The Deathly Duel

756 129 37
                                    

Aku terlahir dengan pedang di tanganku. Sebuah pedang pusaka dari Gunung Jiri. Lebih tajam dari pedang manapun dan tentunya sangat mematikan. Terkadang, aku mendengar pedang itu berbisik padaku, "Bunuh dia!"

-Im YoonA-


Berita tentang malam pertama Wangseja menyebar dengan cepat. Itu adalah hal yang biasa terjadi karena kamar malam pertama biasanya berdinding tipis hingga para dayang yang berjaga di luar bisa mendengar suara sekecil apapun di dalam sana. Mi Young langsung menjadi bahan olok-olokan seisi istana. Beruntung rombongan perdana menteri sudah kembali kemarin begitu acara usai. Jika tidak, hal ini mungkin akan memicu ketegangan antara Yuan dan Goryeo.

Ini tentang Mi Young yang menangis karena diacuhkan oleh Seja di malam pertama mereka. Orang-orang sibuk bergosip dan mengatakan bahwa Putri Yuan ternyata hanya cantik saja, tapi tidak mampu mengambil hati Seja. Ada pula gosip lain yang mengatakan bahwa Seja masih terlalu muda untuk menikah. Seja terlalu lugu dan polos hingga tidak merasakan getaran apapun saat ada seorang wanita cantik tidur di sebelahnya. Mereka mengatakan bahwa Seja belum cukup dewasa untuk menikah.

Berita itu terdengar hingga ke telinga YoonA. YoonA yang memutuskan tinggal untuk menjaga Mi Young karena mengkhawatirkan kakak sepupunya itu marah besar mendengar gosip yang beredar. Apalagi itu bukan sekedar gosip melainkan kebenaran. Mendengar apa yang terjadi, YoonA datang menemui Mi Young untuk menanyakannya. Dan ia mendapati wajah kakak sepupunya itu bengkak karena menangis.

"Aku akan menghajar si pendek itu!" Kata YoonA dengan amarah yang menggebu-gebu. Ia tidak suka ada yang memperlakukan keluarganya dengan semena-mena. Terlebih jika itu adalah Mi Young, seorang kakak yang sangat disayanginya. Selama ini Mi Young jarang sekali menangis, kecuali jika ia merasa sangat sedih. Meski Mi Young selalu dimanja dan hidup dengan nyaman, Mi Young bukanlah orang yang mudah menangis atau menggunakan air matanya sebagai senjata untuk mendapatkan simpati orang lain. Jika Mi Young sampai menangis, itu artinya dia benar-benar terluka.

"YoonA-ah!" Mi Young bangkit untuk mengejar YoonA. Ia menahan ujung lengan YoonA agar gadis itu tidak bisa kemana-mana. "Kau mau apa?"

"Jika eonni penasaran, ikut saja dan lihat sendiri." YoonA sepertinya tidak bisa dihentikan. Ia terus berjalan meski Mi Young berusaha menahannya. Alhasil justru Mi Young yang ikut terseret langkah YoonA.

"Ya! Itu tidak perlu! Kita bicarakan saja dulu. Eoh?" Mi Young berusaha membujuk YoonA. Mereka sudah keluar dari paviliun Mi Young dan YoonA sepertinya tidak berencana untuk menghentikan langkahnya.

YoonA tidak mengindahkan Mi Young. Ia merasa benar-benar kesal pada Wangseja. Dengan membuat Mi Young menangis, Seja tidak hanya bersikap tidak hormat pada gadis yang baru dinikahinya. Putra Mahkota Goryeo itu juga tidak menghormati Yuan.

"Aku mohon Im YoonA, hentikan! Banyak orang yang melihat!" Mi Young yang masih terseret oleh langkah YoonA merasa malu dengan pandangan orang-orang. Setelah gosip yang menyebar, ia malah memancing keributan dipagi hari begini. Orang-orang tidak hanya akan menganggapnya istri tidak berguna yang tidak bisa mengambil hati suaminya sendiri. Mereka akan mulai bergosip bahwa Mi Young yang tidak kompeten mengadu pada sepupunya untuk memberi pelajaran pada Wangseja.

Bukannya YoonA tidak menyadarinya. Gadis itu bisa melihat pandangan orang-orang pada mereka. Mereka menghina. Merendahkan. Justru itu membuat YoonA semakin kesal. Ternyata yang tidak menghormati Yuan bukan hanya Wangseja seorang. Seisi istana juga begitu. Mereka seolah menjadi bahan olok-olokan disini.

YoonA berjalan terus hingga tiba di paviliun Wangseja. Ia berdiri di depan pintu masuk tempat para pengawal berjaga lalu berteriak tanpa rasa hormat. "YA! WANG TAE, KELUAR KAU!"

Wang TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang