya saat Yu Ri datang dan memberitahu bahwa Mi Young sakit. Sebenarnya ia merasa bersalah atas apa yang ia katakan terakhir kali pada gadis itu. Ia sengaja berbohong untuk melanjutkan sikap dinginnya selama ini. Padahal ia tahu Mi Young mendapat tekanan dari ibu tirinya. Ia mungkin bisa menghindari Daebi dengan cara bersikap tak acuh. Tapi Mi Young tidak. Sebagai pimpinan tertinggi istana dalam, perkataan Daebi adalah perintah yang tidak bisa ditolak oleh Mi Young.

Apalagi Mi Young jatuh sakit setelahnya. Ia merasa bersalah karena sudah terlalu keras pada gadis itu. Awalnya ia hanya berniat agar Mi Young berhenti menyukainya. Ia sama sekali tidak ingin Mi Young tertekan hingga jatuh sakit seperti ini.

"Tadi aku melihat tabib baru saja datang dari kediamannya. Katanya Jungjeon Mama sakit." Yu Ri menjelaskan. "Demamnya tinggi sekali. Mereka sudah menyiapkan obat untuknya. Tapi mereka tetap akan memantau kondisinya satu dua hari ini."

Mendengar tabib sudah memeriksa Mi Young, tetap tidak bisa membuat Tae Yeon berhenti khawatir. "Ayo kita lihat dia!"

Bersama dengan Yu Ri, Tae Yeon pergi ke kediaman Mi Young untuk melihat keadaannya. Ia merasa sangat bersalah pada Mi Young. Karena itu ia ingin sedikit menghibur gadis itu. Mungkin dengan kehadirannya disana, Mi Young bisa merasa lebih baik. Setidaknya itulah yang ia harapkan.

Mi Young sedang berbaring di ranjang, sepertinya tidur. Wajahnya pucat dan peluh terus menetes dari dahinya. YoonA berada disana menjaga kakak sepupunya itu.

"Jeonha!" Sapa YoonA saat melihat kedatangan Tae Yeon. Ia menyebutnya dengan hormat karena tidak lagi merasa kesal. Yang ia ketahui adalah Tae Yeon dan Mi Young sudah berbaikan bahkan mengabiskan malam bersama. Ia tidak tahu cerita sesungguhnya. Mi Young tidak mengatakan apapun padanya.

"Bagaimana keadaannya?" Tae Yeon mendekati Mi Young dan langsung duduk di sisi ranjangnya. Ia menyentuh dahi Mi Young lalu menjadi semakin khawatir karena terasa panas sekali. "Sejak kapan dia seperti ini?"

"Eonni mengatakan ia tidak enak badan pagi ini. Demamnya semakin tinggi sejak itu. Tabib sudah memeriksanya dan mengatakan bahwa ia hanya demam biasa. Mungkin kelelahan. Mereka sudah memberikannya obat tadi. Tabib akan kembali lagi besok untuk memantau perkembangannya." YoonA menjelaskan. "Lain kali, jika kalian melakukannya lagi, jangan terlalu berlebihan. Yaah, hanya saran saja. Mungkin karena dia belum terbiasa. Ku harap Jeonha bisa sedikit menahan diri."

Tae Yeon tidak menanggapi perkataan YoonA. Ia hanya duduk diam menatap Mi Young sambil sesekali merapikan rambutnya yang berantakan. Mi Young terlihat sangat tersiksa sekali dengan demamnya.

Melihat Tae Yeon yang perhatian pada Mi Young, YoonA ikut merasa senang. Seandainya sejak dulu Tae Yeon bersikap seperti itu, YoonA tidak akan merasa kesal padanya. Sebenarnya YoonA bukanlah orang yang gampang tersulut emosinya. Ia hanya tidak tahan jika orang yang ia sayangi disakiti. Dulu ia begitu marah pada Tae Yeon karena Raja Goryeo itu telah menyia-nyiakan kakak sepupunya. Kini ia tidak marah lagi. Toh hubungan Tae Yeon dan Mi Young sudah mulai membaik.

YoonA bangkit lalu mendekati Yu Ri. Ia menarik gadis yang menyamar sebagai laki-laki itu untuk mengikutinya. "Ayo! Aku akan mentraktirmu makanan enak."

Wang TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang